26. Adik Kandung VS Istri

443 87 14
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Langit terlihat begitu cerah dan matahari bersinar terang, begitupun dengan suasana hati Clara yang bahagia pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit terlihat begitu cerah dan matahari bersinar terang, begitupun dengan suasana hati Clara yang bahagia pagi ini.

Burung-burung berterbangan dengan indah membuat Clara penasaran kemana segerombol burung itu akan pergi.

Fokus Tristan yang sedang mengendarai mobil teralih saat melihat istrinya sedari tadi tersenyum sembari melihat ke arah langit.

"Kamu lihat apa?" tanya Tristan penasaran.

Clara menoleh. "Cla lagi lihat burung-burung itu!" tunjuk Cla antusias. "Jumlah burung yang lagi terbang ada tiga belas."

Tristan tertegun. "Kamu hitungin?"

Clara mengangguk. "Iya. Kira-kira mereka mau kemana ya rame-rame gitu?"

"Mungkin mereka mau mencari makanan, setelah itu kembali ke sarang dan membawa makanan untuk anak mereka," sahut Tristan menebak.

"Enak ya jadi burung bisa terbang. Cla jadi pengen deh jadi bidadari," celetuk Clara.

Tristan tersenyum mendengar perkataan random Clara. "Saya kira kamu mau jadi burung."

"Gak lah, Cla terlalu cantik kalo jadi burung. Lebih cocok jadi bidadari, iya kan?"

Tristan meraih tangan mungil Clara lalu menciumnya. "Benar, kan sekarang kamu adalah bidadari saya."

Clara spontan menarik tangannya. "Apa sih, Abang sekarang gombal mulu!"

"Hobi baru saya gombalin kamu. Soalnya saya suka lihat kamu salting kayak sekarang," cetus Tristan seraya terkekeh kecil.

"Ih, siapa juga yang salting?!"

"Kamu. Istri saya yang cantiknya MasyaAllah." Ucapan Tristan itu sukses membuat pipi Clara kian memerah menahan rasa menggelitik di perutnya, seolah-olah banyak kupu-kupu yang berterbangan.

"Udah ah, abang fokus nyetir aja," ujar Clara. "Cla gak sabar ketemu Umma."

"Kenapa kamu seneng banget mau ketemu Umma?" tanya Tristan.

"Karena Umma baik banget, lembut dan perhatian sama Cla. Gak kayak bunda yang sukanya marahin Cla."

"Astagfirullah, gak boleh gitu, Sayang. Bunda itu sering marahin kamu demi kebaikan kamu sendiri. Itu artinya bunda sayang sama kamu," tutur Tristan mengingatkan.

Clara menyengir. "Hehehe, Iya. Cla paham kok. Nanti setelah dari rumah Umma, boleh mampir ke bunda gak?"

"Boleh dong, Zaujati."

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Tristan dan Abah sedang duduk di teras belakang rumah sembari mengobrol. Sementara Clara sedang asik bercengkrama dengan Umma diruang keluarga.

Menggenggam Dalam TahajudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang