Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉
Marcell masih merasa terpukul karena kondisi Kessa yang belum sepenuhnya pulih. Meski sudah diperbolehkan untuk pulang, tapi Kessa belum bisa bergerak bebas seperti dulu—termasuk bergulat di atas ranjang.
Meskipun begitu, ada rasa bangga karena dengan kondisi Kessa sekarang ini dia jadi lebih banyak di andalkan oleh wanita itu. Satu upaya agar Kessa bergantung padanya.
"Sudah cukup, Mas." Kessa menolak suapan dari tangan Marcell.
"Kamu ingin yang lain, Baby? Sup?"
"Tidak, Mas. Lidahku masih terasa kebas, semua makanan terasa hambar di mulutku."
Marcell meletakkan mangkuk berisi bubur ke atas nakas, berganti mengambil segelas air untuk wanita-nya.
Kessa hampir tersedak minumannya sendiri ketika rasa sakit menjalar disekujur tubuhnya. Marcell panik dan bergegas menjauhkan gelas dari bibir wanita itu.
"Sakit lagi, Baby? Kita kembali ke rumah sakit, ya."
Kessa menggeleng, tangannya berusaha menggapai wajah Marcell. "Aku tidak mau berada di rumah sakit, Mas. Aku ingin di sini."
Marcell memegang tangan Kessa yang membelai wajahnya. "Tapi–"
"Kalau Mas tidak mau merawatku suruh Wika saja. Memangnya aku begini karena siapa?!" tukas Kessa seraya menarik tangannya.
Bergegas Marcell meraih tangan itu kembali lalu dikecupnya. "Inilah momen yang aku tunggu, Baby. Saat kamu merengek manja dan mengandalkanku. Kamu wanita kuat meski sebenarnya kamu rapuh hingga aku kesulitan menunjukkan peranku sebagai seorang pria padamu."
Senyum tipis terukir di bibir manis Kessa. "Mas sudah menemukan orang yang menculikku?"
"Irgi masih melacaknya."
"Kak Irgi? Kenapa tidak diserahkan semuanya kepada polisi?"
"Dia sudah berani menyakitimu maka aku harus mengembalikan apa yang sudah dia berikan padamu."
Kessa terkejut, dia tahu maksud ucapan Marcell. Dia pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Marcell membalas orang-orang yang membuat masalah dengan pria itu.
"Bagaimana kalau Mas terlibat dengan polisi?"
"Kamu tenang saja, aku terbiasa berhadapan dengan polisi dan selama itu pula aku bebas berkeliaran."
Kessa membungkam mulutnya tak ingin melanjutkan, dia tahu semua maksud ucapan pria itu.
"Lukanya sudah sembuh?"
Marcell melirik pergelangan tangannya yang dibalut perban. Dia membuka perban tersebut hingga terlihatlah sebuah luka sayatan cukup parah di sepanjang pergelangan tangan pria itu. "Sudah membaik seiring dengan kondisimu." Marcell memberikan kecupan kilat di bibir Kessa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Gadis Muda - END
RomantizmEnam tahun berlalu setelah pertemuannya dengan gadis muda cantik berwajah polos nan teduh. Marcell menjadi bajingan kelas kakap serta nyaris menggila karena gadis itu menghilang secara tiba-tiba. Selama itu pula ia tak pernah berhenti mencari kebera...