Part 13

151 6 0
                                    


Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.

Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉


Beberapa hari setelah kepergian Irgi yang mencari Kessa untuk kesekian kalinya, Marcell merasa gelisah dibumbui rasa takut jika Kenan berhasil menemukan Kessa lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari setelah kepergian Irgi yang mencari Kessa untuk kesekian kalinya, Marcell merasa gelisah dibumbui rasa takut jika Kenan berhasil menemukan Kessa lebih dulu. Putranya itu pergi mencari Kessa seorang diri, mulai mencari dari jejak terakhir Kessa sebelum menghilang.

Tak hanya rasa takut yang Marcell rasakan saat ini, pria itu juga merasa kebingungan dengan apa yang harus dilakukannya antara hubungan Kessa dan Kenan.

Merelakan Kessa untuk putranya atau justru mempertahankan gadis-nya yang selama ini hampir membuatnya menggila.

Sebuah suara mengalihkan Marcell dari dunianya, menoleh dan mendapati Kenan sudah berdiri di ambang pintu. "Ken."

Kenan menutup pintu kemudian berjalan mendekat. "Mama sudah menghubungi Papi?"

Marcell mengernyit, pesan atau panggilan dari mantan istrinya terjadi beberapa tahun yang lalu, tepat saat dirinya memutuskan menjadi bajingan kembali setelah kepergian Kessa.

"Tidak. Ada apa?"

"Ken harus pulang ke rumah mama. Besok Queenza ulang tahun."

Seketika Marcell mengangguk paham. "Kamu sudah menyiapkan hadiah untuk adikmu?"

"Belum, Pi. Kenan akan mencarinya diperjalanan pulang."

"Kalau begitu kita cari sama-sama. Papi juga lupa hari ulang tahun adik cantikmu itu."

Kenan mengulas senyum lalu berdiri disusul Marcell. Keduanya pergi bersama, saling bercengkrama layaknya seorang ayah dan anak.

"Ken, kamu mau lanjut kuliah atau membuka usaha?" Marcell membuka percakapan di dalam mobil yang hening.

"Ken mau langsung membuka usaha saja, Pi. Ken malas belajar."

Marcell terkekeh, tak keberatan karena yang akan menjalani adalah putranya sendiri, selain itu sifat malas belajar Kenan juga menurun darinya. Namun, lihatlah sekarang, Marcell bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah dari beberapa bisnis yang dibangunnya dari nol.

"Kamu bisa berkonsultasi pada Papi. Papi juga akan membiayai semuanya."

Kenan memberikan ibu jarinya pada Marcell. "Papi memang yang terbaik."

Marcell tak bisa menahan tawa, tangannya terulur mengusap kepala Kenan. "Hanya kamu satu-satunya milik Papi yang berharga, kamu pantas mendapatkan yang terbaik."

"Papi ingat saat Ken dihukum kepala sekolah gara-gara merobek ban motornya?"

"Di SMA atau SMP?"

"Sekolah dasar yang baru dua bulan itu."

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang