23. Rumah Baru

487 110 7
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Langit berwarna senja yang menampakkan matahari mulai tenggelam dikota Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit berwarna senja yang menampakkan matahari mulai tenggelam dikota Jakarta. Sebuah mobil baru saja berhenti dan terparkir di depan sebuah rumah lantai dua bercat putih. Pria berkemeja hitam keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil sampingnya dan terlihatlah seorang perempuan berhijab putih.

"Selamat datang dirumah baru kita, Clara."

Ya, mereka adalah pasutri muda kita, Tristan dan Clara.

Mata Clara membulat dan tak berkedip melihat rumah yang kini ada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Clara membulat dan tak berkedip melihat rumah yang kini ada di depannya.

"Gimana rumahnya, sayang?" tanya Tristan meminta pendapat istrinya, tapi Clara tak merespon sama sekali karena tengah sibuk memandang rumah barunya.

Tristan terkekeh kecil, lalu mencubit pelan pipi chubby Clara, membuat Clara mengerjapkan matanya dan tersadar dari kekagumannya itu.

"Eh Abang ngomong apa tadi?" respon Clara sambil cengengesan.

"Saya tanya, gimana rumahnya? Kamu suka?"

Dengan cepat Clara mengangguk. "Suka banget! Ternyata lebih bagus aslinya dari pada gambar desainnya."

"Alhamdulillah, kalo kamu suka. Saya ikut seneng."

"Kalo suka sama sesuatu dan mau memujinya, harus ucap apa?" sambung Tristan dengan nada bertanya sekaligus mengingatkan.

"Oh iya, maaf Cla lupa. Harus ucap Masya Allah," kata Clara menyadari. "Masya Allah, bagus banget rumah baru kita! Makasih Abang udah ingetin."

"Sama-sama, istriku." ucap Tristan lembut. "Kan sekarang kamu punya saya yang Insya Allah akan selalu mengingatkan kamu."

Kemudian Tristan meraih telapak tangan mungil Clara dan menggenggamnya. "Ayo kita masuk ke dalam rumah pilihan kamu yang indah ini."

Menggenggam Dalam TahajudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang