dua puluh empat

10 2 1
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

Adeva sudah siap pergi ke sekolah dengan seragam yang sudah rapih dan rambut yang di sugar ke belakang.

Adeva tersenyum kecil memuji pantulan dirinya di cermin. Adeva menarik tasnya dan berangkat dengan perasaan yang senang entah kenapa.

"iya ta, gue suka sama lo" Batinnya, dalam perjalanan Adeva terus tersenyum dengan senang.

"Eh, Adeva kan? eh iya dev!" Teriak Juliani memanggik Adeva, raut wajah Adeva sedang tidak normal sekarang, ia terus tersenyum layaknya orang kasmaran.

Juliani menepuk pundaknya dan berjalan beriringan dengan Adeva. "Widihh muka lo kek abis mimpi indah ya semalem" Ucap Juliani dengan sok akrab pada Adeva

Adeva hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan.

"Eh kemaren kemaren gue liat lo maen sama si Lias, lo temennya lias ya?" Tanya Juliani masih semangat mencari topik

"Iya, kok lo tau Lias?"

"Iyaa, Si Lias itu deket sama rumahnya deket sama rumah gue. Ishhh emak nya jodoh jodohin melulu, jijik sih gue mah hahaha"

"Ohh, kalo gitu lo tau Xavi?"

"Sapi?"

"Xavi anjirr"

"Ohh, si Xavi. Tau tau yang rambutnya gondrong bukan?" Sayangnya, Juliani membuat Adeva kesal dan menghilangkan mood Adeva untuk bicara lagi.

"Iya kan yang gondrong itu?" Tanya Juliani masih dengan wajah cerianya

"Bukan. Xavi gak gondrong" Ketusnya.

"Hahaha iya anjir, gue lupa" Juliani tertawa kikuk

Dari arah lain, Juliani dan Adeva melihat Anita sudah dari koperasi dekat sekolah dan hendak kembali ke sekolah, lantas Juliani memanggilnya.

"Ta!" Panggil Juliani dengan Antusias, ia dengan seenaknya menarik tangan Adeva.

Anita tersenyum kecil menanggapi, sebenarnya bisa saja ia tersenyum lebar selebar bulan sabit, tapi ia sudah tidak respect karena melihat Juliani menggenggam tangan Adeva.

Sedikit tertusuk, Anita tapi tidak tau kenapa. Ia memilih berpura-pura sibuk dan berjalan lebih dulu.

"Ehh sorry gue duluan ya, ini soalnya lagi buru-buru" Ucap Anita kemudian berlari kecil dan mempercepat langkahnya.

Adeva melengkungkan bibirnya kebawah dengan samar. Juliani beralih manatap adeva.

"Sibuk banget sih Anita tumben banget" Ucap Juliani, ia melepaskan genggaman tangannya saat melihat Adeva menatap risih Juliani "Uppss gue gak sengaja, refleks doang hehehe" Juliani tersenyum kikuk kemudian berlari kecil menyusul Anita

"Dasar aneh" Gumam Adeva sambil menggelengkan kepalanya,dengan tak sadar Adeva membersihkan tangan bekas genggaman Juliani menggunakan tissue di tasnya.

NIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang