29. Ramadan Date

337 66 12
                                    


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bab ini agak panjang, bacanya pelan" ya agar bisa memahami amanatnya.

Yuk vote & follow dulu🌷✨️

Malam ini tergolong malam yang cukup terang, sebab adanya bulan purnama dan bintang-bintang yang bersinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini tergolong malam yang cukup terang, sebab adanya bulan purnama dan bintang-bintang yang bersinar. Udara pun tidak terlalu dingin, tapi terasa sejuk dan damai.

Tristan mengendarai motor vespa matic milik Clara dan sang pemilik hanya duduk asyik dibonceng suami tampannya itu.

"Bang, pelan-pelan bawa motornya! Nanti kalo kita jatuh, gimana?" kelakar Clara.

"Kamu pegangan. Kita harus cepet karena sebentar lagi masuk waktu isya," sahut Tristan.

"Gak mau, nanti aku batal!" sungut Clara.

Tristan menghela nafasnya dan menuruti permintaan Clara untuk tidak mengebut. Tidak ingin berdebat dengan istrinya dan demi keselamatan mereka juga.

Sesampainya di Masjid, Tristan berpesan satu hal pada Clara.

"Nanti kamu tunggu saya dulu, ya. Kita pulang bareng."

Clara memgerutkan dahinya. "Bukannya kita selesai tarawihnya bareng?"

"Saya ada jadwal ceramah setelah selesai tarawih. Kalau ada yang mau pulang, boleh. Kalau mau dengar ceramah dulu silakan," ungkap Tristan membuat Clara ber-oh ria. "Tapi kamu harus denger ceramah dulu, biar kita pulang bareng."

"Lama dong? Cla kan mau pulang cepet, mau nonton drakor," cetus Clara. "Cla bisa kok pulang sendiri, nanti abang pulang belakangan aja ya?"

"Saya gak tenang kalau kamu pulang sendiri, Clara. Apalagi malam-malam." Tristan mengutarakan kecemasannya.

"Gapapa, Abang. Dulu Cla juga sering pulang malam sendiri!" Sifat keras kepala Clara membuat Tristan memijit pelipisnya.

"Itu kan dulu, sekarang kamu punya saya, Clara. Saya tidak akan biarin kamu pulang sendiri, selagi saya bisa menemani kamu."

"Tolong jangan keras kepala, Sayang. Kali ini saya tidak ingin dibantah," sambung Tristan dengan nada serius. Mau tak mau Clara mengangguk.

Ujung bibir Tristan tertarik ke atas. "Pintar istri saya. Ayo kita masuk, sekarang jadwal saya jadi imam."

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Menggenggam Dalam TahajudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang