Part 16

201 8 0
                                    


Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉



Bagaikan mimpi indah yang baru didapatkan seumur hidupnya, mimpi penuh kelegaan yang tak ingin usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaikan mimpi indah yang baru didapatkan seumur hidupnya, mimpi penuh kelegaan yang tak ingin usai. Bahkan Marcell rela terus berada di dalam mimpi asalkan di hadapannya hanya ada gadis itu.

Tak apa jika gadis itu tak ingin melihatnya, asalkan dirinya bisa melihat bahkan bisa menyentuh.

"Bagaimana kabarmu, Baby?" pertanyaan dengan suara lembut datang dari Marcell yang duduk di tepian ranjang di samping gadis-nya yang memalingkan wajah. "Aku tidak mengharapkan kamu bahagia bersama pria lain, tapi kuharap kamu selalu berbahagia selama ini."

Hening, tak ada suara dari Marcell, bahkan Kessa memilih diam sejak kedatangan pria matang itu.

Marcell memandangi kedua tangannya yang bergetar samar di atas paha, beralih memandang tangan Kessa yang juga berada di atas paha. Ingin sekali Marcell meraih tangan mungil milik gadis-nya lalu dilingkarkan di lehernya. Namun, ia meyakinkan diri jika akan tiba hari itu, di mana gadis-nya akan memeluk dirinya.

"Irgi mungkin sudah memberitahumu tentang Kenan. Ketahuilah, Baby. Aku baru bertemu dengannya lagi setelah enam tahun dia menolak bertemu dan membenciku tanpa alasan." Aku tidak bisa memberitahumu jika Kenan membenciku karena dirimu.

"Aku turut senang."

Marcell terpaksa tersenyum, padahal yang diinginkannya Kessa menjawab apa pun tentang perasaan yang sejak tadi ia ungkapkan, tapi gadis itu justru menjawab tentang Kenan. Sungguh mengecewakan, tapi ia berusaha lebih keras demi gadis-nya yang baru kembali.

"Kenapa kamu memilih untuk pergi tanpa berbicara denganku? Hanya karena Kenan anakku?"

Kessa menoleh dengan wajah datar, matanya seolah bicara, tapi Marcell tak dapat mengerti apa yang sedang netra itu sampaikan.

"Kuharap Kenan juga mengatakan kalau dia akan membuat fitnah agar Mas memecatku."

Deg! Sungguh perasaan yang luar biasa membahagiakan, gadis-nya masih memanggil dengan panggilan yang sama bahkan setelah enam tahun berlalu.

"Kamu tidak berpikir kalau aku akan mempercayainya begitu saja, kan?"

"Memangnya Mas pikir aku akan melakukan apa? Dia anak Mas, kan? Anak yang selama ini Mas manjakan. Menyebar fitnah buruk tentangku tentu bukanlah hal sulit untuk Mas percayai."

Marcell menggeleng tegas. "Kenan memang anakku, kebanggaanku, tapi aku tidak akan menelan setiap ucapannya begitu saja."

"Aku tidak mungkin bisa berpikir seperti itu saat tahu kalau Mas memberikan apa pun yang dia inginkan. Membela dan mengeluarkan uang untuk menutupi kasusnya, memindahkan Kenan ke sekolah lain setelah bermasalah. Orang tua mana yang tidak mendengarkan ucapan anak kesayangannya." Tanpa sadar Kessa meneteskan air mata yang membuat Marcell terkesiap.

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang