Part 4

283 9 0
                                    

Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉

Tengah malam, Marcell keluar dari kamar tanpa perlu mengendap-endap karena suara riuh di halaman menyamarkan suara pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tengah malam, Marcell keluar dari kamar tanpa perlu mengendap-endap karena suara riuh di halaman menyamarkan suara pintu kamarnya. Pria itu berjalan cepat menuruni anak tangga sambil menaikan hoodie untuk menutupi wajahnya.

Marcell sampai di mobilnya lalu melesat cepat meninggalkan guest house tanpa ada seorang pun yang menyadari. Berbekal alamat yang diberitahukan diam-diam oleh Rio, ia pergi untuk menjemput gadis yang selama bertahun-tahun membuatnya seperti orang gila.

Dengan penuh percaya diri, Marcell menginjak gas dalam-dalam saat melewati perbatasan kota. Namun, sebuah mobil dengan kecepatan lebih tinggi menyalip dan berhenti tepat di depan mobilnya. Secepat kilat Marcell menginjak rem hingga kepalanya membentur kemudi cukup keras.

Marcell mengumpat kasar seraya menarik kepalanya. Kedua matanya membelalak saat melihat orang yang sangat dikenali keluar dari mobil di depan. Mobilnya diketuk dari luar oleh orang yang sama. Bergegas Marcell membuka pintu lalu keluar.

"Kembalilah, Marcell." Kata Darwin, pemilik mobil di depan sana.

"Kamu mau menghentikanku?" Marcell menantang.

"Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untukmu."

"Terbaik untukku atau untuk dirimu sendiri!" Marcell mengeluarkan suara tinggi.

"Aku melakukannya untukmu."

Marcell berdecih kesal, sedetik kemudian kepalan tangannya melayang mendarat tepat di wajah Darwin hingga pria itu terhuyung ke belakang.

"Memangnya kamu pikir aku tak tahu kalau kamu juga menyukai Kessa-ku?!"

Darwin tak termakan umpan apa pun yang dilempar Marcell. Ketenangan adalah bagian dari dirinya.

"Sebesar apa pun perasaanku, tak sebesar rasa yang kamu miliki." Darwin menyeka hidungnya yang mulai mengeluarkan darah.

"Selama ini aku menutup mata karena kupikir kamu tidak akan mengkhianatiku, tapi sekarang aku tarik kembali ucapanku." Marcell berbalik, hendak masuk ke dalam mobil, tapi Darwin berhasil menutup pintunya lebih dulu.

"Jangan pernah menarik ucapanmu, Marcell. Aku tidak pernah berpikir untuk mengkhianatimu atau persaudaraan kita. Apa yang aku lakukan semua demi dirimu."

"Berhentilah membual, Darwin. Kamu sengaja menghalangiku agar kamu bisa menemui Kessa-ku diam-diam!"

"Kalau aku menginginkannya, aku bisa pergi sendiri mencari Kessa. Tapi aku selalu mengutus Irgi agar kamu percaya kalau kamu orang pertama yang akan melihatnya dan bukan aku."

"Kamu terlalu mendramatisir, Darwin. Bersainglah denganku kalau kamu memang menginginkan Kessa."

"Aku menginginkanmu dan Kessa. Lebih baik melihat kalian bersama agar aku bisa menjaga kalian dari dekat daripada melihat kalian terpisah."

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang