Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.***
HAPPY READING
***
Aroma kopi yang harum menyebar di seluruh ruangan, menciptakan suasana yang menenangkan dan menyenangkan. Dengan pencahayaan yang lembut dan musik instrumental yang mengalun pelan di latar belakang, kafe itu menjadi tempat yang ideal untuk bersantai atau berbincang dengan teman.
Di sudut ruangan, ada tiga orang gadis yang sedang duduk bersama, menikmati momen dan pemandangan indah di luar jendela yang dipenuhi oleh beberapa pasangan romantis.
Bella dan Valea melihat Luka dengan kebingungan, tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan teman mereka ini. Luka terlihat agak aneh, dengan senyum yang terus menerus terukir di wajahnya.
Dia menopang dagunya dengan tangan, memain-mainkan sedotan minumannya, dan bibirnya terus bergerak-gerak ke segala arah.
"Ka? Lo kenapa dah?" tanya Valea heran.
"Kak Leon," ucap Luka dengan senyum manis yang masih terpancar di wajahnya.
Bella dan Valea menatap Luka dengan rasa penasaran, ingin tahu apa yang sedang terjadi.
Luka menghela nafas sejenak sebelum mulai bercerita, "Jadi, kemarin gue liat Kak Veno kayak mau pingsan gitu tapi belum pingsan. Hampir. Gue mau bantuin Kak Veno buat ke UKS, tapi gue ga bisa sendiri."
"Terus, gue ga sengaja liat Kak Leon di lorong yang sama dekat gue sama Kak Veno, jadi gue panggil, minta tolong bawa Kak Veno ke UKS. Tapi, Kak Leon ga mau bantu."
"Gue tetep paksa Kak Leon sampe dia mau, soalnya Kak Veno udah pucet parah, berdiri aja udah ga sanggup. Jadi kita bareng ke UKS bantuin Kak Veno."
"Gue beliin bubur buat Kak Veno karna katanya dia baru makan roti doang. Tapi Kak Veno ga mau makan, malah di liatin doang tuh bubur, jadi gue inisiatif mau nyuapin, mana tau Kak Veno ga bisa makan sendiri karna masih lemes. Dan kalian tau?"
Bella dan Valea saling pandang, penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya.
"Kak Leon marah!" lanjut Luka dengan semangat.
"Dia larang gue nyuapin Kak Veno karna dia cemburuu!!" lanjut Luka lagi dengan semangat dan spontan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Bella dan Valea sedikit kaget mendengar cerita Luka bahwa Leon cemburu karena Luka ingin menyuapi Arveno makan.
"Berarti Kak Leon udah ada rasa dong sama lo?" ujar Valea dengan raut wajah yang sedang berpikir.
Luka memegang lengan Valea kuat, "LO MIKIR GITU? GUE JUGAA!!" ucap Luka dengan suara yang meninggi, membuat semua orang di dalam memandang ke arah mereka.
"Ga usah teriak!" geram Bella kesal.
"Heheh, ga sengajaa," ucap Luka cengengesan.
Bella menghela nafasnya panjang, mencoba memahami tindakan Luka, ia lebih memilih untuk meminum minumannya kembali.
"Gue seneng bangettt, ini kayak sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, aaaa," ujar Luka kegirangan.
Valea tersenyum senang mendengarnya, "Gue tunggu pj-nya."
"Hahahh, aman itu, lo orang pertama yang gue kasih," balas Luka sambil tertawa.
Bella menatap sinis ke arah Luka, lalu menghela napasnya lagi, "Ka, lo..."
Luka dan Valea menatap Bella bingung, ada apa?
"Apa?" tanya Luka.
"Leon ga baik, Ka."
Luka menatap malas ke arah Bella, selalu saja hal itu yang dikatakannya.
"Gitu aja terus, Bel," balas Luka.
"Gue serius, Leon ga baik buat lo, lo bahkan tau gimana sifatnya."
Luka menegapkan tubuhnya kembali, "Justru itu, justru karna gue tau sifatnya makanya gue suka. Engga, ga cuman suka, gue cinta sama dia."
Sekarang giliran Bella yang mengernyitkan keningnya, "Cowok berandalan kayak gitu?"
"Berandalan apa, sih? Nakalnya Kak Leon itu nakalnya anak sekolah, masih di batas normal," jawab Luka.
Bella mengalihkan pandangannya dan melipat kedua tangannya di atas dada, "Gue lebih setuju lo sama Arveno."
Luka menatap Bella jengah, "Gue bukan pelakor."
"Dan ga usah bawa-bawa Kak Veno untuk ini," lanjut Luka sebelum Bella membalas ucapannya.
Beberapa saat setelah keheningan melanda, Luka mengambil tasnya dan berdiri, "Gue balik."
Bella menatap kepergian Luka hingga jejaknya menghilang, kemudian fokusnya teralihkan oleh suara Valea.
"Coba dukung kali ini, Bel," ujar Valea mencoba memberi pengertian.
"Val, lo ga inget gimana kasarnya Leon sama Luka? Dia dulu hampir aja main fisik sama Luka, kalau aja waktu itu ga ada kita, muka Luka udah bonyok kali di bikinnya," balas Bella mengingat kejadian dulu di saat Leon hampir saja memukul Luka.
"Tapi sekarang ga lagi, 'kan? Luka udah lama ngejar Kak Leon, dan juga sekarang Kak Leon udah mau nerima Luka. Kalau dulu Kak Leon selalu nolak kehadiran Luka, tapi sekarang dia udah nerima, Kak Leon bahkan ga masalah di ikutin sama Luka ke mana-mana. Gue yakin kok, suatu saat nanti, kalau Kak Leon bener-bener nge—bales perasaan Luka, dia pasti bakal berubah lebih baik," balas Valea berusaha membuat Bella mendukung keputusan Luka.
"Leon suka sama Alina."
Pernyataan itu cukup membuat Valea terkejut, ia menatap Bella meminta penjelasan.
Bella menghela nafasnya pelan, "Ini alasan gue ga pernah ngedukung Luka sama Leon. Gimana kalau nanti Luka tau Leon suka sama Alina? Bakal sehancur apa Luka nanti? Semua yang Luka suka, semua yang Luka pengen, selalu aja Alina yang dapetin."
"Waktu Luka suka sama Arveno, Arveno—nya malah suka sama Alina. Dan sekarang? Dia suka sama Leon dan Leon juga malah suka sama Alina. Satu orang yang sama, Val," lanjut Bella.
Valea terdiam mendengar ucapan Bella, ia kehabisan kata-kata mendengar apa yang Bella ucapkan.
"Lo tau dari mana?" tanya Valea.
"Ga sengaja denger, udah lama juga. Dan gue ngambil kesimpulan Arveno sama Leon ga sedeket dulu lagi karena mereka suka sama satu orang yang sama," jawab Bella.
Valea terdiam, memikirkan sesuatu yang berkecamuk di dalam kepalanya, "Kak Veno sama Alina udah putus, ya?"
Bella menggelengkan kepalanya, "Masih pacaran, Leon ga tau Arveno pacaran sama Alina. Pas dia tau—lah mereka langsung kayak jaga jarak gitu."
"Dulu Arveno juga sempet kayak ngasih harapan gitu sama Luka, tapi ujung-ujungnya pacaran sama Alina. Sekarang giliran Leon, dengan dia bilang dia cemburu Luka nyuapin Arveno makan, itu sama aja dia ngasih Luka harapan," lanjut Bella.
Valea mengangguk-anggukkan kepalanya paham, "Iya, ya? Kalau Kak Leon suka sama Alina, kenapa malah ngomong kayak gitu ke Luka? Seakan-akan ga mau Luka ngasih perhatian ke orang lain."
"Makanya itu, Val. Arveno yang karakternya anak baik-baik aja bisa nge-php-in Luka, apalagi Leon?"
***
Aduuh, mumet. Pengen cepet-cepet namatin nih cerita.
***
SEE YOU NEXT PART, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING SHADOWS
Diversos"Ayo pulang," "Pulang aja sendiri," *** "Kalau kata 'pulang' yang lo bilang itu, ini. Gue bakal ikut, gue ga akan biarin lo pulang sendiri," ...