I. LATE

85 8 5
                                    

Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.

***

HAPPY READING

***

Suara petikan gitar terdengar lembut dan menenangkan. Ia memetik gitarnya dengan pelan, matanya terfokus menuju ke luar jendela, melihat langit malam dengan bintang yang berserakan.

Di dalam kamarnya, hanya ada satu cahaya redup dari lampu tidur, membuat suasana di sana terasa intim. Suara petikan gitar yang mengalun lembut, membuat orang yang mendengarnya merasa terhanyut dalam keindahannya.

Sejenak, ia menghentikan permainannya, matanya beralih melihat jam di layar ponselnya. Hari sudah menunjukkan pukul 21.55, hampir mendekati jam sepuluh malam.

Ia memilih menaruh kembali gitarnya ke tempatnya semula dan berdiri dari sofa. Laki-laki itu berjalan menuju jendela dan memandang keluar, melihat langit malam yang indah.

Di seberang sana, tepat di samping balkon kamarnya, ia dapat melihat sebuah ruangan dengan lampu yang masih menyala. Di sana, ia melihat seseorang yang tampaknya sedang fokus pada buku dan pena di tangannya.

Laki-laki itu lebih memilih untuk abai, melihat bintang di langit malam tampak lebih baik daripada melihat ke sosok yang sepertinya sedang belajar di seberang sana.

Tanpa ia sadari, sosok orang di seberang sana sedang menatapnya. Sosok itu berencana ingin menutup tirai di balkon kamarnya, namun tertunda karena melihat seseorang yang sedang menikmati pemandangan langit di atas sana.

Ia memutuskan untuk menutup tirai, tak mau menganggu orang di seberang sana yang sedang fokus pada pemandangan. Ia merasa bahwa orang itu mungkin sedang menjernihkan pikirannya, dan ia tidak ingin mengganggu proses itu.

***

Suara dering ponsel telah menganggu tidurnya. Ia mengambil asal ponselnya dan mengangkat panggilan dari seseorang yang telah mengacaukan mimpi indahnya.

Belum saja ia mengucapkan satu patah kata, orang di seberang sana telah memekakkan telinganya. Ia merasa perlu untuk mengecek kondisi telinganya, berharap bahwa tidak ada masalah dengan pendengarannya.

"Udah jam delapan bego, ga sekolah lo ha?"

"Ck, bisa ga gausah teriak? Gue ga budeg,"

"Heheh, sorry, kelepasan,"

"Ga sekolah lo?"

"Ya,"

Ia lalu memutuskan panggilan secara sepihak dan segera beranjak untuk mandi, bersiap-siap ke sekolah. Ia baru menyadari bahwa ia terlambat, dan ia berusaha untuk mempercepat segala persiapannya.

Sedangkan yang di sebrang sana menatap layar ponselnya dengan tatapan bingung.

"Gimana? Ga sekolah dia?" tanya temannya, Mino Johnson.

"Ga tau, ga jeles temen lo. Gue nanya sekolah apa enggak, malah dijawab 'ya' doang, abis itu dimatiin," balasnya dengan perasaan yang masih kesal.

Sedangkan Mino hanya tertawa melihat reaksi kesal Iboy. Ia tahu bahwa Iboy sedang kesal dan mencoba untuk meredakan suasana dengan tertawa.

"Ngapain tuh? Mau ngebolos? Baru juga jam pertama," suara seseorang terdengar menghentikan percakapan mereka.

"Eh, ada Bu Tuti. Enggak kok, Bu. Kita ga bolos, cuman bangunin Leon nih, kayaknya dia telat bangun, jadi kita inisiatif buat bangunin dia. Nih, bentar lagi dia pasti dateng," balas Iboy dengan senyuman manisnya.

CHASING SHADOWS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang