Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.***
HAPPY READING
***
Saat ini, Leon sedang sibuk berganti pakaian karena dia berniat untuk keluar rumah. Arveno, yang baru saja masuk ke kamar Leon, duduk di pinggiran kasur dengan ekspresi kesal. Dia memperhatikan Leon yang terlihat asyik dengan persiapannya.
"Ga bisa di cancel dulu? Kita harus belajar hari ini, lo 'kan juga udah setuju!" ujar Arveno dengan suara yang sedikit kesal.
"Ga bisa, gue ada janji. Kita bisa belajar nanti malam, atau besok," balas Leon tanpa memperhatikan rasa kesal Arveno.
Arveno membaringkan tubuhnya di kasur Leon sambil menatap langit-langit kamar. "Nanti malam gue ga bisa... Jadwal gue ke rumah sakit," ucapnya dengan kalimat terakhir yang ia ucapkan dalam hati.
"Yaudah, besok. Lombanya juga lusa 'kan?" balas Leon yang ikut merasa kesal, sambil memperhatikan beberapa jam tangan miliknya, sedikit kebingungan memilih yang mana.
"Besok juga ga bisa... Gue harus istirahat biar ga pingsan pas lombanya berlangsung," ucap Arveno masih dengan kalimat terakhir yang ia katakan dalam hatinya.
Leon beralih menatap Arveno yang masih setia menatap langit-langit kamarnya. "Ribet banget, sih?! Belajar sendiri sana! Kalau lo ga ngerti, cari di internet!"
Arveno kembali duduk, menatap ke arah Leon yang berdiri di depan cermin besar. Leon berjalan menuju pintu kamarnya dan berkata, "Kunci pintunya kalau lo mau balik," lalu, Leon menghilang di balik pintu tersebut.
Sementara itu, Arveno tetap setia menatap pintu tempat Leon keluar tadi. Ia kemudian membaringkan tubuhnya lagi sambil meletakkan tangan di atas keningnya dengan perasaan campur aduk.
Namun, tak lama kemudian, tanpa disadari oleh Arveno, pintu kamar Leon tiba-tiba terbuka lagi dan Leon muncul, menarik tangan Arveno agar ia bangkit. Arveno sedikit terkejut, namun segera ia kendalikan reaksinya, "Kenapa?" tanyanya penasaran.
"Temenin gue bentar, ada ayah di bawah," kata Leon, tanpa menunggu jawaban dari Arveno, ia segera menarik Arveno keluar dari kamar.
Di tengah perjalanan, Leon melepaskan cengkeramannya pada Arveno dan sedikit mendorongnya agar berjalan di depan. Dari atas tangga, Arveno bisa melihat ayah Leon yang sedang duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya.
"Bilang kita belajar di luar," kata Leon dengan suara pelan sambil memberikan sedikit dorongan agar Arveno bergerak lebih cepat.
Arveno memutar matanya malas, tetapi ia tetap menuruti permintaan dari mantan sahabatnya itu.
Sampai di bawah, Arveno tersenyum saat ayah Leon menyadari kehadiran mereka. "Kemana?" tanya Arka, Ayah Leon.
Arveno mengulum bibirnya sejenak sebelum menjawab, "Kita mau belajar di luar, Om, boleh?" jawab Arveno sambil meminta izin.
Arka menganggukkan kepalanya. "Kalau emang buat belajar, silakan," balasnya.
Arveno kemudian tersenyum, mengucapkan terima kasih, dan pamit keluar dari sana setelah itu.
Setelah mereka sampai di luar, Leon merangkul Arveno dengan akrab. "Good boy," puji Leon sambil tersenyum lebar. Dia kemudian melangkahkan kakinya menuju garasi mobil.
Sementara itu, Arveno menunggu di luar, merasa sedikit bersalah karena telah berbohong kepada Arka.
Arveno sudah berada di mobil Leon dengan Leon sebagai pengemudi. Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun selama perjalanan hingga mereka tiba di lokasi yang diinginkan oleh Leon.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING SHADOWS
Random"Ayo pulang," "Pulang aja sendiri," *** "Kalau kata 'pulang' yang lo bilang itu, ini. Gue bakal ikut, gue ga akan biarin lo pulang sendiri," ...