Lisa Pov
"JENNIE-YAAH!! KAU DIMANA?" Aku berteriak mencoba mencari gadis itu.
Setelah beberapa saat akhirnya aku menemukannya, dia berada diluar rumah sambil mengagumi pemandangan taman mewah kami. Aku selalu bertanya pada diriku sendiri, mengapa kami mempunyai taman yang begitu luas. Aku menghela nafas berat, lalu berjalan ke arahnya. Ketika aku sampai di tempatnya, dia tidak berkata apa-apa. Dia hanya diam di sana sambil memalingkan wajahnya. Dengan canggung aku berdehem, lalu berbicara..
"Maafkan aku Jennie, aku tidak bermaksud bersikap seperti itu. Maafkan aku jika aku menyakitimu." Aku membuang muka mencoba menghindari kontak mata. Ini pertama kalinya aku meminta maaf pada seseorang!! Alih-alih mengatakan sesuatu dia malah tertawa keras, aku dengan bingung menatapnya dan dia memegangi perutnya karena tertawa terlalu keras.
"Kenapa kau tertawa? Aku dengan tulus meminta maaf dan di sini kau malah menertawakanku? Oh tidak percaya itu!! Aku tidak percaya kau... yang terhebat Lalisa Manoban meminta maaf padamu demi pete!!" Kataku tidak percaya. Dia berhenti tertawa lalu menarik, kembali nafasnya. Dia menepuk pundakku sambil terengah-engah.
"Kau imut sekali." Katanya masih sedikit tertawa tetapi berhenti ketika dia menyadari apa yang dia katakan. Apa? Imut-imut? AKU?
"Uh!... maksudku kau lucu." Dia membuang muka menyembunyikan rona merahnya tapi aku bisa melihatnya. "Dan aku tidak marah padamu."
"Lalu kenapa kau lari?" Aku bertanya.
"Untuk mengalihkan perhatianmu! Aku tahu kau akan mengejarku!" Dia mengedip padaku, lalu aku sadar.
RUBY FUCKING JANE! DIA MELAKUKANNYA DENGAN TUJUAN! Aku hendak berlari lagi ke dalam untuk menyelamatkan sepupuku yang bodoh dan bodoh, tetapi dia memelukku dari belakang. Tidak membiarkanku melakukan gerakan apapun.
"Tidak, kau tidak akan kemana-mana!! Aku tidak akan membiarkanmu merusak urusan Irene unnie!" Dia dengan kuat melingkarkan kedua tangannya di pinggangku. Aku mencoba mendorongnya menjauh tetapi aku tidak ingin menyakiti pikirannya.
"SIAPA IRENE ITU? DAN KENAPA KAU MELAKUKAN INI?" Dia memiringkan kepalanya kesamping agar aku bisa melihat wajahnya, dia tersenyum manis dan menunjukan gummy smile-nya.
"Karena aku ingin." AISSSSHHHH FUCK YOU RUBYJANE!!!
"Turunkan Rubyjane!" Aku mencoba berbalik tapi tidak bisa, dia membuatku pusing. "Kenapa kau terus memanggilku Rubyjane?" Dia bertanya.
"Karena aku ingin!" Kataku sinis. Dan saya menyukainya.
"Kau menyukainya?" Dia bertanya lagi seolah dia membaca pikiranku.
"Tidak." Aku berkata setelah menyerah untuk menyelinap keluar dari pelukannya. Aku menyilangkan tanganku dengan perasaan tidak senang.
"Apakah kau cemberut?" Dia melepaskan cengkramannya padaku lalu berjalan di depanku. Aku tidak tahu kenapa tapi aku merindukan pelukannya... Aaisssshhh kau jadi gila Manoban.
"Aku tidak." Aku menghentakkan kakiku seperti anak kecil. Ya, benar, tetapi aku tidak ingin berasumsi demikian. Dia mencubit pipiku lalu memberiku ciuman ringan disana membuatku membeku. Dia dengan malu-malu memegang tanganku lalu memainkannya.
"Jangan cemberut, aku minta maaf jika aku ikut campur dalam urusanmu tapi ini demi unnieku, dia sangat membutuhkan kontrak ini." Aku melihatnya bermain dengan jariku dan dengan tanganku yang lain aku membelai tanganku pipiku dan senyuman kecil tersungging di wajahku.
Itu dia lagi, perasaan aneh itu... sama seperti aku pertama melihatnya, saat itu dia adalah orang pertama yang berani menceramahiku ketika aku menindas seseorang. Dia membentakku tapi aku tidak mendengar apa yang dia katakan, aku begitu kagum padanya dan wajahnya yang cantik sampai sampai aku lupa apa yang aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
As you wish princess (JENLISA) ID
DiversosLalisa Manoban adalah pengganggu di sekolah, dia tidak punya teman karena semua orang takut padanya. Tidak ada yang bisa melawan rasa takutnya di pecat dari sekolah karena pemilik sekolah adalah keluarganya. Dia bersikap dingin kepada semua orang d...