XVII.

23 2 0
                                    

Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.

***

HAPPY READING

***

Malam berkelebat, lengkap dengan langit yang dihiasi gemintang. Di tengah suasana tenang itu, Leon berdiri di balkon kamarnya, memandangi pemandangan malam yang megah. Di tangannya, ia memegang sebatang nikotin yang menyala bercahaya. Nikotin itu menjadi sumber penenang dan pelarian sejenak dari keramaian dunia sekitarnya.

Matanya menatap dengan tajam ke balkon di seberang kamarnya, di sana terlihat sebuah kamar dengan lampu yang menyala.

Kalau ga di rumah, harusnya mati 'kan lampu kamarnya? Masa iya udah tidur? Gumamnya pelan.

Leon sesekali menggigit bibirnya, merenung tentunya. Pikirannya melayang ke waktu di sekolah tadi pagi.

Flashback on.

"Ada ga yang rumahnya deket sama rumah Arveno?" tanya Bu Rina, wali kelas Leon.

"Saya engga, Bu,"

"Ga tau, Bu,"

"Satu jam perjalanan kalau dari rumah saya, Bu,"

"Rumahnya aja ga tau, Bu,"

Dan masih ada beberapa tanggapan lain dari teman sekelasnya.

Bu Rina menghela napasnya, "Ibu udah coba hubungi orang tua Arveno tapi kayaknya nomornya udah ganti," ujar Bu Rina.

"Takutnya ada apa-apa sama Arveno, udah tiga hari ini dia ga masuk tanpa keterangan," tambahnya.

Di sudut tempat duduknya, Leon hanya diam sambil mendengarkan pembicaraan yang terjadi di kelasnya.

Matanya terarah ke tempat duduk Arveno yang kosong, "tumben" pikirnya dalam hati.

Flashback off.

Tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Leon, dan dia dengan cepat membuang nikotin yang masih ada di tangannya.

"Sebentar," jawabnya dari dalam.

Di depan kamarnya, Leon melihat ibunya dengan senyuman di wajahnya, "Bunda udah masak, kamu belum makan, 'kan?" tanya ibunya.

Leon mengulum senyumnya, "Belum, ayo ke bawah," ajaknya.

Namun, ibu Leon tidak segera bergerak dari tempatnya, dia tampak memperhatikan sesuatu di dalam kamar Leon.

"Bunda liat apa?" tanya Leon heran.

Ibu Leon menatap Leon sejenak sebelum bertanya, "Kamu... ngerokok, ya?"

Leon sedikit terkejut, tetapi dia tidak menjawab. Dia langsung menutup pintu kamarnya dan meraih tangan ibunya, membawanya turun ke bawah.

"Jangan ngerokok lagi. Untung aja Bunda yang manggil kamu buat ke bawah, coba kalau Ayah yang manggil," ucap ibu Leon sambil berjalan turun ke bawah.

"Maaf, Bun," kata Leon dengan rasa menyesal.

Sesampainya di ruang makan, ternyata Ayah Leon sudah menunggu di sana. "Lama banget," ujarnya.

"Anak kamu lelet," jawab Ibu Leon dengan nada menggoda, membuat Leon mendelik.

"Kok Leon, sih?" balasnya.

Ibu Leon tersenyum lebar, "Udah, duduk aja. Kita makan sama-sama," ucapnya sambil mengambil makanan untuk suaminya.

Sementara itu, Ayah Leon hanya tersenyum sambil memperhatikan kehangatan keluarga yang sudah lama tidak ia rasakan.

CHASING SHADOWS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang