VIII. SURRENDER

18 2 6
                                    

Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.

***

HAPPY READING

***

Suasana di rumah Leon sedang tidak baik-baik saja. Keadaan di ruang keluarganya begitu hening, membuat suasana terasa sangat menegangkan.

Leon menatap ke arah depan dengan tatapan kosong, seakan-akan tidak ingin menatap Ayahnya yang sedang menatap tajam ke arahnya.

Kejadian semalam saat mereka berada di rumah neneknya benar-benar membuat Ayah Leon marah besar.

"Kamu pernah denger Ayah ngomong yang ga pantas di depan kamu?"

"Sering, banget,"

"Pernah Ayah ajarin kamu ga sopan sama orang yang lebih tua?"

"Pernah, secara ga langsung,"

"Ayah ga pernah nge—didik kamu seperti ini, Leon,"

"Nge—didik aja enggak,"

Jangan berpikir Leon berani mengatakan itu semua secara langsung, ia hanya mengatakannya dalam hati. Melawan Ayahnya bukanlah pilihan yang benar.

"Ayah bener-bener ga tau lagi gimana caranya bikin kamu paham. Udah berapa kali Ayah minta kamu untuk selalu menjaga ucapan kamu? Kamu ga bisa ngomong seenaknya kayak gitu,"

"Jadi, orang yang lebih dewasa boleh ngomong seenaknya sama orang lain?" tanya Leon menatap penuh ke arah Ayahnya.

"Enggak, ga kayak gitu. Kamu ngomong kasar sama Tante Nara di depan Nenek sama Kakek, kamu-"

"Tante Nara yang duluan, Yah. Leon ga ada nyenggol-nyenggol dia, dia aja yang tiba-tiba ngatain Leon," potong Leon tidak terima saat sang ayah tampak lebih berpihak kepada orang lain.

"Leon masih bisa tahan waktu dia bilang Leon anak nakal dan semacamnya, tapi Leon ga terima dia bilang Leon suka main cewek. Leon ga kayak gitu, Yah," hampir saja bulir bening jatuh di pipi Leon saat mengatakan itu.

Leon ingin Ayahnya tahu bahwa dia tidak seperti yang dikatakan oleh Tante Nara, Ibu Gabriel.

"Semua keluarga kita tau bagaimana hebatnya Gabriel dalam akademik dan non-akademik. Dan kamu bilang sama kakek kamu ngikutin jejaknya Gabriel, padahal mereka semua tau gimana sifat kamu sekarang. Kamu ngerokok, Gabriel enggak, kamu keluar masuk bk, Gabriel enggak, Gabriel unggul, kamu enggak, kamu selalu keluar larut malam, Gabriel enggak. Jadi, jejak apa yang kamu ikutin dari Gabriel? Itu yang bikin mereka marah dan ga terima, Gabriel ga kayak gitu" ujar Ibu Leon lembut berharap Leon paham apa kesalahannya.

Leon yang mendengar penuturan ibunya hanya tersenyum miris. Apa yang dilakukan Gabriel sampai semua orang tidak tahu bagaimana aslinya Gabriel? Bagaimana caranya Gabriel keluar setiap kali bertanding dengannya yang jelas di lakukan saat tengah malam?

"Seharusnya, kekalahan kamu waktu itu bisa membuat kamu berubah lebih baik. Mengalami kegagalan bukan berarti kamu harus berhenti sampai di sana," ujar sang Ayah menatap ke arah Leon.

"Coba kamu lihat Arveno, udah berapa kali dia gagal, apa ada dia berhenti? Enggak, 'kan? Dia malah terus nyoba, sampai dia berhasil. Sedangkan kamu? Kamu malah berhenti sampai di situ," tambah ayahnya lagi.

Ah, belum selesai dibandingkan dengan Gabriel, malah dibandingkan lagi dengan Arveno.

"Ayah denger kamu jaga jarak sama Arveno, bener? Kenapa?" tanya sang Ayah.

CHASING SHADOWS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang