"aku benci jadi omega." Nata
"gw benci feromon omega."
"menjijikkan." Joong
Nata terpaksa pindah ke kota lain akibat sering mendapat pelecehan seksual di tempat tinggalnya karna dia seorang Omega.
Di kota baru dia menyembunyikan identitasnya dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang laki-laki tampan duduk di kursi panjang menepuk-nepuk paha sang anak menyalurkan kenyamanan di sebuah ruang VIP salah satu Rumah sakit terbesar di kota nya. Senyumnya merekah saat jagoan kecilnya tersenyum dalam pejamnya.
"senyum ke siapa sih hmm?" "ketemu papi ya?" "kalo ketemu papi ajak pulang ya." ucap Joong lalu mengalihkan pandangan ke arah brankar yang terdapat seseorang masih setia terbaring dengan mata memejam.
Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan kakak ipar dan kedua orangtuanya, kembali menutup pintu lalu mendekat ke arah Joong.
"baru tidur?" tanya Book mengusap surai lembut keponakan tampannya.
"iya kak" "udah kenyang langsung tidur." semua orang tertawa mendengar ucapan Joong.
"kamu udah makan?" tanya mama Joong beranjak duduk di sampingnya. "sini mama gendong." Mama mengulurkan tangannya lalu Joong memindahkan anaknya ke pangkuan sang mama.
"udah ada nama?" tanya sang papa dan Joong mengangguk, Ia mengalihkan pandangan ke arah brankar lalu kembali menatap papanya.
"dulu Nata minta dikasih nama Vallen pa." "Vallen yang artinya kuat." "dan sekarang dia buktiin ke kita semua kalo dia anak yang kuat." Joong tersenyum namun terdapat sirat kesedihan di dalamnya.
"allo baby V anak hebat." ucap Book menyapa keponakan tampannya dengan nama baru.
Tak berselang lama pintu kembali terbuka menampilkan mae Nata, Nara dan Phuwin.
"waah telat nih." ucap mae Nata berusaha mencairkan suasana. "lagi bobo ya?"
"iyaa oma, adek lagi bobo." ucap mama Joong dengan suara anak-anak membuat orang-orang terkekeh ringan.
"duduk sini mae." Joong beranjak dari duduknya mempersilahkan mae Nata untuk duduk.
"mae bawain sarapan buat kamu." "jangan lupa dimakan." Joong mengangguk menuju ke arah Nara.
"yang sabar." "gw yakin Nata kuat." "bentar lagi dia pasti bangun." Joong mengangguk menepuk bahu Nara lalu berjalan menyeret kursi duduk di samping brankar menggenggam tangan Nata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.