Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.***
HAPPY READING
***
Di sebuah bangunan besar, terdapat toko-toko yang menawarkan berbagai produk seperti pakaian, sepatu, aksesoris, makanan, dan minuman. Mal ini menjadi tempat favorit bagi orang-orang untuk berbelanja, bersantai, dan menikmati waktu bersama keluarga dan teman-teman.
Suasana yang dinamis dan beragam di mal menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi para pengunjung.
Di tengah keramaian tersebut, terlihat tiga gadis remaja berdiri di dekat area istirahat. Salah satu dari mereka sedang menatap sesuatu yang tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.
Kedua temannya pun menyadari hal itu dan ikut memandang ke arah yang sama.
Di sebuah restoran, terlihat seorang wanita dan seorang pria sedang asyik berbincang dan bercanda bersama. Pembicaraan mereka terlihat sangat menyenangkan dan romantis.
Valea berusaha mengalihkan perhatian Luka, "Capek banget, balik yuk? Kaki gue berasa mau patah," ujarnya.
Arabella menatap dengan tajam ke arah tersebut, "Gue bilang apa juga!" kesalnya.
Valea, yang mendengar itu, membelalakkan matanya. Seharusnya Arabella membantunya untuk mengalihkan perhatian Luka. "Bel!" ucapnya tertahan.
Luka tersenyum tipis saat mendengar perkataan Arabella, "Enak banget jadi cantik," gumamnya.
Arabella beralih menatap Luka kesal, "Lo lebih cantik, Ka," ucapnya.
"Bener! Cantik banget malah, gue aja sampe insecure," ucap Valea menimpali, ia melengkungkan bibirnya ke bawah.
Luka tidak merespons perkataan teman-temannya, matanya masih terpaku pada arah yang sama.
"Balik yuk, Ka?" ajak Valea sekali lagi.
Luka tersenyum hambar, "Yok, berat nih," balasnya sambil melangkahkan kakinya menjauh.
Arabella dan Valea serentak menghela napas, lalu mengikuti langkah Luka menuju pintu keluar.
***
Suara gitar yang lembut mengalun di sekitar kamarnya, menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan. Leon terhanyut dalam alunan musik yang ia ciptakan, membiarkan melodi tersebut mengalir dengan bebas.
Wajahnya tampak penuh konsentrasi, matanya terfokus pada jari-jarinya yang lincah bermain di atas senar-senar gitar. Ia dapat merasakan getaran dari setiap senar yang ia sentuh, membiarkan musik itu mengalir melalui dirinya.
Namun, gerakannya terpaksa terhenti akibat suara pintu yang tiba-tiba terbuka. Leon menoleh ke belakang, melihat pelaku yang membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Gitaran terus," ujar ayah Leon, pelaku yang membuka pintu kamarnya.
Leon hanya mengulum bibirnya saat melihat ayahnya mendekat.
"Udah di bilangin waktunya tinggal dua minggu lagi, gunain baik-baik," lanjut ayahnya sambil melihat-lihat sekeliling kamar Leon yang terlihat sedikit berantakan. Terlihat jelas dari pakaian sekolahnya yang tergeletak di atas tempat tidur, serta kaus kaki yang berserakan di lantai kamarnya.
"Ga belajar?" tanya ayahnya saat Leon hanya diam mendengarkan.
Leon menggelengkan kepala kaku, "Capek," balasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357269418-288-k456770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING SHADOWS
Acak"Ayo pulang," "Pulang aja sendiri," *** "Kalau kata 'pulang' yang lo bilang itu, ini. Gue bakal ikut, gue ga akan biarin lo pulang sendiri," ...