Part 20

313 8 0
                                    


Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.

Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melihat butiran obat berwarna putih di dalam botol membuat dada Marcell sesak tak terkira. Tak pernah menduga jika selama ini gadis-nya membutuhkan benda kecil tersebut, tapi karena keterbatasan gadis-nya hanya bisa menanggung sendiri. Yang lebih menyakitkan adalah semua yang dialami gadis-nya terjadi karenanya.

"Mas?"

Marcell terkejut saat sebuah suara memanggilnya, bergegas ia menyembunyikan botol berisi obat ke dalam laci sebelum berbalik menghadap pintu. "Iya, Baby?"

"Bisa antar aku ke minimarket di depan jalan? Ada yang harus aku beli."

Marcell berjalan mendekat, tangannya mengambil kunci mobil di atas meja. "Apa yang ingin kamu beli?"

Kessa terlihat ragu untuk menjawab, gadis itu lebih memilih untuk berbalik kemudian berjalan lebih dulu. Marcell mengejar Kessa untuk meminta jawaban atas pertanyaanya barusan.

Di dalam mobil, Marcell mendesah kecil dengan wajah murung, menarik perhatian Kessa yang sejak tadi memperhatikan perubahan raut pria itu.

"Mas, kenapa?"

Marcell menggeleng, tak menoleh. Kessa merasa sedikit sedih karena Marcell mengabaikannya dan memilih untuk menatap ke luar jendela.

"Maaf." Kessa menoleh cepat saat kata itu keluar dari mulut Marcell. "Aku tidak mengabaikanmu, Baby."

Rasanya kesedihan tadi langsung terobati begitu saja. "Mas sedang ada masalah?"

"Aku hanya sedang kecewa pada diri sendiri."

"Kenapa?"

"Karena aku harus menunggu satu minggu untuk bisa menggodamu."

Kessa merasakan wajahnya memanas, ia tak tahu semerah apa wajahnya sekarang. "Mas, frontal sekali!"

"Apa? Aku hanya mengatakan apa yang ingin kukatakan. Pria sepertiku tak suka bermain kode. Aku lebih suka jujur. Termasuk mengakui kalau aku mencintai dan menginginkanmu seutuhnya. Hati, jiwa, perhatian serta tubuhmu yang sering kali membuatku berkhayal bercinta bersama."

Meski terdengar menjijikkan, tapi sialnya Kessa menyukai bagaimana cara pria itu mengungkapkan keinginannya sampai membuat wajahnya semakin memanas, mungkin jika meletakkan panci berisi air di atasnya air itu dapat mendidih.

"Mas berjanji akan menunggu sampai aku siap, kan? Mas tidak mungkin memaksaku."

Marcell terkekeh, tangannya terulur mengusap rambut Kessa. "Aku akan menunggu, Baby. Sampai kamu siap. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang berulang, aku takut kamu pergi."

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang