3 Hari kemudian
Sudah 3 hari sejak kejadian di Condo Joong membuat Nata benar-benar sulit menemui kekasihnya semua pesan dan telponnya tak di respon sama sekali bahkan dia nekat pergi ke Condo Joong namun kosong.
Semua tetap sama seperti terakhir kali dia tinggal yang berbeda hanya dia menemukan sebuah kantong plastik berisi salep dan obat pereda nyeri diatas nakas kamar bernuansa gelap tersebut, sedangkan yang lainnya tak ada tanda-tanda Joong kembali ke Condo, Nata ingin pergi ke mansion Joong ataupun menanyakannya langsung ke Force namun dia tak punya keberanian yang cukup.Kini Nata tengah berada di minimarket melakukan pekerjaannya namun 3 hari ini fokusnya benar-benar terpecah, yang dipikirkan hanya bagaimana caranya dia harus menemui Joong dan menjelaskan semuanya. Pikiran Nata kacau saat membayangkan dia harus kehilangan seseorang yang dicintainya membuatnya sering menangis sendiri di dalam kamarnya.
"kak." panggil Phuwin menepuk ringan pundak Nata membuatnya terkesiap.
"ya??" Nata menatap Phuwin penuh tanya.
"kakak sakit?" Nata menggeleng kaku.
"kakak ada masalah?" Nata diam dadanya merasa terhimpit mendengar pertanyaan Phuwin.
Phuwin menengok ke kanan dan ke kiri melihat situasi toko yang sepi.
"cerita aja kak siapa tau bisa sedikit lega." bukannya menjawab Nata malah berkaca-kaca berkedip dan airmatanya jatuh tanpa izin.
"aku harus gimana phu?" ucap Nata dengan suara gemetar, ini pertama kalinya Phuwin melihat Nata menangis membuatnya tak tega membawa Nata ke dalam pelukannya.
"Phu.." panggil Nata melepas pelukan menatap Phuwin.
"kalo kamu nyimpen kebohongan karna suatu alasan dan itu bikin seseorang salah paham, apa yang bakal kamu lakuin?" Phuwin memandang keatas berpikir sejenak.
"kalo aku sih pasti nemuin dia kak, entah cari kerumahnya atau ke temennya pokoknya aku harus ketemu dia dan jelasin alasanku."
"kalo misal dia gak mau denger?" tanya Nata dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
"ya anggep aja itu resiko kak."
"yang penting kita udah berusaha buat jelasin.""kalo ternyata dia anggep aku cuma alasan buat pembelaan diri aja gimana phu?" Phuwin tersenyum melihat sisi lain Nata yang ternyata begitu overthinking di balik sifat cerianya.
"kak, kalo kakak udah jelasin tapi di anggap alasan berarti dia gak bener-bener cinta."
"karna orang yang beneran cinta gak akan ragu dengan penjelasan pasangannya." airmata Nata kembali deras ia peluk kembali tubuh Phuwin mengharapkan ketenangan.•••
15.00
Jam kerja Nata telah usai dia berjalan keluar minimarket bersama Phuwin berniat menunggu Joong ataupun sahabat yang biasa bersama kekasihnya di halte entah nanti bertemu atau tidak sama sekali yang terpenting dia akan berusaha lebih dulu. Namun baru saja beberapa langkah ia menengok ke arah gerbang kampus dan melihat Joong yang sepertinya berjalan ke arah luar kampus.
"Phu." panggil Nata dengan pandangan tetap fokus kepada lelaki yang dia rindukan beberapa hari ini, Phuwin mengikuti arah pandang Nata dan paham dengan keadaan.
"yaudah aku duluan ya kak."
"semoga masalahnya cepat selesai." Nata mengangguk dan Phuwin melanjutkan langkah menuju kostnya.Nata bergegas mendekat ke arah kampus tekatnya sudah bulat untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya kepada Joong namun saat dia bersiap ingin menyebrang jalan langkahnya terhenti melihat pujaan hatinya di hadang seorang perempuan dan mereka terlihat mengobrol, Nata terus memperhatikan keduanya dari kejauhan dan tak berselang lama interaksi mereka mampu membuat hati Nata mencelos.
Perempuan tersebut tiba-tiba menangkup pipi Joong dan mencium bibirnya di depan umum dengan kondisi yang cukup ramai membuat Nata membelalakkan mata dan dadanya seakan dihantam benda keras yang besar, benar-benar sesak dan tanpa sadar membuat matanya berkaca-kaca.
Nata segera membalikkan badan, dia sedikit tersentak saat melihat Luke sudah ada di belakangnya.
"hei are you okay?" tanya Luke yang melihat mata Nata berkaca-kaca siap luruh.
Tidak semua orang kuat menahan diri ketika ada seseorang yang menanyakan keadaannya saat merasa hancur. Begitupun Nata, dia tak sanggup lagi menahan airmatanya ketika Luke menanyakan kondisinya.
Luke segera membawa Nata dalam dekapannya mengusap punggungnya lembut dan seseorang di sebrang jalan melihat interaksi kedua orang tersebut.•••
POV JOONG
Seorang laki-laki tampan segera beranjak meninggalkan kelas sesaat setelah sang dosen keluar membuat kedua sahabatnya saling pandang lalu acuh karna memang beberapa hari ini laki-laki tersebut berwajah suram dengan segala tingkah anehnya.
Dia meraih ponselnya berniat menghubungi seseorang yang ingin dia dengar penjelasannya setelah beberapa hari menghilang untuk menenangkan dirinya lebih dulu.
Dan kini untuk kedua kalinya dia membiarkan dirinya bodoh karna cinta, dia ingin menurunkan egonya karna tak ingin kehilangan Nata nya.Dia berjalan sembari membuka lockscreen ponselnya namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat seseorang berhenti di depannya.
"joong." Joong segera mendongak langsung memasang wajah tak suka.
"joong kenapa kamu tega sama aku?"
"kenapa kamu gampang banget cari penggantiku Joong padahal kamu tau aku cinta sama kamu." Joong sedikit minggir ke kiri namun langkahnya di ikuti Farah membuatnya kembali berhenti."bisa minggir gak gw buru-buru."
"Joong aku mohon."
"minggir." ucap Joong dingin dan tanpa di sangka-sangka Farah menangkup pipinya, menariknya cepat lalu melumat bibir Joong tanpa aba-aba membuat laki-laki tampan tersebut membelalakkan mata mendorong Farah.
"sinting.!!!" murka Joong tertahan.
"bukannya gw udah bilang jangan ganggu gw lagi." ucap Joong dengan tatapan nyalangnya."kalo lo bukan cewek, lo udah mati di tangan gw sekarang." Joong beranjak menuju gerbang utama kampus yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Setelah sampai di pinggir jalan matanya menangkap dua orang yang sedang berpelukan di pinggir jalan tanpa tau malu membuat Joong menyeringai kecil membalikkan badan kembali menuju mobilnya yang berada di parkiran kampus."ternyata cuma gw yang cinta." Joong menyeringai terkekeh tipis.
"apa semua omega emang semudah itu ngrubah perasaannya?" Joong tertawa ringan, menertawakan sikapnya yang hampir saja mempermalukan dirinya sendiri.
Dia sudah cukup lelah dengan kisah pecintaannya yang selalu berujung sama."seorang Alpha mengemis cinta pada Omega." seringai Joong memasuki mobil melaju menuju tempat usaha billiard nya yang beberapa hari ini menjadi tempatnya beristirahat.
•••
Nata baru sampai di rumahnya dan melihat Nara tengah duduk menikmati kopinya di teras rumah setelah bangun tidur.
"Naraaaa." panggil Nata menyebikkan bibir menahan tangis seperti anak kecil yang selesai bermain di luar dan pulang dalam keadaan menangis karna mainannya hilang.
"lah ngapa dah ni bocah." ucap Nara berdiri menghampiri sahabatnya.
"Naraaa." panggil Nata sekali lagi dengan airmata yang sudah luruh.
Dia berjalan masuk duduk diruang tamu."lo kenapa?"
"joong." ucap Nata dengan tangis yang semakin menjadi.
"joong kenapa?"
Nata mengusap airmatanya mulai menceritakan semuanya seperti seorang adik yang mengadu pada kakaknya, dari apa yang terjadi di condo Joong sampai dia melihat Joong berciuman dengan seorang wanita."nanti deh gw coba ngomong sama Joong." ucap Nara setelah sahabatnya menyelesaikan ceritanya.
"mending lo istirahat."
"tenangin pikiran lo, jangan mikir yang berlebihan." Nata mengangguk menuruti titah sahabatnya. Dia pergi memasuki kamarnya dan Nara memperhatikan sahabatnya sampai menghilang di balik pintu."mentang-mentang sahabatan, sampe kisah cinta aja sama-sama rumit." keluh Nara kembali beranjak menikmati kopinya di teras rumah.
Maafkan kalo ada typo berkeliaran😭😭🤣🤣

KAMU SEDANG MEMBACA
PHEROMONE || JOONGDUNK
Fanfiction"aku benci jadi omega." Nata "gw benci feromon omega." "menjijikkan." Joong Nata terpaksa pindah ke kota lain akibat sering mendapat pelecehan seksual di tempat tinggalnya karna dia seorang Omega. Di kota baru dia menyembunyikan identitasnya dengan...