19. Batu karang

3.9K 258 10
                                    

2 minggu kemudian.

08.30

Pagi telah menyapa namun seorang laki-laki pemilik tatto titik koma  masih bergelung dengan selimutnya dia merasa begitu lelah karna mengerjakan dua pekerjaan sekaligus beberapa bulan ini namun dia juga butuh dengan lembaran kertas bernilai yang di hasilkan.

Dering ponsel berbunyi membuatnya sedikit terganggu, mata lengketnya berusaha mengerjap namun sulit dan berakhir dengan tetap menutup mata meraba di sekitar ranjang.

"eeeeeemmmm" ucapnya seolah tengah menjawab panggilan sedangkan tangannya saja masih sibuk mencari-cari dimana benda pipihnya sampai dering panggilan berhenti dia tak juga menemukan benda yang di cari membuat ia kembali menyambung mimpi kesiangannya yang sempat terganggu.

~~~

Joong buru-buru berlari setelah sampai di depan pagar rumah kekasihnya melihat Nara yang tengah duduk di teras belum berniat untuk tidur sedari ia pulang kerja.

"Nata kenapa?"

"haaa??" Nara memasang wajah cengo tak paham yang dimaksud Joong.

"gak biasanya jam segini telpon gw gak di angkat." tersirat jelas ekspresi panik di wajah tampan Joong.

"mana gw tau, smalem balik sama lo juga gak papa kan."
"coba lo liat sendiri dah, biasanya sih pintunya gak di kunci." ucap Nara lalu meraih secangkir kopi di meja menyeruput kopinya melirik tipis kearah Joong yang mulai masuk rumah.

"bilangnya aja benci tapi sekarang malah bucin." ucap Nara terkekeh mengira Joong sudah tau kebenarannya.

Joong menghela nafas lega setelah membuka pintu kamar Nata dan menampilkan kekasihnya masih setia menutup mata dengan kaos bagian bawah tersingkap mempertontonkan tatto titik koma yang tercetak jelas membuat mata Joong memicing berjalan pelan mendekati ranjang.

Joong menantap tatto Nata kemudian beralih ke wajah polosnya.

"orang sepolos kamu berani bikin tatto?" tanya Joong yang dia tau pasti bahwa pertanyaannya tak akan Nata jawab karna masih berlayar di mimpinya.

"kenapa harus titik koma?" Joong yang paham arti dibalik tatto tersebut menatap lekat-lekat wajah cantik kekasihnya.
"apa yang kamu alami sayang." ucap Joong lirih merasa sedih takut jika kekasihnya pernah melewati masa terburuk sampai mengguncang akalnya.

Joong mendekat mencium pipi pujaan hatinya beberapa kali.

"eeeemmmm" protes Nata yang merasa terganggu membuka satu matanya sedikit dan melihat Joong duduk disampingnya.
Nata merentangkan tangan dan Joong menyambutnya membuat ia terhuyung kedepan sebab Nata yang memeluk lehernya sedikit menariknya lebih dekat.

"libur kan?" Nata mengangguk sebagai jawaban pertanyaan kekasihnya.

"mau jalan-jalan?" tak ada jawaban dari pujaannya membuat Joong terkekeh mengerti bahwa Nata kembali terlelap masih memeluk leher Joong membuatnya merunduk.
Joong menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah imut kekasihnya ketika tidur. Ia tatap lekat-lekat mengecupnya singkat.

"mau ke pantai." ucap Nata dengan suara deep khas bangun tidur namun matanya setia memejam.

"yaudah ayo bangun." Joong menelusupkan lengannya di balik leher Nata membantunya duduk.

"ayo katanya ke pantai kok masih tidur?"

"cium." Joong terkekeh lembut mendengar satu kata dari bibir ranum kekasihnya.
Dia kecup setiap inci paras Nata membuat sang empu nya tersenyum membuka perlahan matanya.
Dia melepas kalungan lengannya beranjak menyambar handuk menuju kamar mandi dengan mata Joong yang mengikutinya.

PHEROMONE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang