Part 32

74 3 2
                                    

Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉



Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, tidak akan membela diri?"

"Untuk apa?"

"Mereka menuduhmu yang tidak-tidak."

"Apa pun yang orang lain bicarakan tentangku. Aku tak peduli."

Kessa merasa kasihan pada Marcell yang kini menjadi perbincangan orang-orang, mereka mengatakan jika Marcell masih belum sepenuhnya merelakan Laura untuk Mahardika hingga dia menusuk Mahardika dari dalam.

Sebenarnya pikiran itu pun muncul di kepala Kessa. Mungkinkah Marcell masih ingin membuat mantan istrinya bahagia? Jika benar, betapa cemburunya Kessa karena Marcell rela mempertaruhkan nama baiknya demi mantan istrinya.

Apa dirinya belum cukup untuk mengalihkan Marcell dari mantan istrinya? Lalu untuk apa kata-kata cinta dan lamaran yang pria itu ucapkan padanya setiap hari?

Perasaan ragu untuk menerima lamaran pria itu semakin besar. Mungkin dirinya akan hidup di dalam bayang-bayang mantan istri pria itu. Kessa tidak ingin hal itu terjadi. Lebih baik melepaskan segalanya daripada menjadi bayang-bayang orang lain.

"Aku pergi." Kessa berdiri dari atas pangkuan Marcell.

"Mau ke mana, Baby?"

"Ke bawah."

"Tunggu aku di sana. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin."

Kessa tak membalas, dia terus berjalan membelakangi Marcell lalu menghilang di balik pintu.

Kepergian Kessa dengan raut tertunduk seperti itu membuat Marcell bertanya-tanya. Namun, selagi wanita itu tak melarikan diri darinya, maka semua tak berarti apa pun.

Marcell berdiri, merenggangkan otot-ototnya yang sudah bekerja keras untuk memuaskan gairah jiwa mudanya. "Aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku lalu mengajak Kessa kencan."

Sementara di tempat Kessa. Wanita itu meminta dibuatkan soft drink pada bartender yang masih mengelap satu-persatu gelas yang ada. Wajahnya tertunduk memikirkan Marcell dengan perasaan cemburu.

"Kev, minumanku!"

Kessa tertegun sesaat, kelab seharusnya masih tutup, tapi bagaimana bisa ada pengunjung yang datang.

Menuntaskan rasa penasarannya, dia menoleh dan mendapati Darwin tengah terduduk di sampingnya yang berjarak dua kursi lagi.

"Mas Darwin." Kessa menyapa, sedangkan orang yang disapanya terkejut.

"Kamu sendiri? Di mana Marcell?" Darwin terlihat ingin berdiri dari kursi, jelas sekali kalau pria itu ingin menghindari Kessa.

"Mas Marcell ada di dalam. Mas Darwin, sendiri?"

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang