Hai, saya kambek :)
Entah udah berapa purnama berlalu selama saya hibernasi. Kebetulan cerita werewolf saya yang sudah tamat, belum selesai saya angkremin ide ceritanya jadi belum berani buat sekuel. Jadilah saya kabur ke cerita ini dulu. Kebetulan idenya sudah mulai matang.
Nah, selamat membaca~
1. Tatapan Yang Terhubung
Genre : Teen Fiction-Romance
Katanya, jodoh itu ada di tangan Tuhan. Jangan pernah takut karena kuasa tuhan jauh lebih besar dari kuasa pelakor. Kalau memang jodohnya, tidak akan kabur kemana. Setiap wanita sudah diciptakan dari tulang rusuk sang pasangan. Itu tinggal bagaimana dan kapan tulang rusuk tersebut kembali pada pemiliknya.
Lalu bagaimana dengan perceraian? Apa maksud skenario Tuhan? Bukankah, itu menyakiti banyak pihak? Tidak bisakah Tuhan cukup mengatur pertemuan indah dua insan tanpa memasukkan unsur perpisahan?
Kalau sudah begitu, dongeng sebelum tidur tentang sebuah cinta sejati, apa itu benar-benar hanya sebuah fiksi? Maksudnya, tidak pernah ada di dunia nyata.
Ada manusia yang memilih memainkan penikahannya sendiri. Menganggap ikatan sesuci tersebut sebagian dari hiburan penghilang penat di sela kesibukan monoton.
"Hanya beberapa tahun ke depan, cinta hanyalah sebuah mitos yang mengarungi kehidupan masyarakat. Seperti legenda yang kebenarannya sangat diragukan pernah terjalin di masa lalu."
Maniknya memperhatikan layar datar yang tengah menayangkan pemberitaan.
"Tepat pukul dua belas malam tadi, kembali muncul sebuah portal besar di langit Jakarta dan sejumlah kota besar lain di seluruh Indonesia. Ini sudah ke tujuh kalinya sejak kemunculan pertamanya lima bulan silam. Pihak kepolisian telah mengkonfirmasi peristiwa tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan IFLF dalam rangka memperbaiki kondisi keluarga di masa depan."
Remot hitam pipih yang sejak tadi digenggam, dilempar ke karpet sebelah sebelum dirinya menumpukan tangan di dahi. Ini memusingkan. Sangat mengejutkan ketika lima bulan lalu, ada pihak yang mengaku-aku berasal dari masa depan datang untuk meminta ijin pasal pemberangkatan sejumlah 'makhluk masa depan' kembali ke masa kini. Menuturkan, tiap-tiap manusia yang nantinya akan berkeluarga harus paham bahwa yang terpenting dari sebuah keluarga, adalah cinta.
Benarkah di masa depan nanti, setiap anak sudah tak bisa lagi merasakan kasih orang tuanya?
Kalau saja tidak ada bukti kuat, mungkin masyarakat akan menganggap orang itu gila. Tapi lihatlah, meski masih ada pihak yang ngotot meragukan kebenaran dari kemunculan orang masa depan, namun mayoritas logika sudah dapat menerima. Lucunya adalah beberapa aliran kolot menganggap itu sebagai salah satu fenomena alam ghaib.
Dia menggeleng. Rambut hitam legam sebahu yang diikat satu tampak acak-acakan. Pemiliknya mulai menggigiti kuku jari gelisah. Dia, takut dalam situasi ini. Sesekali manik bulatnya melirik sedikit ke arah pintu kamar. Menunggu detik mengalun sejenak, kemudian memutuskan untuk beranjak.
Kebetulan sore ini dia sedang sendirian. Cukup aman mengingat belum satu pun anggota keluarganya mengetahui tentang peristiwa semalam.
***
Hari senin.
Setelah kemarin seharian penuh di rumah dan uring-uringan, pada akhirnya Syakilla tak punya alibi untuk bolos sekolah. Memang pikiran bercabang sukses mengajaknya travelling ke setiap kemungkinan gila berujung berputarnya kepala. Beruntung dia bisa mengambil keputusan cepat di awal.
"Syakilla!"
Di ujung lorong, gadis kuncir kuda menoleh ketika mendengar namanya dipanggil seseorang. Netra bundarnya menyorot lorong yang baru dilewati untuk menemukan pencipta suara familiar yang menyebutkannya. Dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days, Education Of Being Parents
Teen Fiction"Aku dan Kamu, punya seorang bayi untuk 90 hari ke depan." *** Syakilla Rahayu si siswi SMA sederhana, seketika berubah kelimpungan saat mendapati alat aneh di kamarnya. Sebuah benda asing yang ternyata menghubungkannya dengan seorang Kakak kelas me...