XIV. SCHOOL

11 1 0
                                    

Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.

***

HAPPY READING

***

Satu bulan telah berlalu sejak kejadian di supermarket. Sejak itu, Leon mulai terang-terangan mendekatkan dirinya dengan Luka. Teman-temannya maupun teman-teman Luka juga mulai menyukai hubungan mereka yang terlihat semakin mendekat dan serasi. Bahkan mereka terlihat menjodohkan satu sama lain.

"Uhuk-uhuk.."

Suara batuk itu mengalihkan perhatian mereka yang sedang asyik bercerita. Leon dengan sigap memberikan segelas air kepada Luka dengan wajah datar andalannya.

Bagaimana tidak, Leon telah melarang Luka untuk tidak menambahkan bubuk cabe ke dalam makanannya, namun Luka dengan tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi malah mengatakan bahwa ia kuat makan makanan pedas.

Setelah terlihat aman, Leon mencubit hidung Luka pelan, "Bandel."

Sedangkan Luka hanya menghela napasnya kasar, "Tadi itu keselek, bukannya ga kuat," jelasnya.

"Eleh," Leon melanjutkan makanannya, ia memperhatikan Luka yang tampak masih mendesis karena kepedasan.

"Kenapa kalian ga pacaran aja, sih?" tanya Valea melihat keromantisan yang tanpa sengaja terjadi di depannya.

Teman-teman mereka yang lain menganggukkan kepalanya setuju, "Tau tuh, hts-an cuman nambah penyakit," timpal Garen.

"Kak Leon ga nembak Luka, gimana dong?" balas Luka tersenyum, ia menatap Leon yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Ups! Kode keras tuh," ucap Mino sambil merangkul Leon yang duduk di sampingnya.

Leon terkekeh pelan mendengar itu, namun ia lebih memilih untuk melanjutkan makanannya alih-alih menanggapi obrolan teman-temannya.

Leon hanya ingin menjaga suasana menjadi lebih santai dan menghindari konflik yang tidak perlu.

"Bentar lagi bel, kita kelas duluan ya," ucap Arabella.

"Yuk, duluan ya semua," sambut Luka dengan antusias.

Arabella, Luka, dan Valea sepakat untuk meninggalkan kantin dan menuju ke kelas.

Sementara itu, Leon, Mino, Iboy, Dery, dan Garen masih asyik menyantap makanan mereka sambil bercerita pelan.

"Oke deh, hati-hati ya, Bel," ucap Garen.

"Bella doang yang disuruh hati-hati?" tanya Valea bercanda.

"Oh iya dong, lo kalau masuk parit juga ga masalah," balas Garen dengan sedikit guyonan.

Valea memutar matanya malas, memilih untuk segera meninggalkan kantin sesegera mungkin. Dia tidak ingin terjebak dalam candaan Garen yang menurutnya menyebalkan.

"Suka bilang, Bang," ujar Deri setelah memastikan Luka dan temannya menjauh dari kantin.

"Aman," balas Garen sambil menaik-turunkan alis matanya.

Sedangkan yang lain hanya tertawa pelan mendengar pembicaraan singkat itu.

"Btw, ntar malam ke arena yuk," ajak Deri kepada teman-temannya.

"Lo turun?" tanya Iboy.

Deri menggeleng cepat, ia langsung menelan makanan di mulutnya, "Kagak, ngajak aja gue."

Iboy mengangguk paham, "Biasanya kita ke sana kalau ada yang mau turun, tumben-tumbenan lo ngajakin?"

"Hm? Bosen?" balas Deri setelah terdiam beberapa saat.

CHASING SHADOWS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang