Mencintai seseorang secara ugal ugalan adalah bakat seorang Anita Jeissica Seira. Tidak heran, jika dia menyukaimu orang aneh seperti Adeva Sanindyar.
Sudah bersama sejak sekolah dasar, Tetapi Anita baru menyadari adanya Adeva. Selama ini Anita han...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah romantis romantis an nya?" Tanya Bu Miya bersedekap dada sambil tersenyum meledek.
Sejak Anita mengatakan bahwa dia menyukai Adeva, Bu Miya sudah melihat nya dari jauh dan tersenyum kecil karena masa mudanya juga begitu.
Anita dan Adeva bertukar tatap kemudian menunduk takut di marahi oleh bu Miya.
"Bucin harus tau tempat lhoo, masih mending yang liat ibu gimana kalo Bu Lia? udah di hukum kalian" Ucap Bu Miya masih dengan posisinya
Anita mendongak menatap Bu Miya dengan takut "ehh bu ini salah paham, kita gak bucin kok. Kita juga lagi di hukum hehehe" Anita tersenyum kikuk.
"Hobby banget sih kalian di hukum. Yaudah lanjutin hukumannya, ibu mau ngadu dulu sama Bu Lia" Ucap Bu Miya tersenyum jahil
"Eehh ibu jangan gituu dong bu, ibu gak solid ihh ibu mahh" Ucap Anita agak merengek
"Udah tuh selesain hukumannya" Ucap Bu Miya terus melangkah pergi tanpa peduli lagi.
═════┅
Entah kenapa Anita tidak suka segala hal yang ada sejak tadi, bisa di bilang dia emosian sejak jam istirahat berakhir.
Perutnya juga sangat sakit, Anita juga selalu kesal karena semua hal spele. Seperti kali ini Adeva yang meminta contekan dan Anita memarahinya habis habisan.
"Lo nyontek mulu sih! Makanya lo pinter biar gak nyontek terus ntar lo nyontek nilai lo yang lebih gede daripada gue. Sana balik lagi ke bangku lo jangan nyontek sama gue, Dasar dugong" Omel Anita melotot tajam pada Adeva.
Adeva tersenyum samar tapi dalam hatinya dia bingung kenapa Anita marah marah seperti ini.
Adeva mengedikkan bahunya kemudian kembali ke bangkunya dengan perasaan yang tidak tau kenapa.
"Ta, lo beneran marahin Adeva? tumben amayy" Tanya Juliani dari meja belakang Anita
Anita memutat bola matanya malas "Yaudah lo aja yang ngasih dia contekan. Kalo lo emang kasian sama dia, yaudah lo tolongin. Banyak bacot amayy" Kesal Anita kembali fokus ke pelajaran nya
"Bukan gitu, lo kenapa? emosian banget" Heran Naya, ia juga tak enak jika teman sebangkunya di marahi seperti itu oleh orang lain.
"Terserah gue dong mau emosian mau marahin orang atau mau nyakitin orang juga, dosa gue pula" Kesal Anita dia hanya menggerutu karena malas jika harus berdebat.
"Heh bau, anter gue ke toilet perut gue sakit banget" Ajak Anita langsung beranjak dari duduknya.
Gledis menurut dan langsung beranjak dari duduknya mengekor pada Anita.
"Ta, lo lagi datang bulan ya?" Tanya Gledis ia melihat rok Anita yang berlumuran darah.
"H-Hah? kenapa?" Tanya balik Anita karena dia juga merasa sedang datang bulan, padahal perkiraannya ia akan mengalami datang bulan dua hari lagi.
"Lo bocor,ta" Ucap Gledis dengan panik membuat Anita ikut panik
Anita memotret rok bagian belakangnya dan benar saja darah berlumuran di sana. Anita secepatnya berlari ke toilet untuk mengecek.
Karena, bisa jadi saja ada yang jahil pada bangkunya. Gledis tidak mengekor lagi, ia kembali ke kelas dan membisikkan sesuatu pada Adeva.
"Hubungan nya sama gue?" Tanya Adeva dengan suara pelan tanpa menatap Gledis.
"Pinjem jaket lo dong" Ucap Gledis, Adeva bukan tipe badboy yang akan membawa jaket gengster ke sekolah.
"Cuman ada hoodie" Ucap Adeva ia mebgeluarkan hoodienya dari tas.
Gledis kembali ke toilet perempuan dan memberikan Pembalut serta hoodie Adeva pada Anita.
"Ta, ini gue bawa pembalut sama hoodie punya Adeva. Bukain dong" Ucap Gledis sambil mengetuk pintu toilet
"Hah? Hoodie adeva? buat apaan?" Tanya Anita mengernyitkan dahinya saat kepalanya menyembul dibalik pintu toilet.
"Gue gak pernah tuh liat Adeva pake hoodie, dia ganteng gak ya kalo pake hoodie?" Batin Anita sebenarnya tertawa senanh
Anita mengambil pembalut dan hoodie yang di sodorkan Gledis.
30 menit kemudian Anita keluar dari toilet dengan hoodie Adeva yang melingkar di pinggangnya.
"Dia gak pake parfum? alami banget wangi pewangi pakaian" Anita sempat sempatnya menghirup hoodie Adeva
"Makasih, ayo ke kelas" Ajak Anita pada Gledis yang sejak tadi hanya melamun.
﹏﹏⌑
"Ta, yang piket hari ini gak ada. Lo gantiin ya kan lo seksi kebersihan" Ucap Farell seenaknya menyuruh nyuruh Anita.
Anita meringis merasakan mules di perutnya "Apaan sih lo? gue emang seksi kebersihan tapi yang piket aja yang harus piket!" Kesal Anita sedikit membentak pada Farel
"Udah lah cepet piket atau gue laporin sama guru kalo lo gak becus jadi Seksi kebersihan" Ancam Farel tanpa mendengar omelan Anita ia sudah melangkah pulang terlebih dulu.
Hari ini Milia tidak sekolah, dan ini adalah hari piketnya itulah mengapa Anita harus menggantikannya.
Anita melihat jadwal piket yang tertempel di dinding, "Hah? Adeva piket hari ini? tuh bocah mana ya?" Monolog nya
Anita berjalan ke luar kelas dan mendapati adeva yang sedang memegang sapu.
"Kenapa?" Tanya adeva begitu Anita menatapnya dengan tiba-tiba.
"Enggak, ayo cepet piket bantuin gue. Lo sapu dari dalem dulu dong" Mungkin efek emosianal dari datang bulan, Anita jadi terus merasakan kesal karena apapun itu.
"Apa lo bilang?!" Anita melotot tajam ke arah Adeva membuat nyali Adeva menciut
"Dasar dugong ya lo! ngatain gue tua sembarangan! Lo tuh yang tua! baru kelas 10 juga udah delapan belas tahun tua lo tua fosil lo!" Teriak Anita meluapkan amarahnya pada Adeva tetapi tangannya masih sibuk menyapu
"Ngatain dugong mulu lo, beda jauh juga" Protes Adeva tidak suka dengan nama panggilan Anita.
"Halah sama aja, sama sama tua sama sama bodoh" Celetuk Anita, hingga keheningan pun melanda.
"Sorry" Cicit Anita menyadari ucapannya. Anita menatap Adeva yang kini hanya fokus menyapu, setelah itu melempar sapu dengan asal dan keluar dari kelas.
"Astaga, dia kesinggung?" Gumamnya merasa bersalah, Anita segera menyelesaikan menyapunya dan berlari menyusul tetapi sayangnya Adeva sudah mengambil jalan pintas cepat lagi sehingga sudah hilang dari pandangan Anita.