Part 34

65 2 0
                                    

Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉

Kessa berada di dalam kegelapan, padahal dia yakin sudah membuka matanya lebar-lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kessa berada di dalam kegelapan, padahal dia yakin sudah membuka matanya lebar-lebar. Dia juga sudah mendapatkan kembali kesadarannya, dapat merasakan tubuhnya yang seperti terikat.

Tiba-tiba saja dia terkejut karena tak ada suara yang keluar dari mulutnya, begitu ditelaah dia baru sadar jika sebuah kain telah tersumpal di sana.

Tetesan air mata pun terjatuh, rasa takut, sakit dan cemas semua berkecamuk yang membuat keringat membasahi tubuhnya.

"Dia sadar."

"Biarkan. Kita buka penutupnya saat sudah sampai."

Seketika Kessa menegang ketakutan saat mendengar dua suara pria yang berbeda. Itu menandakan dirinya berada di situasi yang tak menguntungkan.

Penutup? Pantas saja gelap, tapi siapa mereka? Lebih baik aku diam, melawan tidak ada gunanya kalau hanya aku seorang.

Selagi diam dan menerka-nerka apa yang akan terjadi padanya nanti, dia juga mengingat kejadian sebelumnya. Bagaimana bisa dia berakhir seperti itu bersama dua pria di sekitarnya.

Ah! Kessa mengingatnya. Saat itu dia hendak menangkap kucing yang berlari menjauh, tiba-tiba saja ada sebuah tangan membekap mulut dan hidungnya dari belakang, kemudian ada pria bertubuh tinggi–besar menggotong kedua kakinya lalu dia dimasukkan ke dalam sebuah mobil. Hanya itu yang Kessa ingat.

Aku diculik? Untuk apa? Sepertinya mereka salah menculik orang.

Kessa menggerakkan kepalanya berharap orang di dekatnya mau membukakan penutup kepala untuk menjelaskan kesalahan yang mereka perbuat. Namun, justru kepalanya malah dibenturkan pada sebuah benda keras hingga dia merintih kesakitan.

Kessa memilih diam menahan sakit dengan bercucuran air mata. Meski sedikit mengurangi rasa takut karena mereka salah menculik orang, tapi tetap saja rasa sakit yang diterima kepalanya cukup untuk membuat air matanya terus menetes.

Di dalam kegelapan penutup kepalanya, Kessa merasakan mobil yang ditumpanginya berhenti, tak lama tubuhnya diangkat kasar hingga dia merasa hampir terjatuh. Dia yakin kalau tubuhnya sedang dipanggul di pundak.

"Bos."

"Lemparkan saja."

Belum sempat Kessa bersiap, tubuhnya sudah menghantam lantai dengan keras, bahkan terdengar suara tulang patah yang berasal dari tangannya yang masih teringat di belakang.

Kessa menangis sejadi-jadinya, berharap mereka cepat membuka penutup kepala dan sumpalan di mulut agar dia bisa bicara.

Mereka mau menculik atau membunuh? Pokoknya aku harus menjelaskan kalau mereka salah target.

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang