This is last chapter.
"Tunggu sebentar, Om! Kenapa bagian Om yang paling banyak? Kenapa Om yang harus sering muncul untuk menolong Kessa?"
"Aku, kan, second lead male-nya di sini."
"Hmpt! Lalu kenapa harus anak laki-laki?"
"Kenapa kamu keberatan?"
"Bagaimana kalau papi menginginkan anak perempuan yang kecantikannya mirip dengan Kessa?"
"Bagaimana kalau Kessa juga menginginkan anak laki-laki yang ketampanannya seperti Marcell?"
"Kenapa kalian ribut sekali?!"
Darwin dan Kenan menoleh ke sumber suara, Mila menghampiri dengan dua gelas minuman di tangannya. "Kenapa tidak membuat Marcell dan Kessa memiliki anak kembar?"
Ide Mila langsung diterima kedua orang tersebut, bahkan Darwin langsung menggerakkan jari di atas keyboard laptopnya sedangkan Kenan mengintip dengan seksama.
"Siapa nama anak mereka?" Darwin bertanya pada semua orang yang ada di hadapannya. Mila, Ricko, Irgi serta Samuel.
"Bagaimana kalau Makessa? Nama itu selalu muncul di dalam tulisan Kessa, kan?" kali ini Irgi yang membuka suara.
"Irgi benar. Nama itu milik Kessa yang diberikan khusus untuknya dan Marcell." Mila menyetujui hingga Darwin menambahkan nama itu ke dalam tulisannya.
"Makessa untuk bayi laki-laki atau perempuan?"
"Laki-laki dan perempuannya Marsha. Marcell dan Keisha." Ricko ikut memberikan saran, dan dihadiahi kecupan mesra dari istrinya, Mila.
"Oke." Darwin menambahkan nama kedua di layar laptopnya sebelum dia menekan tombol off pada benda tersebut.
"Sudah selesai?" Kenan bertanya atau lebih tepatnya mengajukan protes.
"Ada yang kurang? Kupikir ending-nya sudah cukup membahagiakan untuk mereka."
"Om, tidak menjelaskan secara detail bagaimana Kessa dan papi selamat dari percobaan bunuh diri itu?"
"Kurasa tidak perlu di jelaskan, Ken."
"Kenapa?"
"Mereka sudah cukup mengalami kesulitan dan meloncat kebagian di mana anak mereka lahir adalah sebuah akhir yang indah untuk mereka. Kuyakin mereka akan setuju denganku."
"Bagaimana dengan pernikahannya?"
"Kita semua tidak ada yang tahu pernikahan impian seperti apa yang diinginkan Marcell atau Kessa."
"Termasuk bagaimana hubunganmu, Laura dan Mahardika bisa berdamai dengan mereka berdua, tak perlu dijelaskana secara detail. Cukup garis besarnya saja kalau kalian telah berdamai. Prosesnya pasti akan menyakitkan apalagi membayangkan mereka berdua kembali dirundung duka." Ricko menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Gadis Muda - END
RomanceEnam tahun berlalu setelah pertemuannya dengan gadis muda cantik berwajah polos nan teduh. Marcell menjadi bajingan kelas kakap serta nyaris menggila karena gadis itu menghilang secara tiba-tiba. Selama itu pula ia tak pernah berhenti mencari kebera...