--
-
~ 01:30 dini hari
Jay meletakkan teh hangat di meja lalu duduk di sebelah Jungwon yang kini hanya merenung. Jungwon tetap tinggal sedangkan Jake pulang ke hotel.
"Jungwon" panggil Jay dan tidak mendapat respon sama sekali dari Jungwon
Jay mengerjapkan kan netra nya. dia pun mengetuk meja dengan tangan nya sedangkan Jungwon langsung menatap meja itu. netra nya teralih pada Jay.
"kakak membuat kan mu teh hangat, minum lah" senyum Jay dengan lembut
Jungwon ikut tersenyum dengan tipis. walaupun Jay tahu bahwa di balik senyuman nya itu tersimpan luka dan juga trauma yang mendalam.
Jungwon meminum teh hangat nya sedangkan Jay hanya memandangi nya. Jungwon meletakkan kembali teh nya di meja lalu menghembuskan nafasnya.
"sudah lama sekali ya kak" ucap Jungwon
Jay hanya menatap nya.
"rasa nya canggung, aku merasa tidak berguna karena sudah meninggalkan mu pasti kau mengalami masa masa yang berat" timpal Jungwon tanpa menatap Jay
Jay tersenyum.
"jangan sekali kali kau merasa bersalah, aku baik baik saja di sini, kakak lah yang harusnya merasa bersalah jika malam itu kakak menemani mu maka kau tidak akan pernah di bawa pergi olehnya" balas Jay
Jungwon hanya menghening. Jungwon menatap Jay dengan mata yang memerah. Jay menahan tangisnya.
Yang Jungwon sudah tidak secerah dulu lagi. wajahnya pucat. mata nya terus memerah. keadaan nya kosong dan juga linglung.
ini benar benar membuat hati Jay sakit. Jay mengelus pipi Jungwon dengan netra yang mulai berkaca kaca.
"jangan takut kau sudah aman dengan kakak, kakak janji bahwa kakak akan mengembalikan mu seperti dulu dan membuat mu bahagia" sendu Jay
Jungwon mengenggam lengan Jay lalu mencium punggung tangannya. Jay mengulum bibirnya dan terus berusaha menahan tangisnya.
"maaf kau sudah melewati masa masa buruk won" sedih Jay
"begitu pula kau kak" balas Jungwon
Jay memeluk Jungwon. Jungwon memeluk pinggang nya dan memendam kan wajahnya pada leher Jay.
Jay mengelus rambut Jungwon lalu mencium surai nya dengan sayang. air mata mengalir dengan begitu saja di kedua pipinya.
"aku akan melindungi mu, jangan--" Jay menangis dengan lirih saking sakitnya dia sampai tidak mampu lagi untuk melanjutkan ucapannya
Jungwon mengerat kan pelukan nya terhadap pinggang Jay begitu pula dengan Jay yang mengeratkan pelukannya terhadap tubuh Jungwon.
"jangan pernah merasa sendiri lagi, di sini kau aman tidak akan ada orang yang bisa menyakiti mu, aku mencintaimu bayi" tangis Jay
Jungwon memejamkan matanya. dia pun menangis tapi tak terisak. Jay dapat merasakan bahwa lehernya kini basah karena air mata dari Jungwon.
"benar menangis lah, aku tahu kau sudah lelah menahan nya selama ini, menangis itu tidak buruk, menangis lah sepuas mu won" lirih Jay dengan mengelus rambut Jungwon
Uke nya lebih tua sama dewasa🔛🔝
-
-
-
-
-
~ keesokan hari nya
Jay membawa Jungwon ke psikiater. dia sampai izin untuk tidak masuk kerja dulu hari ini karena masih ingin fokus pada Jungwon sedangkan Riki sudah ia titipkan pada Sunghoon.
Sunghoon lah yang mengantar dan juga menjemput Riki dari sekolah. Jungwon mengenggam erat tangan Jay saat sesi tanya jawab dengan sang psikiater.
hanya pertanyaan klasik seperti apa kabar, apa hari hari mu bahagia dan sebagainya. sang psikiater juga mengecek keadaan nya.
Jay menunggu dengan keadaan yang sedikit resah. dia mengigiti jempol nya karena merasa khawatir dan juga resah dalam waktu yang bersamaan.
"jadi bagaimana?" tanya Jay
"mental nya memang terganggu tapi jika dia sering datang untuk melakukan terapi dan meminum obat nya tepat waktu, saya yakin bahwa dia akan segera baik baik saja."
Jay melirik Jungwon yang hanya terdiam di sebelah nya.
"saya akan menuliskan resep obat nya, untuk obat penenang tolong gunakan saat emosinya sedang tidak stabil saja."
Jay mengangguk dengan lemah.
setelah menulis resep obat dan memberi kan nya pada Jay. si psikiater pun beralih menatap Jungwon dengan senyuman lembutnya.
"jangan pernah merasa rendah, kau hebat, seseorang dengan mental yang tidak baik baik saja dan bisa sampai detik ini itu adalah orang yang hebat dan juga kuat."
Jungwon menatap nya sedangkan Jay tersenyum dengan tipis.
"kita bertemu lagi minggu depan? bisakah kau menganggukkan kepala mu?."
"tapi aku bukan orang gila" balas Jungwon
"kau memang bukan orang gila, siapa yang berkata bahwa kau orang gila, mental mu sedang tidak baik bukan kah akan lebih bagus jika kau menyembuhkan nya dan kembali merasakan kebahagiaan? kau menginginkan nya tidak?."
Jungwon mengangguk dengan pelan.
"pintar, aku menunggu mu minggu depan, ingat jaga diri dan selalu kuatkan diri mu, hindari segala yang membuat pikiran mu kosong, kau hebat Jungwon."
Jay tersenyum.
~
Jay dan Jungwon sedang berada di bus. Jungwon mengenggam erat tangan Jay. kini Jungwon sedang membaringkan kepalanya pada bahu Jay.
Jay mengelus tangan Jungwon lalu mendusel kan hidungnya pada surai lembut milik Jungwon.
"aku harus segera sembuh, aku tidak bisa terus menerus seperti ini, pikiran untuk mengakhiri ini semua terus saja menghantui ku kak" lirih Jungwon
"aku mohon bertahan lah, pasti kau bisa sembuh jangan berkata seperti itu kau tidak mungkin meninggalkan ku untuk yang kedua kalinya kan" ucap Jay, jelas dengan nada yang menekan dan juga takut akan segala hal yang bisa terjadi
Jungwon hanya diam.
seperti nya Jay memang harus mengawasi Jungwon agar dia tidak berbuat hal yang tidak tidak. bukan hanya itu Jay juga harus selalu memastikan agar Jungwon tidak selalu kosong.
"aku mencintaimu kak" bisik Jungwon
"kakak juga mencintaimu won" bisik Jay
-
-
-