Part 22

139 5 0
                                    


Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.

Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉


Kenan melempar ponsel miliknya yang tak berhasil mengundang teman-temannya untuk datang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenan melempar ponsel miliknya yang tak berhasil mengundang teman-temannya untuk datang ke rumah. Dia merasa kesepian hanya tinggal berdua bersama asisten rumah tangga di rumah besar itu sedangkan ayahnya tak lagi pulang.

Kenan tak khawatir saat Marcell tak pulang ke rumah karena ayahnya selalu memberikan kabar secara rutin. Namun, dia merasa kesepian. Teman-temannya pun mulai memiliki kesibukan masing-masing.

Kenan merasa harus mengunjungi rumah keduanya, di sana dia bisa bermain bersama adik perempuannya.

Baru saja Kenan berdiri, asisten rumah tangga datang mendekat dengan tergopoh-gopoh. "Mas Kenan."

"Ada apa, Bi?"

"Di luar ada tamu, Mas."

"Tamu papi? Bilang saja papitidak ada di rumah."

"Sudah Bibi katakan, tapi tamunya tidak percaya. Dia memaksa masuk."

"Wanita atau laki-laki?"

"Wanita, Mas."

Kenan berdecak, mengacak-acak rambutnya. Dia paling benci kalau harus berhadapan dengan wanita glamor tipe ayahnya. "Suruh dia mencari papi di guest house."

"Katanya mas Marcell tidak ada di guest house atau di kelab."

Kenan tertegun sejenak. "Di kelab di perbatasan?"

"Tidak ada di mana pun. Dia menjadi sulit untuk ditemui!" Bukan bibi yang menjawab, melainkan seorang wanita yang tiba-tiba saja datang dari arah pintu.

Kenan menatap wanita dewasa seusia ibunya dan tak kalah cantik. Dahinya berkerut samar saat sedikit mengenal wanita itu.

"Sudah lama tak bertemu, Kenan. Kamu masih mengingatku?" Wanita itu duduk di sofa meski tanpa dipersilakan oleh pemilik rumah.

"Tante Poppy."

"Oh, astaga. Suaramu seksi seperti Marcell. Buah jatuh memang tak pernah jauh dari pohonnya."

Itulah yang kadang membuat Kenan menghindari wanita yang pernah mengencani ayahnya. Mereka terang-terangan akan menggodanya.

"Papi tidak ada di sini. Bukankah Tante sudah menemui papi tiga hari yang lalu?"

"Aku bertemu dengan Marcell tiga hari yang lalu? Kamu yakin itu aku, Ken?"

"Aku tidak terlalu yakin juga." Kenan mengedikkan bahu tak acuh. "Tapi ada wanita yang menunggu papi di kelab malam."

"Siapa wanita yang sudah mendahuluiku? Berani sekali dia."

Kenan terlalu malas untuk menghadapi wanita yang tergila-gila pada ayahnya apalagi sampai berpikir untuk melibatkannya. Terlalu merepotkan.

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang