Yuhuuu there~ i'm back~
2000 kata lebih spesial buat malam minggu kelabu kamu :*
Typo(s)
Dari buku yang pernah dibacanya, selalu ada tantangan di balik pengalaman pertama. Cerita unik menunggu diukir dan diwujudkan. Jauh di lubuk hati, dia pun selalu penasaran tentang apa saja yang belum pernah dilihatnya. Dia ini masih manusia. Terkadang, sisi ingin tahunya bisa sungguh merepotkan.
Manik hitam tersebut berputar ke sekeliling. Ruangan yang ditempatinya, tidak terlalu diamati tadi malam setelah kedatangan. Tapi kini, dengan cahaya pagi yang menembus, juga kondisi fisiknya yang membaik, Syakilla bisa melihat dengan jelas lingkungannya.
Dia berada di kamar mewah. Ornamen klasik pencerminan adat bali kental terasa. Mulutnya ternganga. Kalau boleh jujur, sebagai orang awam yang tidak terlalu mengenal Bali, dia tak punya ekspektasi.
Kekosongan ekspektasi yang dilampaui oleh kenyataan.
Ini jauh dari apa yang bisa dibayangkannya. Campuran modern-klasik yang mewah berhasil membuat bulu kuduknya merinding. Pada akhirnya, udik sepertinya pun benar-benar bisa berada di satu ruangan megah yang tak pernah terbayang sebelumnya.
Pelan-pelan kakinya bergeser dari kasur. Menapak ke lantai berbalut karpet bermotif bunga. Merapihkan sejenak mukena dan sajadah, matanya lalu jelalatan kesana kemari. Mengagumi dalam diam selagi masih ada kesempatan.
Kiel di atas kasur merintih. Badan gembulnya menggeliat sesaat sebelum kemudian menangis tersedu. Syakilla mendekati. Meraup si manis ke dalam dekapannya.
Mungkin Kiel lapar.
Karena pada dasarnya, dia juga lapar.
Syakilla mendekati tas ranselnya dan mengeluarkan satu bungkus kecil bubuk susu. Lalu mencari keberadaan botol bayi biru langganan Kiel. Kotor, bekas susu yang kemarin diisinya belum dibersihkan.
Dia butuh membersihkan botol bayi, juga mengambil air hangat untuk menyeduh. Mencari dapur di kamar hotel harusnya tidak sulit.
Tapi ternyata tidak ada. Syakilla meneleng. Kenapa di ruangannya hanya terdapat ruang tidur dan kamar mandi saja? Dia akan kesulitan beraktifitas dengan fasilitas seperti demikian.
Sebuah pintu yang lebih besar dituju. Kepalanya melongok perlahan. Dari celah daun yang terbuka perlahan, netra kelam memindai lamat-lamat.
Tapi kemudian pundaknya melemas. Lorong luas langsung menyambut begitu pintu benar-benar terbuka. Mungkin tempat Azka tepat di sebelahnya. Namun dia yang tidak tahu area hotel, jelas kepayahan mencari dapur.
Apa mungkin konsepnya dapur umum?
Unik sekali.
Dia keluar dari kamar, mengendap-endap. Celingukan ke sana ke mari dengan bayi menangis di tangannya. Apa perlu dia mencari Azka terlebih dahulu?
Langkah ragu-ragu menempatkannya di ujung tangga estetik. Ditapaki satu persatu sampai tubuh mungil ada di lantai bawah. Masih berusaha mencari petunjuk, Syakilla mencuri-curi pandang ke aneka perabot mewah.
"Emam..."
Pundaknya mengendik kaget. Putranya, menggapai-gapai ke satu arah sambai menggumam pelan. Killa memperhatikan sesaat, kemudian memutuskan mengikuti arah gapaian Kiel. Dia tercenung.
"D-dapur?"
Kiel familiar dengan tempat ini?!
Bahkan kepala gadis itu sampai mendongak tinggi. Di langit-lagit, ornamen klasik diterapkan dengan tema merak. Ada juga ukiran kayu tradisional di beberapa sudut. Ini seperti masuk ke kerajaan tempo lalu dengan versi lebih modern.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days, Education Of Being Parents
Fiksi Remaja"Aku dan Kamu, punya seorang bayi untuk 90 hari ke depan." *** Syakilla Rahayu si siswi SMA sederhana, seketika berubah kelimpungan saat mendapati alat aneh di kamarnya. Sebuah benda asing yang ternyata menghubungkannya dengan seorang Kakak kelas me...