enam belas

13 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yaudah, ganti aja yuk air nya. Rumah nenek gue deket sekolah mending lo isi aer lo dulu deh di rumah nenek gue. Yok" Anita menarik tangan Adeva hingga mereka ada di depan rumah nenek Anita.

Anita mengambil alih botol minum milik Adeva kemudian mengisi nya dengan penuh dan mengembalikannya lagi pada sang pemilik.

Adeva tersenyum hangat kemudian menerima botol tersebut. "Makasihh Anita cantik.." Puji Adeva seraya memperhatikan anita yang salah tingkah.

"Gue gak denger? tapi gue denger anita cantik? iya sih gue emang cantik" Ucap Anita menahan malu karena kini pipi nya memerah seperti kepiting rebus.

"Udah sana, ntar bis nya datang lo ketinggalan! hush hush!" Anita mengusir Adeva karena snagat tidak aman bagi jantungnya jika terus seperti ini.

"Iya iya, makasih ya Anita cantik.." Ucap Adeva lagi bermaksud menggoda tapi kali ini sepatu melayang menbuat Adeva lari terbirit-birit sambil tertawa puas.

﹏﹏﹏⌑

"Paansih, dasar adeva wajah kek dugong aja bisa bisa nya ngomong gitu.." Gerutu Anita, dia terus mengingat kejadian tadi hingga sakit perut.

"Ta,lo udah bawa karton nya belum sih? ngelamun terus" Ucap Andre, tangannya penuh dengan alat yang di butuhkan

"Eh, Toko perlengkapan sekolahnya tutup, Anterin ke Toko yang ada di depan pengkolan dong" Pinta Anita dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Yaudah ayo, bentar ya gue bawa motor dulu. Gak lama kok" Ucap Andre kemudian pergi meninggalkan Anita seorang diri menatapi Bis yang membawa siswa/i yang akan pergi ke kolam renang.

Ia melihat Adeva di bis kedua menyembulkan kepala di jendela bis sambil tersenyum padanya.

Begitu bis melaju, Adeva melambaikan tangan pada Anita. Entah kenapa, semakin jauh bis melaju semakin hampa pula perasaan Adeva.

Setelah semakin jauh melaju, Adeva melunturkan senyumannya dan menatap kosong ke depan.

"Dev! Pacar lo gak ikut yaa?" Tanya Koko pada Adeva, balasan adeva acuh tak acuh dia hanya mengedikkan bahunya.

"Jangan ngelamun aelah, udah pacar lo ingetin sama gue biar jaga lo jangan sampe ngelamun" Koko menyenggol lengan Adeva sambil tersenyum jahil.

Adeva melayangkan tangannya "Mana ada gue pacaran sama dia," Elak Adeva, mungkin sedikit perasaan yang adeva punya untuk Anita, tidak sampai ingin berpacaran juga.

"Gue tau lo suka sama dia, dia suka sama lo. Yaudah jadian aja, apa susahnya sih" Kesal Koko dia menurunkan tangan Adeva.

"Dia pinter," Gumam Adeva namun tak Koko dengar karena ia malah memakai earphone.

"Dev, kok lo gak mau sih sama si nita? Dia emang cantik sedikit, tapi dia pinter, temennya dikit pula. jadi kalo lo mau nge date gak bakal di gangguin juga kan?" Celotehan Koko membuat Adeva pening ingin sekali Adeva menyumpal mulut Koko dengan kaos kaki yang tidak di cuci seminggu.

"Lo aja sono sama Si Nita, menurut gue sih Nita biasa aja. Lo nya aja yang berlebihan, ya nggak dev" Farel ikut menongol dari kursi belakang adeva.

Adeva hanya diam tak menanggapi Farel, sedangkan Koko dia melepas earphone nya kemudian menyahuti Farel. "Lo mah seleranya tante Sinta, mana mungkin lo tau pesona remaja"

"Sialan lo!" Farel memukul pelan kepala Koko mrmbuat sang empu meringis.

"Tapi, gitu gitu juga pasti si deva ini bucin abis kayaknya kalo pacaran sama si Nita" Ucap Farel menunjuk adeva yang sedari tadi hanya menyimak.

"Gue gak pacaran sama dia," Ucapnya dengan nada yang agak tegas.

"Gapapa untuk sekarang lo bilang gak pacaran sama dia, tapi nanti nanti lo kasih gue PJ ya sebagai penghargaan juara pertama yang udah jodohin lo sama nita" Ucap Koko dengan senyuman tengil nya.

"Kenapa gak si Koko aja yang di jodohin sama si Nita? bacotannya sebelas dua belas anjir" Batin Adeva, tapi matanya mendelik kesal ke arah Koko.

"Takut deh liat lo. Yaudah iya gue diem" Ucap Koko melunturkan senyumannya melihat tatapan maut adeva.

☄︎☄︎☄︎

"Yuk, naik" Titah Andre dia sudah sampai dan membawa motor matic nya, kemudian berboncengan dengan Anita.

"Lo deket gak sama adeva?" Tanya Anita pada Andre.

"Oh, ternyata Lo beneran suka sama Adeva?" Bukannya menjawab, Andre malah bertanya balik pada Anita "Gue cuman temen sebangku dia, kadang kadang doang sih" Kali ini baru Andre menjawab

"Tapi kalian kalo sebangku keliatan akrab banget tau, emang suka ngomongin apaan?" Tanya Anita begitu penasaran.

Beberapa kali, Andre dan Adeva sempat menjadi teman satu bangku. Dan mereka terlihat mengobrol dengan akrab, dan sesekali tertawa bersama.

"Tanya aja sama pacar lo itu" Jawaban Andre membuat Anita berdecak.

"Denger ya, gue cuman penasaran doang. Gue gak pacaran sama dia" Kesal anita.

"Mau gue anterin pulang gak? lo nyebelin" Celetuk Andre membuat Anita melotot tajam, Andre bisa melihat itu dari kaca Spion yang sengaja diarahkan ke Anita.

"Maksud lo? gue nyebelin? heh, yang ngerjain tugas ini'kan gue!" Kesal Anita tapi benar juga dia ingin pulang "Yaudah lo aja yang kerjain, gue males. Anterin gue pulang. Makasih" Lanjut Anita membuat Andre terkekeh.

"Rumah lo belok kanan atau kiri nih?" Tanya Andre, memperlambat laju motornya begitu bertemu pertigaan.

"Kiri, kalo ke kanan kan rumah Adeva" Jawab Anita, tanpa sadar dia malah membahas Adeva lagi, padahal dia tidak mau membahas Adeva saat sedang bersama Andre.

Kenapa? Karena, Andre sedikit bocor jika menjadi gelas.

"Ciee Adeva terus nih, mau ke rumah camer lo nggak? gue anterin nih" Tawar Andre dengan nada menggoda.

"Sialan lo Yoyon!" maki Anita tanpa berfikir panjang.

"Heh? Yoyon bapak gue njir"

"Iya tau, dasar Yoyon!"

Tiba tiba motor Andre berhenti, "Turun turun. Gue gak mau jadi bahan gosip tetangga lo, sana pulang!" Usir Andre, bagaimana Andre bisa tau rumahnya sebelah sana dan Andre menghentikan motornya berjarak dua meter.

"Kok lo tau sih?" Tanya Anita, dia juga bingung.

"Lo jemur seragam lo di terasnya, jelas gue tau lah. Hufftt.. gue yang ngerjain lagi" Gerutu Andre karena kesal di akhir kalimatnya.

﹏﹏﹏⌑

Jangan salah paham sama si ANDRE YAAA!

BYEE! BYEE!

NIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang