--
-
beberapa hari setelah nya...
Jay memuntahkan seisi perut nya. tangannya berpegangan dengan lemah pada wastafel dan ia membersihkan muntahan nya serta mencuci wajahnya dengan kasar.
nafas nya terengah. Jay menatap dirinya dari pantulan kaca yang berada di depan nya.
selama beberapa hari ini dia merasa ada yang aneh dengan dirinya. kadang Jay akan mual mual tidak tentu dan muntah secara tiba tiba.
Jay juga selalu merasa tidak nyaman badan dan tidak terlalu suka mencium bau yang beragam dari makanan yang berada di kantin.
"ahhh benar benar---" Jay kembali muntah
netra nya berkaca kaca. Jay mencuci mulut nya dan menunduk dengan lemah.
salah satu bilik toilet terbuka dan menampakkan Heeseung yang menatap punggung Jay. Heeseung menaikkan sebelah alisnya.
"Jay kau kenapa?" panggil Heeseung
tubuh Jay menegang dia menatap Heeseung dari pantulan kaca dan kemudian Jay langsung berbalik.
Heeseung mendekati Jay sedangkan Jay sudah mematikan kran wastafel yang berada di belakang nya. Jay menatap Heeseung yang sekarang sudah berada di hadapan nya.
"kau baik baik saja?" tanya Heeseung dengan memegang bahu Jay
"aku hanya merasa mual mual biasa Seung" balas Jay dengan hendak melepaskan genggaman Heeseung terhadap bahu nya
Heeseung menahan lengan Jay menggunakan tangan sebelah nya. Jay menghela nafasnya dia sangat lemah detik ini seperti seluruh tenaganya habis terkuras.
"kau sakit?" Heeseung memeriksa leher Jay
padahal dia harus nya mengecek kening tapi dia menyentuh leher. Jay mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Heeseung mencekal lengan Jay.
"biar ku antar ke uks" ucap Heeseung
"tidak perlu" pelan Jay dengan mencoba melepaskan genggaman Heeseung
"Heeseung lepas" Jay menatap netra Heeseung
Heeseung terdiam. kenapa dia menolak bantuan dari Heeseung? apa karena dia ingin menjaga perasaan dari PACAR NYA YANG BOCAH INGUSAN ITU?.
"aku hanya ingin membantu kenapa kau takut sekali Jay?" tanya Heeseung dengan memegang kedua bahu Jay dan semakin mengikis jarak dengan nya
Jay menahan dada Heeseung.
"aku bisa sendiri Lee Heeseung" ucap Jay dengan memfokuskan tatapan nya ke netra Heeseung
andai saja dia menyebut Lee Heeseung dengan nada seperti ini contoh nya: Lee Heeseunghhh ahhh akhhh.
Jay melepaskan diri dari Heeseung dan langsung pergi meninggalkan nya sedangkan Heeseung hanya menatap punggung Jay dengan lekat.
"di tolak lagi apakah hidup ku selalu di penuhi dengan penolakan? padahal aku hanya mencoba untuk membantu tapi dia.. haha bagus sekali" batin Heeseung dengan malas
Jay keluar dari kamar mandi dengan memegang perutnya. tunggu ini cukup membuat nya resah apa yang terjadi? seperti nya dia harus ke dokter.
-
-
-
-
-
"mual mual dan sering muntah?" tanya Jungwon
Jay mengangguk dengan pelan. dia merasa tidak mampu berdiam diri dari Jungwon oleh sebab itu dia langsung jujur pada pacarnya itu.
Jungwon beranjak dari tempat duduknya lalu memegang kedua bahu Jay. Jungwon memeriksa leher Jay ah dia sama saja seperti Heeseung.
"tapi kakak demam tidak?" tanya Jungwon
Jay menggeleng.
"badan ku terasa tidak nyaman dan aku sering mual dan bahkan muntah won" adu Jay
Jungwon mengangguk paham.
"duduk dulu" ucap Jungwon
Jungwon membawa Jay untuk duduk di atas ranjang nya. mereka sekarang sedang berada di apartemen Jungwon kebetulan sekali hari ini mereka pulang lebih awal.
"bagaimana jika kita ke rumah sakit sekarang?" tanya Jungwon
Jay mengenggam satu tangan Jungwon yang sekarang tengah memegang bahu nya. Jay menatap netra Jungwon dengan lirih.
"kenapa? jangan takut aku ada di sini untuk menemani mu kak, kau tidak sendiri" ucap Jungwon dengan juga menatap balik netra Jay
Jungwon memeluk Jay dan membawa tubuh dari yang lebih tua untuk merasa sensasi hangat dan aman. Jungwon mengelus punggung Jay lalu mencium surai nya.
barang tidak Jay bisa merasa jauh lebih baik sebelum menerima kemungkinan kemungkinan yang dapat mengubah semua nya di masa depan.
Jungwon melepaskan pelukan nya terhadap Jay lalu memegang kedua pipi nya. Jay mengenggam kedua lengan Jungwon.
"ayo?" senyum Jungwon
Jay ikut tersenyum dengan tipis. dia pun menganggukkan pelan kepala nya, dia takut tapi Jay percaya bahwa Jungwon akan selalu ada untuk nya.
~ singkat cerita mereka sudah berada di rumah sakit
"pasien baik baik saja" ucap sang dokter setelah memeriksa keadaan Jay
Jay dan Jungwon saling melirik. sekarang Jay sedang berbaring di ranjang rumah sakit dan mereka masih memakai seragam sekolah.
"tapi pasien mengeluh mual mual dan juga sering muntah dok" ucap Jungwon
hening beberapa saat...
"ya sudah saya terpaksa harus melakukan tes urine."
Jay mengulum bibirnya sedangkan Jungwon mengerjap dengan bingung. mau bagaimana pun dia masih tidak terlalu paham, ada apa dengan tes urine?.
"silahkan Jay, tampung urine mu di tempat ini."
Jay menghela nafasnya. dia mengambil satu tempat kecil yang berada di tangan dokter dan kemudian dia langsung ke kamar mandi.
Jungwon menatap punggung Jay sampai pria manis itu masuk kedalam kamar mandi.
~ skip
Jay mengenggam tangan Jungwon dengan kuat saat dokter sudah kembali memasuki ruangan mereka. Jungwon mengelus tangan Jay dan berusaha menenangkan nya.
"bagaimana dok?" tanya Jay dengan cepat
"anda hamil dan usia kandungan nya sudah jalan 2 minggu."
keduanya benar benar kaget.
Jay dan Jungwon pun langsung saling menatap.-
-
-