44- Who is it gonna be

787 71 1
                                    

"LISA!"

"Woah woah woah!!! Kenapa kau berteriak?"

Lisa mengerutkan keningnya sambil memperhatikan teman-temannya yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kamar, beberapa menit yang lalu dia baru saja berbaring di tempat tidurnya mencoba untuk tidur tapi dia terkejut ketika mereka tiba-tiba muncul seperti itu.

"Tunggu, kau baik-baik saja?" Jisoo bertaya sementara Jeongyeon dan Jimin memeriksa seluruh ruangan, lalu Sana dan Nayeon tiba dengan Tzuyu di kursi rodanya. Jennie di sisi lain menghela nafas lega dan duduk di dekat tempat tidur.

"Kenapa tidak." Lisa berkata dan mereka semua saling memandang.

"Baiklah begitu..." Tzuyu mulai berbicara sambil menjilat bibirnya.

.......

"WHAT THE FUCK!!" Lisa mengumpat namun kemudian mengerang saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya, dia tidak bisa bergerak terlalu banyak dengan keadaannya saat ini.

"Hati-hati Lisa." Jennie berkata dengan tegas dan Lisa meminta maaf.

"Mungkin dia hanya melarikan diri lalu mati di suatu tempat....untuk mengingatkanmu, dia diborgol dan terluka parah." Kata Jimin.

"Menurutku dia tidak akan mati begitu saja." Tzuyu berkata dan Nayeon mengangguk.

"Dia tidak bisa menyerah begitu saja, dia terobsesi pada Lisa."

"Kalau begitu, kita masih dalam bahaya?" Sana bertanya dengan cemas.

"Menurutku tidak...Daniel sekarang menjadi penjahat dan terutama di cari oleh polisi. Menurutku dia tidak bisa berbuat banyak dalam situasinya." Jawab Jeongyeon.

"Tapi tetap saja...kita harus hati-hati dan biarkan polisi dan sepupu Tzuyu yang melakukan penelitian." Kata Jennie dan mereka setuju.

"Baiklah saat ini aku sedang tidak ingin memikirkannya.....kepalaku sakit." Lisa mengerang dan kembali berbaring di tempat tidur sambil menyentuh keningnya yang masih di balut.

"Sakit, kutukan yang dia tinggalkan padaku..."

Mereka hanya memperhatikannya diam-diam sementara Lisa mengejek.

"Itu akan meninggalkan bekas luka padaku, tch.... seolah-olah aku tidak punya alasan lagi untuk melakukan ledakan." Lisa menghela nafas lalu menutup matanya. "Aku akan tidur siang, mari pikirkan semua ini nanti."

"Oke tapi aku tinggal bersamamu." Jennie berkata dan Lisa hanya mengangguk.

"Kita pergi kalau begitu! Oh dan Jendeuki! Sana dan aku akan tinggal hari ini jadi jika kau butuh sesuatu, tanyakan saja pada kami!" Jisoo berkata sambil berjalan pergi dan melambai ke arah mereka.

"Oke!! Hati-hati guys!" Jennie melambai lalu menghela nafas ketika mereka sudah tidak terlihat. Dia kembali menatap Lisa yang sedang mengerutkan keningnya dengan mata terpejam. "Mengapa kau mengerutkan kening?"

"Itu melukai perasaanku."

"Apa?"

"Jika aku yang dulu melihatku, maka dia akan menertawakanku sekarang?" Lisa berkata dan menghela nafas lalu menatap Jennie.

"Terkadang aku yang dulu masih di sana dan meneriakkanku betapa lemahnya aku."

Jennie menghela nafas berat lalu duduk di tepi tempat tidur dan membeli pipi Lisa, ia hanya cemberut dan lebih bersandar pada tangan Jennie.

"Apakah dia di sini sekarang?" Jennie bertanya lalu Lisa mengangguk dan melihat ke belakang Jennie.

"Dia tidak tertawa tapi dia memperhatikanmu."

As you wish princess (JENLISA) IDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang