Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.***
HAPPY READING
***
Setelah diberi obat oleh orangtuanya, Leon kini beristirahat di kamarnya. Di ruang keluarga yang terletak di lantai atas, orangtuanya duduk bersama, menatap khawatir satu sama lain.
"Mas, kamar Leon kenapa bisa kayak gitu? Ada pecahan kaca juga di lantai," tanya Lea pada Arka, ekspresi khawatir terpancar jelas dari wajahnya.
Arka menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa ia tidak tahu, "Aku ga tau, pas masuk kamar Leon, kamarnya emang udah berantakan kayak gitu. Aku rasa itu ulah Leon sendiri," jawab Arka, juga menyampaikan pendapatnya.
"Leon ga ada cerita apa-apa ke kamu sebelumnya? Aku yakin pasti ada sesuatu yang bikin dia kayak gitu," tanya Lea lagi.
Arka memijat pelipisnya sambil menggeleng, Leon tidak pernah menceritakan apa pun yang dilakukannya. Ia hanya bercerita jika ditanya, dan Arka sudah sangat jarang menanyakan kegiatan Leon.
Lea menyandarkan tubuhnya pada sofa, "Harusnya aku tanyain ke temennya tadi," keluhnya. Ia menyesal karena tidak mengajukan pertanyaan apa pun kepada teman-teman Leon yang sekarang sudah pulang. Bukan ia yang mengusir mereka pulang, tapi Leon sendiri, katanya ia merasa panas.
Suara dering ponsel memecah keheningan, Arka melihat Lea menerima panggilan yang membuatnya berdecak kesal. Dia tahu apa yang akan terjadi setelah panggilan itu terputus.
"Mas, a-"
"Leon sakit, siapa yang jagain kalau kamu pergi?" potong Arka dengan cepat, tidak ingin mendengar alasan panjang dari istrinya.
"Emangnya kamu mau kemana? Kerjaan kamu udah beres, kan?" tanya Lea dengan nada jengah. Tentu saja Arka yang seharusnya menjaga Leon karena ia masih memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan.
"Ini bukan pertama kalinya Leon sakit, harusnya kamu ngerti. Leon butuh kamu sekarang," balas Arka dengan amarah yang terpendam. Ia ingin meninggikan suaranya, tapi takut mengganggu istirahat Leon.
Lea memutar matanya malas, "Aku ga bakal lama, Leon juga lagi tidur," ucap Lea, mulai berdiri dan akan segera beranjak dari sana.
Arka menatap tajam istrinya yang berjalan menuju tangga, "Ga bisa, ya, kamu ngertiin Leon sedikit? Selalu aja kamu mentingin kerjaan kamu ketimbang anak sendiri!" marah Arka. Ia sudah berdiri hendak menghentikan Lea yang sudah mencapai anak tangga.
Lea berhenti mendengar perkataan suaminya, "Emang kamu ngertiin Leon?" tanya Lea sinis.
"Kamu ga sadar, ya, kalau yang bikin Leon nakal itu karena ulah kamu? Kalau aja kamu ga maksa-maksa Leon ikut lomba ini itu, dia ga akan jadi anak yang ga tau aturan!" lanjutnya sambil meninggikan suaranya. Ia tersinggung dengan ucapan Arka yang menyatakan bahwa ia tidak bisa memahami Leon.
"Aku kayak gitu demi masa depan Leon, dia harus punya banyak prestasi biar masa depannya bagus. Ketimbang kamu yang ga ngelakuin apapun buat masa depan anak!" balas Arka, ia tak ingin di salahkan seperti itu.
"Terus? Gimana hasilnya sekarang? Sesuai sama apa yang kamu bayangin? Bukannya jadi anak yang berhasil, malah jadi anak yang malu-maluin," ucap Lea, ia menatap Arka tajam.
"Kamu malu?" tanya Arka, ia kaget dengan kalimat terakhir dari istrinya itu.
Lea kembali memutar matanya, "Menurut kamu? Kamu kira temen-temen kerja aku ga ngatain aku punya anak nakal ga tau aturan itu? Aku cuman bawahan, beda sama kamu yang jadi bosnya, mana berani mereka ngatain kamu secara gamblang."

KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING SHADOWS
Random"Ayo pulang," "Pulang aja sendiri," *** "Kalau kata 'pulang' yang lo bilang itu, ini. Gue bakal ikut, gue ga akan biarin lo pulang sendiri," ...