Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.
Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉
Rindu yang menggebu membuat Marcell menyelinap ke kamar Kessa saat gadis itu tertidur pulas. Beruntungnya dia masih bisa mengendalikan diri untuk tak memaksa gadis itu, hingga pada akhirnya Marcell hanya ikut berbaring di bawah selimut yang sama tanpa berani melukai harga diri gadisnya.
"Mas sudah kembali?" Kessa bertanya dengan suara khas bangun tidur, bahkan matanya setengah terbuka.
"Maaf aku membangunkanmu. Tidurlah kembali, aku tidak akan melakukan apa pun padamu, Baby."
"Hmm. Mas juga tidur."
Perasaan menghangat selalu menjalar di hatinya setiap kali gadis itu memberikan perhatian sekecil apa pun.
Marcell terbangun saat tangannya meraba ke samping dan tak menemukan tubuh ramping gadis-nya. Dia membuka mata dengan perasaan cemas jika Kessa meninggalkannya.
"Baby!"
Marcell meloncat, berlari keluar dari kamar dan mencari keberadaan Kessa yang ternyata tengah berkutat di dapur.
"Ada apa, Mas? Aku mendengar Mas mencariku." Kessa berbalik membawa piring saat Marcell memasuki area dapur.
"Aku takut kamu pergi lagi." Marcell duduk sambil menarik tangan Kessa agar duduk di atas pangkuannya.
"Mas selalu mengatakan hal itu."
"Aku takut."
Kessa membelai bahu Marcell memberikan sedikit ketenangan untuk pria itu. "Mas akan pergi lagi?"
"Tidak. Hari ini aku akan bersamamu."
"Kalau masih sibuk, pergi saja, Mas. Aku tidak apa-apa."
"Sudah terlalu lama aku menghabiskan waktu untuk urusan lain. Beberapa hari ini aku akui terlalu mengabaikanmu. Maafkan aku."
"Aku senang karena Wika dan kak Irgi selalu menemaniku."
"Senang? Termasuk datang ke kelab?"
Kessa tersenyum kuda. "Itu mengingatkanku akan masa lalu."
Marcell memeluk erat pinggang Kessa, mendekatkan dagunya di dada gadis itu. "Kamu masih ingin belajar bermain piringan hitam, Baby?"
"Mas masih mengingatnya?"
"Aku tak pernah melupakan apa pun tentangmu."
"Daripada belajar, aku malah ingin melihat Mas bermain piringan hitam lagi seperti dulu."
"Aku ingat saat kamu memandangiku dengan tatapan memuja ketika aku bermain piringan hitam. Aku mendengarnya dari Kevin."
Kessa memerah, memalingkan wajah. "Aku harus membereskan dapur." Kessa bangkit menghindari Marcell melihat wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Gadis Muda - END
RomantizmEnam tahun berlalu setelah pertemuannya dengan gadis muda cantik berwajah polos nan teduh. Marcell menjadi bajingan kelas kakap serta nyaris menggila karena gadis itu menghilang secara tiba-tiba. Selama itu pula ia tak pernah berhenti mencari kebera...