47 - Us two alone (M)

2.3K 111 1
                                    

Jennie Pov

Ini tidak masuk akal, aku tidak mengerti kenapa aku begitu panik. Ini bukan pertama kalinya kami tidur bersama.

"Ada apa Jennie? Wajahmu merah semua." Suara Lisa mengejutkanku.

"Tidak apa-apa, tiba-tiba terasa sedikit panas!" Aku menjawab dengan suaraku yang sedikit gemetar.

"Benarkah? Tapi aku tidak merasa kepanasan."

Kami berada di lorong hotel bintang 5 yang di pilih Lisa untuk bermalam, dan kami sedang dalam perjalanan menuju kamar.

"Kita sampai!" Lisa mengumumkan dan aku menarik napas dalam-dalam.

Tidak apa-apa Jennie, hanya saja kau menjadi sedikit paranoid. Atau aku berharap sesuatu akan terjadi? Ya Tuhan, apakah aku sudah menjadi mesum?

"Kau boleh mandi! Aku akan masuk setelah kau selesai!" Dia berkata setelah meletakkan barang-barang kami di sofa ruang tamu, aku hanya mengangguk dan segera berdiri menuju kamar mandi dan menutup pintu di belakangku. Mendesah. Kenapa aku seperti ini?

....

Setelah aku keluar dari kamar mandi, sudah memakai piyama yang diberikan hotel kepada kami, Lisa masuk dan sekarang aku sendirian di kamar kami mengagumi pemandangan di luar dan Lisa benar, bahkan di sini kau bisa melihat ratusan lilin di laut yang belum padam. Ketika kami berada di sana, tempat itu ajaib dan aku senang kencan ini tidak berakhir seperti yang terakhir kali.

Bisa kubilang hidup kami kembali damai meski Daniel masih ada tapi Ayah Lisa dan sepupu Tzuyu melakukan segala hal yang di perlukan untuk memastikan kami aman, bahkan sekarang aku yakin ada penjaga dimana-mana di sekitar hotel ini. Dan sekarang tujuan kami yang sebenarnya adalah menunggu Chaeyoung bangun, semua orang sudah tidak sabar melihatnya tersenyum dan tertawa bersama kami lagi. Dan begitu Chaeyoung ada di antara kami, Lisa dan aku akan menikah dan hari itu akan menjadi hari paling bahagia dalam hidupku karena aku akan bersama orang yang kucintai dan semua teman terdekatku akan hadir di sana.

"Apa yang kau lakukan sambil melamun seperti itu?" Lisa berkata sambil tertawa kecil yang membuyarkan lamunanku. Dia mengenakan pakaian malam dan rambutnya masih basah.

"Aku sedang melihat lilin yang telah kau siapkan, sungguh luar biasa."

"Tidak banyak. Lain kali aku akan melakukan sesuatu yang lebih besar!"

"Tidak apa-apa meski tanpa itu! Tidak perlu melakukan hal rumit seperti itu." Aku mengalihkan pandangan ke laut dengan senyuman kecil di wajahku. Sungguh tidak ada salahnya melakukan begitu banyak hal, hanya kehadirannya di sini bersamaku saja sudah membuatku sangat bahagia.

"Tapi aku ingin memberikan segalanya untuk orang yang kucintai."

Aku tersentak saat merasakan Lisa tiba-tiba berada di belakangku, dia telah membisikkan kata-katanya di telingaku sambil memegang kedua bahuku, nafasnya yang panas di telingaku membuatku tersipu malu dan aku kesulitan menelan ludahku.

Aku semakin tersipu ketika dia memelukku, menyandarkan kepalanya di bahuku dan memberiku ciuman ringan di lekuk leherku.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Aku berhasil mengatakannya meskipun aku gugup.

"Aku hanya menikmati ini... Aku baik-baik saja seperti itu, di sini bersama kekasihku yang juga tunanganku, dan segera menjadi istriku." Dia berkata, nafasnya di leherku membuatku bergidik. Ruangan tiba-tiba terasa panas.

Aku berbalik perlahan dan memeluk punggungnya, saat ini aku yakin dia bisa mendengar jantungku berdebar kencang di dadaku, dia menarik diri sedikit tanpa melepaskanku lalu memberikan kecupan ringan di keningku lalu pipiku dan terakhir bibirku. Dia tetap seperti itu untuk beberapa saat sebelum menggerakkan bibirnya ke bibirku perlahan. Aku membuka mulutku sedikit untuk membiarkan dia menjelajah, dan ketika lidah kami bersentuhan, aku hanya bisa mengerang. Dia meletakkan tangannya di pinggulku dan menarikku lebih dekat  padanya. Apakah ini benar-benar terjadi? Apakah kami benar-benar akan melakukan apa yang aku pikirkan?

As you wish princess (JENLISA) IDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang