XI. HURT

17 1 0
                                    

Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.

***

HAPPY READING

***

Setelah menyelesaikan urusannya, Leon keluar dari toilet sekolah dengan rasa lega. Ia melangkahkan kakinya dengan santai, menikmati hembusan angin sejuk yang menerpa wajahnya.

Dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya, Leon menikmati pemandangan area sekolah yang begitu sepi. Kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, dan semua siswa berada di dalam kelas masing-masing.

Dalam perjalanan menuju kelasnya, Leon mendengar suara yang akrab memanggil namanya dengan sedikit keras.

"Kak Leon!"

Leon mencari sumber suara tersebut dan mendekatinya dengan sedikit malas. Ketika ia mendekat, ia melihat bahwa sosok tersebut sedang membantu orang lain.

"Kak Leon, bantuin Kak Veno! Mukanya pucet banget, Luka ga bisa bawa Kak Veno ke UKS sendiri!" ujar Luka, sosok yang tadi memanggilnya.

Leon mendengus, "Suruh jalan sendiri, jangan manja," ucapnya dengan nada sedikit kasar.

"Ck, orang lagi sakit juga, bantuin napa?!" ucap Luka kesal.

Bagaimana mungkin Leon meminta Arveno untuk berjalan sendiri ke UKS? Apakah Leon tidak melihat bahwa Arveno sedang sangat lemah? Bahkan untuk berdiri saja, Arveno harus bertumpu pada tembok.

"Kan sakit, ga lumpuh," balas Leon kelewat santai, sambil tetap menatap Arveno yang sudah memejamkan matanya, menahan rasa sakit di kepalanya.

"Kak Leon!! Bantuin!" ucap Luka dengan nada putus asa.

Leon menghela nafas dengan malas, berusaha pergi dari tempat itu setelah mengucapkan satu kata terakhir, "Ga."

Namun sebelum Leon bisa melangkah, Luka dengan cepat mencekal lengannya, mencegah Leon untuk pergi.

"Kak Leon! Bantu bawa ke UKS doang, ayolah," ucap Luka sambil menarik tangan Leon lebih dekat ke Arveno, agar lebih mudah membantu Arveno untuk berdiri yang entah sejak kapan ia merosot ke bawah.

Dengan enggan, Leon membantu Arveno untuk berdiri. Ia meletakkan tangan Arveno di pundaknya agar lebih mudah membawanya ke UKS.

"Ngerepotin banget," gumam Leon dengan suara pelan, yang hanya bisa didengar oleh Arveno.

Arveno tersenyum tipis sebagai tanggapan atas ungkapan Leon tersebut, lalu mengucapkan satu kata yang mampu membuat Leon merasa sedikit bersalah.

"Maaf."

Mereka akhirnya tiba di UKS, dan Arveno segera ditangani oleh petugas UKS. Luka dan Leon tetap setia menunggu di sana, menantikan kabar tentang kondisi Arveno.

"Sepertinya kamu kelelahan, jangan terlalu banyak melakukan aktivitas. Kondisimu sedang sangat lemah," saran petugas UKS tersebut sambil memberikan obat yang mungkin dapat meredakan rasa sakit yang dialami Arveno.

Setelah semuanya selesai, Leon dan Luka mendekati tempat tidur di mana Arveno berbaring.

"Kak Veno udah makan?" tanya Luka, dan Arveno memberikan anggukan lemah sebagai jawabannya.

"Makan apa?" tanya Luka lagi.

"Roti," jawab Arveno dengan suara pelan, hampir tidak terdengar.

Luka menganggukkan kepalanya, "Makan bakso mau?" tanya Luka.

CHASING SHADOWS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang