IX. ANNOYED

19 3 6
                                        

Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.

***

HAPPY READING

***

Bel istirahat telah berbunyi, memicu arus murid yang keluar dari kelas dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang menuju ke kantin, ada yang menuju ke perpustakaan, dan juga ada yang menuju ke ruang ekskul masing-masing.

Saat ini, Luka, Bella, dan Valea melangkahkan kaki mereka keluar kelas menuju ke kantin. Sambil berjalan, mereka menyelingi obrolan santai yang membuat perjalanan mereka menjadi lebih menyenangkan.

"Nomor terakhir lo dapat berapa hasilnya, Val?" tanya Bella, mengingat ia sedikit ragu dengan jawabannya.

"Emm, kalau ga salah 54," jawab Valea.

"Ooh, sama. Rada ragu gue tadi, takut salah itung," balas Bella sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Semoga aja bener, mayan susah soalnya," ujar Valea yang dibalas anggukan kepala oleh teman-temannya.

"Lo berapa, Ka?" tanya Bella kepada Luka.

"Hah? Apanya yang berapa?" jawab Luka bingung dengan pertanyaan Bella.

"Nomor terakhir tadi lo isi berapa?" ulang Bella sedikit memberikan penjelasan pada pertanyaannya.

"Ooh, ga tau. Tapi ada angka 4 nya kok," balas Luka dengan cengiran khasnya.

Bella hanya menunjukkan ekspresi datar mendengar jawaban dari Luka. Temannya yang satu ini benar-benar membuat ia kehabisan akal. Dan Valea hanya tertawa renyah mendengar jawaban Luka.

"By the way, tumben princess kita ga gangguin pangerannya?" tanya Valea kepada Luka.

Biasanya, mereka ke kantin hanya berdua, hanya ada Bella dan Valea. Namun, hari ini Luka ikut bersama mereka.

Luka yang merasa pertanyaan itu untuk dirinya tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu memukul pelan keningnya seakan-akan sudah melupakan sesuatu.

"OH IYA," ucapnya dan langsung berbalik arah.

Bella dan Valea saling pandang, bingung dengan tindakan Luka yang tiba-tiba berbalik arah.

"Temen lo?" celetuk Valea.

"Sumpah bukan," jawab Bella cepat.

Mereka berdua kemudian berjalan mengikuti Luka yang semakin menjauh.

Ternyata, Luka pergi ke lapangan basket yang diisi oleh murid kelas 12. Di sana, dapat ia lihat ada beberapa murid laki-laki kelas 12 sedang bermain basket.

"KAK LEON!" teriak Luka melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum lebar.

Semua itu tidak luput dari perhatian murid-murid yang berada di lapangan. Mereka memandang ke arah Luka dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

Leon yang awalnya ingin memasukkan bola ke dalam ring basket kehilangan fokus akibat teriakan Luka, sehingga bola direbut oleh pihak lawan.

Leon memandang Luka dengan ekspresi kesal, namun tampaknya Luka tidak memahami tatapan kesal dari Leon.

"Luka.." lirih Valea pelan, ia benar-benar tidak habis pikir dengan Luka. Apakah Luka tidak merasa malu berteriak seperti itu? Apalagi di sini banyak murid kelas 12.

Ditambah lagi, ia melihat tatapan kesal dari Leon kepada Luka, namun Luka malah semakin tersenyum melihat Leon yang menatap ke arahnya.

"Val, kantin aja yok? Malu banget serius," ajak Bella kepada Valea.

CHASING SHADOWS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang