dua puluh tiga

9 2 0
                                    

HAPPY READING

Sudah dua minggu sejak rumor bahwa Anita dan Adeva pacaran tersebar, dan sudah sedikit orang yang heboh tepatnya rumor ini hampir hilang, tetapi akan melekat dalam sejarah kenangan Anita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua minggu sejak rumor bahwa Anita dan Adeva pacaran tersebar, dan sudah sedikit orang yang heboh tepatnya rumor ini hampir hilang, tetapi akan melekat dalam sejarah kenangan Anita.

"Lo masih mau belajar baca sama gue gak?" Tanya Anita dengan lesu, pasalnya hari ini sangat melelahkan baginya.

Adeva hanya menggeleng sebagai jawaban. "Sepeda waktu itu, lo masih mau belajar gak?" Tanya balik Adeva dan jawaban Anita sama dengan Adeva.

"Nyokap gue mau beli sepedah, jadi gue gak usah belajar lagi sama lo. Coba lo? belajar bacanya gimana? buat apa ada gue kalo lo gak belajar sama gue?" Tanya Anita dengan nyerocos, lesu bukanlah hambatan bagi Anita untuk berbicara panjang lebar, sedangkan Adeva hanya tersenyum kecil sebagai tanggapan.

"Rumor pelan pelan ilang, ehh kalian masih berduaan kek gini" Ucap Koko ia melempar batu kecil ke arah anita dan Adeva yang duduk bersama di tepi lapang.

"ganggu aja lo,Iri ya?, makanya punya temen" anita mendelik tajam pada Koko

"Aelah, temen gue banyak. Tapi masa iya sih temen gue harus kayak lo?"Ucap Koko terkekeh kecil.

" Maksud lo kayak gue?" Sungutnya sambil memelototi Koko.

"nggak kok! itu ada yang lagi musim prenjon, gue pikir mungkin kalian juga gitu" Ucap Koko dengan santainya menyela duduk antara Anita dam Adeva.

"Prenjon? friendzone anjirr" Ucap Anita dia menggetok kepala Koko menggunakan tulang jarinya.

"pokoknya gitu lah, kalian prenjon kan? liat aja si Adeva saking sukanya sampe ngasih lo kalung, Si nita saking bucinnya sampe gak mau pacaran" Ucap Koko lagi sambil menatap Adeva dan Anita secara bergantian

"Paansih lo" Desis Adeva sambil menghela nafas gusar.

"Yok lah masuk kelas, bentar lagi masuk" Ajak Koko ia merangkul Adeva dan meninggalkan Anita di tepi lapangan.

"Ck. Si Koko ngomong gitu bener gak sih? ah tau ah ngapain di pikirin" Gerutu Anita kemudian berlari kecil menyusul Adeva.

Anita langsung duduk di bangkunya sambil bersandar pada tembok di sampingnya.

Ia melihat Adeva dan Koko baru sampai ke kelas kemudian berjalan santai menuju bangku mereka.

Adeva bersandar ke tembok di sampingnya dan menatap Anita yang berposisi sama dengannya, mereka saling menatap satu sama lain lewat jarak jauh.

Adeva mengacungkan jari tengahnya seakan ingin membuat Anita emosi, dan benar saja anita melotot dan membalasnya dengan dua jari tengah.

Terlalu lama menatap mata Adeva yang menurut Anita itu indah, ia sampai tidak sadar kalau jari telunjuk dan ibu jarinya menyatu dan membentuk 'love'.

Adeva yang melihat itu sedikit kaget dan terkekeh kecil, Adeva membalasnya dengan tangan yang di bentuk love 🫶🏻 tapi hanya sebelah kanan, seolah mengode agar Anita menyatukannya.

Anita tersenyum dan membalasnya dengan jari tengah, dan Adeva tertawa konyol.

"Ngapasih gajelas" Gumam Adeva terkekeh kecil namun Anita bisa melihat nya meskipun dari jarak jauh.

"gue suka gak sih sama si adeva?" Batin Anita, ia melemparkan senyuman paling manis untuk Adeva.

────⌑

"De, jujur deh lo suka ya sama gue?" Tanya Anita dengan penasaran, meskipun malu ia harus menghapus kata malu demi rasa penasarannya.

Anita tidak mau berharap lebih kepada Adeva, itulah kenapa ia bertanya dengan terbuka pada Adeva.

Adeva menoleh pada anita yang berjalan di sampingnya, ia tidak menjawab hanya tersenyum tipis.

"Kenapa diem? gue harap yang gue tanyain itu salah, maaf gue nanya gini bukan karena gue geer, tapi orang orang pada bilang kalo lo itu suka sama gue. jadi gue cuman mastiin doang" Ucap Anita, entah mengapa ia jadi sedikit canggung setelah bertanya

"Lias bilang, jatuh cinta itu masalah. Dan gue akhir akhir ini selalu bermasalah" Ucap adeva dengan suara kecil agar terdengar samar oleh Anita

"Apa lo bilang? lo bermasalah? kenapa? lo ikut campur masalah preman ya?" Tanya Anita, benar saja Anita yang lemot ini memang hanya mendengar sedikit yang di katakan Adeva.

Adeva tersenyum tipis kembali "Sama Takdir" Jawabnya terkekeh melihat ekspresi anita yang sudah menunggu jawaban tapi jawabnnya sengaja Adeva mainkan.

"Sialan lo! gue bilangin sama tante nina baru tau!" Ucapnya kesal dan membuang muka ke arah lain.

"Emangnya nyokap gue siapanya lo?" Tanya Adeva dengan menaikkan sebelah halisnya.

Anita di buat gelagapan karena itu, entah kenapa hatinya selalu di tusuk kala di pertanyakan posisi nya untuk Adeva.

Anita selalu merasa dirinya spesial untuk Adeva, padahal ia juga tahu ia bukan siapa-siapa bagi Adeva.

"T-tante nina itu kan tante nya Zora, nah, Zora juga kan sodara gue plus sahabat gue, jadi tante zora tante gue juga. Jadi Tante nina itu tante gue" Ucap Anita tersenyum kikuk

Adeva memutar bola matanya "Beda lagi ta, itu konsepnya kan kalian cuma sahabatan bukan sodara"

"Intinya tante zora tante gue juga,jadi tante nina juga tante gue"

"Tapi itu nyokap gue"

"Yaudah Aladin aja"

"itu bokap gue yang udah di syurga" Celetuk Adeva membuat Anita bungkam, ia menggaruk kepalanya yang tak gatalm

"Yaudah maaf, gue gak tau" Anita menyengir kikuk, bisa bisanya Adeva mengatakan itu dengan entengnya.

"Anggraeni tau apa" Ucap Adeva sambil pura-pura mengalihkan pandangannya

"Heh nyokap gue gak tau apa apa ya, jangan bawa bawa nyokap gue" Anita menunjuk wajah Adeva sambil melotot

"Yaudah Rijan aja"

"Bokap gue gak ada" Ucap Anita dengan wajah yang di buat buat "Kerja di luar kota hahahahhaha" Lanjut Anita sambil tertawa terbahak bahak

"sialan lo" kesal Adeva tapi tetap tertular tawa Anita, membuatnya terkekeh kecil.

"Gue pulang duluan ya, byee" ucap Anita sebelum berbelok duluan ke arah rumahnya Anita menepuk pundak Adeva

"gue juga" Ucap Adeva dan keduanya berpisah arah tapi beberapa detik kemudian dua orang itu menoleh ke belakang dan saling melemparkan senyuman mereka yang paling manis.

﹏﹏﹏⌑

Jokes nya gelap woee 😭🙌🏻

NIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang