20. Night With You

614 103 4
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Langit menggelap, hanya terpancar sinar bulan dan beberapa bintang yang ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit menggelap, hanya terpancar sinar bulan dan beberapa bintang yang ada. Angin sepoi-sepoi menerpa kulit Tristan dan Clara yang sehabis membeli rumah pribadi untuk mereka tinggali berdua setelah acara resepsi nanti. Untuk sementara ini mereka akan tinggal dulu dirumah Hadi dan Shella

"Kamu mau mandi duluan? Biar saya siapkan air hangat." Tristan membuka suaranya setelah mereka tiba dikamar.

Clara mengerutkan keningnya, ia benar-benar bingung mendengar pertanyaan yang Tristan lontarkan.

"Abang serius?"

Tristan tidak menjawab, tapi ia menaikkan sebelah alisnya. Tidak paham apa yang Clara maksud.

"Harusnya aku yang nyiapin air hangat untuk abang," ujar Clara menatap Tristan. "Kata bunda istri wajib melayani suaminya."

"Benar, tapi kalo cuma menyiapkan air hangat saya bisa sendiri. Tidak perlu kamu siapkan," ungkap Tristan seraya membuka dasinya. "Kamu bisa layani saya hal lainnya."

Clara terdiam, perempuan itu berusaha mencerna perkataan Tristan. "Hal lainnya itu apa?"

"Coba kamu pikir, seorang suami butuh apa dari istrinya."

"Di masakin? Di cuciin baju?"

Tristan menggeleng atas pertanyaan Clara itu. "Masak dan mencuci tidak wajib, Clara. Maksud saya kewajiban istri pada suaminya yang dilakukan malam hari."

Seolah mendapat sinyal, detik itu juga Clara terkoneksi tentang kewajiban istri pada suaminya di malam hari.

Clara reflek menyilangkan kedua tangannya guna menutupi bagian dadanya. "Abang mesum!"

Lagi-lagi Tristan menaikkan sebelah alisnya dan menampilkan ekspresi yang terlihat polos.

"Kenapa kamu ngatain saya mesum?"

"Itu karena pikiran abang yang jorok!" sungut Clara sebal.

"Loh saya gak pikir apa-apa, yang saya maksud kewajiban istri di malam hari itu belajar mengaji bersama suami setelah salat isya," jelas Tristan. "Kamu kali yang mikirnya jorok."

Clara mendelik, "Enak aja! Salah abang karena gak langsung to the poin."

"Iya saya salah, saya minta maaf ya?" ucap Tristan yang diangguki oleh Clara. "Saya ingin salat isya di masjid, jadi kalo saya mandi duluan gapapa?"

"Gapapa, Cla juga mau bersihin make up dulu."

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Dengan hijab hitamnya yang cukup panjang membuat perempuan yang sedang duduk diatas kasurnya itu mengibas-ngibaskan tangannya.

Sambil bermain ponsel Clara menggerutu, "Aishh... Gerah banget sih pake hijab gini, padahal ac udah paling dingin."

Menggenggam Dalam TahajudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang