Bagian 8

393 49 13
                                    

Jangan lupa klik tanda bintang ya

***

Taehyun duduk sendiri di salah satu meja menikmati semangkuk tteokbokki yang dibelinya. Ia memakan tteokbokkinya secara perlahan, sesekali meringis karena rasa pedas yang membakar mulutnya. Ia tidak kuat memakan makanan yang terlalu pedas, namun tetap saja ia sering menyantapnya.

Tteokbokki miliknya masih tersisa separuh namun ia sudah hampir menyerah. Ia tuangkan air mineral ke dalam gelas lalu ia celupkan satu persatu tteokbokki tersebut sebelum ia suapkan ke mulutnya. Penjual jajanan itu terkekeh melihat tingkah lucu Taehyun yang seperti anak kecil.

Penjual jajanan tersebut berjalan mendekati Taehyun dengan membawa sepiring cumi goreng dan segelas susu hangat. Ia meletakkan cumi dan susu tersebut di meja Taehyun. Taehyun mengangkat wajahnya menatap penjual jajanan yang tersenyum padanya. Ia kerutkan keningnya seakan bertanya ‘ini apa?’

“Minumlah susu hangat ini untuk meredakan pedasnya” ujar penjual jajanan pada Taehyun.

“Terima kasih” Taehyun meraih susu tersebut dan meminumnya sedikit.

“Lalu ini untuk apa?” tanya Taehyun menunjuk cumi goreng di depannya.

“Sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu saya tempo hari. Mungkin ini tidak seberapa dibandingkan bantuan anda tapi saya harap anda mau menerimanya”

Taehyun tersenyum dan menyantap satu iris cumi gorengnya. Ia pun memberi gestur mempersilahkan penjual jajanan itu untuk duduk bersamanya.

“Apakah Soobin masih menagihmu dengan kasar?” tanya Taehyun yang dibalas dengan tatapan bingung dari penjual jajanan tersebut.

“Tuan rentenir itu, apakah dia masih suka menendang kakimu?”

“Ah Tuan Soobin, dia tidak pernah datang menagih sendiri lagi. Hanya anak buahnya saja, dan mereka tidak kasar walaupun tampang mereka menyeramkan. Saya juga kagum anda begitu berani melawan Tuan Soobin, padahal menatap matanya pun saya tidak berani”

“Aku hanya tidak suka melihatnya membuang puntung rokoknya sembarangan. Orang seperti itu memang sudah seharusnya diberi pelajaran. Apakah anda masih kesulitan membayar hutang anda?” tanya Taehyun yang dibalas gelengan oleh orang di depannya.

“Tuan Soobin benar, saya hanya kurang promosi. Saya mencoba untuk membuat promosi di media sosial dan juga melakukan promo di hari-hari tertentu”

“Syukurlah, ternyata dia bukan hanya tong kosong” Taehyun tertawa kecil. Penjual jajanan tersebut ikut tertawa walaupun sedikit tidak mengerti apa maksud perkataan Taehyun. Lalu penjual jajanan itu pamit untuk melayani pembeli yang datang.

***

Taehyun pulang dari distrik 7 menuju apartemennya dengan berjalan kaki. Ia menyusuri trotoar sambil menghirup udara malam yang dingin. Suasana hatinya tidak sedang baik-baik saja sejak bertengkar dengan Kai tadi pagi. Ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebungkus rokok dan menyalakannya satu batang.

“Ya! Bagi rokoknya donk!” sebuah suara dari depan menginterupsi Taehyun yang baru sekali menghisap nikotinnya. Berdiri empat orang remaja yang masih mengenakan seragam sekolah menghadang jalan Taehyun. Taehyun mendecih dan terus berjalan tanpa memperdulikan remaja yang mengganggu jalannya.

“Hei mau kemana?” salah seorang anak laki-laki yang tingginya hampir sama dengan Taehyun namun tubuhnya lebih berisi, berdiri menghadang Taehyun dengan tangannya.

“Aku mau pulang. Minggir kalian!” ketus Taehyun sambil menepis tangan yang menghadangnya.

“Apa kamu tuli? Bukankah sudah ku bilang tadi, bagi rokoknya!”

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang