25. Belajar Mencintai

449 109 23
                                    


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Kamu bukan hanya ada
di dalam hatiku, tapi juga
ada di dalam doaku."

-Tristan Al-Zhafi

◇♡◇♡◇♡◇

Denting jam terdengar jelas di malam yang terasa damai ini, udara pun tidak terlalu dingin. Suara ayam berkokok sesekali terdengar sahut-menyahut.

Tristan menghela nafasnya, membangunkan Clara adalah salah satu hal paling sulit. Maka dari itu, Bunda Shella selalu membangunkan Clara dengan ocehannya dan menyipratkan air ke wajah putrinya itu. Namun, Tristan hanya ingin membangunkan Clara secara lembut dan penuh cinta.

"Clara istriku sayang yang cantiknya MasyaAllah Tabarakallah, yuk bangun salat subuh," ujar Tristan lembut sembari menciumi seluruh bagian wajah Clara tanpa terkecuali membuat Clara menggeliat dan perlahan membuka matanya.

"Bang Titan?" panggil Clara dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya.

Tristan tersenyum mendengar panggilan khas dari Clara sejak dulu. "Iya, Sayang. Yuk bangun sebentar salat subuh dulu. Nanti dilanjut lagi bobonya."

Clara mengangguk, lalu beranjak dari kasurnya untuk berwudhu.

Selangkah lagi Clara memasuki toilet, Tristan menahannya dengan cara memeluk Clara dari belakang. Tristan berulang kali mencium atas kepala Clara yang masih terbalut hijab.

"Maaf ya, istriku sayang yang cantiknya MasyaAllah. Salat subuh kali ini saya gak bisa imamin kamu, karena saya harus salat berjamaah di masjid," bisik Tristan disamping telinga sang istri.

"Saya juga izin pulang agak lama dari masjid ya, karena hari ini ada jadwal mengajar ngaji anak-anak setelah salat subuh. Kamu gapapa, kan?" sambung Tristan.

Clara hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban, jujur saja ia merasa deg-degan berada sedekat ini dengan Tristan. Apalagi Tristan berbisik seperti itu, membuatnya sedikit geli.

Clara berusaha melepaskan pelukan Tristan, tapi nihil. Tubuhnya yang mungil itu tidak sebanding dengan tubuh besar Tristan.

"Jangan cuma mengangguk, Sayang. Saya mau denger suara kamu sebelum ke masjid."

"Lepas dulu, Bang. Wudhu abang batal loh pegang-pegang Cla gini!" seloroh Clara.

Tristan terkekeh. "Saya belum wudhu."

"Kenapa? Bukannya Abang bilang mau salat di masjid?"

"Sengaja, soalnya mau pegang-pegang kamu dulu."

Clara mendelik mendengar jawaban Tristan. "Ih... Dasar genit! Lepas gak? Atau Cla marah nih?"

Tristan pun menurut, ia melepaskan pelukannya. "Jangan marah dong, Sayang. Kan saya genitnya ke istri sendiri."

"Yaudah sana katanya mau ke masjid?" sungut Clara.

"Hehehe, iya maaf, Zaujati." Tristan mengulurkan tangannya, lalu disalimi Clara.

Kemudian Tristan mengecup singkat kening Clara. "Saya berangkat dulu ya, kamu hati-hati dirumah. Jangan lupa setelah ini langsung wudhu, tunggu adzan dan salat subuh, nanti pulangnya saya belikan makanan kesukaan kamu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Belum adzan ternyata, gue scroll tiktok dulu deh. Kalo wudhu sekarang takutnya kentut sebelum adzan." gumam Clara.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Menggenggam Dalam TahajudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang