Bab 62 | Pertikaian

13.5K 1.7K 186
                                    

BJIR. DOUBLE UP MINGGU INI WUEHEHEHEHE

2K+ words. Selamat baca :)

Typos

Mari duduk sejenak, dan membicarakan banyak hal.

Contohnya, cuaca pagi ini yang cerah tanpa kepulan awan.

Ditemani beberapa cemilan hangat dan juga minuman.

Contohnya, gorengan ibu kantin dan beberapa gelas minuman.

Silahkan bermain-main dengan candaan pemancing permusuhan.

Contohnya, "gue lupa bawa dompet, bayarin dulu gorengannya."

Lalu ungkit sebuah topik yang bisa dibahas lebih lanjut.

Contohnya...

"Kemarin kamu sama kak Gio kenapa?"

Brak!

Baru saja satu nama itu disebut, dan riak muka Mia langsung keruh. Siomay pedas kesukaannya langsung terasa pahit di lidah. Seluruh selera melayang menuju atmosfer.

"Hoh, siapa kak Gio?" Satu-satunya pemuda mencondongkan muka. "Wuih, ketinggalan berita gue."

"Eh diem ya No, lo gak diajak." Telunjuk Mia sudah teracung-acung di depan muka si cowok. "Lagian lo ngapain sih di sini?!"

"Yeee," Rino balik menyender ke kursinya. "Kan gue lagi silaturahmi."

"Jidat lo silaturahmi. Gue tau ya, lo lagi kagak bawa duit kan?!"

"Astagfirullah, Mia." Sambil mengelus dadanya terkejut. "Kok bisa tau?!"

Di depan sepasang anak manusia yang tengah bertengkar, satu gadis tersisa meminum es tehnya pelan. Untuk memastikan kondisi anaknya secara rutin akan melirik ke bawah. Kiel tidak mau dipangku ataupun duduk sendiri di kursi. Memilih duduk lesehan di atas lantai kantin sambil memegang mainan.

Terserah si bayi dari pada tantrum.

"Sya! Sya! Kak Gio ini siapa?!"

Dapat dipastikan tanya itu diucapkan sambil menahan sakit akibat jambakan maut. Rino punya peluang menang di bawah 0,01 persen melawan Mia. Semua orang tahu itu.

"Diem Cha!"

"Kasih tau gue Sya!" Teriakan Rino semakin merana. Sudah tersudut penuh di kursinya. Menerima serangan penuh Mia.

"HEH!"

Bunyi tinjuan, tamparan. juga sejumlah jenis bunyi tak manusiawi lain bergandengan dengan lengkingan putus asa Rino. Namun Syakilla tak merasa perlu bergabung dengan dunia penuh kekerasan mereka. Menjawab pertanyaan Rino dengan kalem.

"Kak Gio itu---"

"CHA!"

Melalui tatapan mata membunuh tersampir pesan kematian jika Syakilla berujar lebih jauh. Jadi gadis tersebut menghela napas dan angkat tangan.

"Cie~~~ yang mukanya langsung merah~~~" Rino menaik-turunkan alis.

"Heh, gue marah ya... bedain muka merah karena marah sama malu!" Lengkap sudah wujud monster Mia beserta tarikan napas putus-putusnya.

"Jangan-jangan... Kak Gio ini..."

"DIA BUKAN COWOK GUE YA!"

Rino mengedip-ngedipkan mata, kaget. "Mi, perasaan gue gak ngomong dia cowok lo deh? Gue kira dia kakak lo loh." Wajah linglungnya meneleng, lalu tersenyum culas. "Jangan-jangan..."

Bahkan Syakilla yang sedang minum es saja sampai tercengang---walau ekspresinya masih halus. Berbanding terbalik dengan gadis satunya lagi yang seluruh wajah telah dimakan rona merah.

90 Days, Education Of Being ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang