Bagian 23

323 22 2
                                    

Soobin menarik tangan Terry membawanya keluar dari klub dengan tergesa-gesa. Sementara Terry dengan polosnya hanya mengikuti kemana ia dibawa. Sesekali ia tersandung karena langkah kaki Soobin yang lebih lebar darinya membuatnya kesulitan mengimbangi kecepatan Soobin.

Mereka berjalan sampai ke tepi jalan raya yang masih begitu ramai. Sejujurnya Soobin tidak punya rencana yang bisa ia lakukan untuk menghindari kecurigaan Terry. Jadi ia hanya bisa membawa Terry menjauh dari klub sejauh mungkin.

“Soobin, mau kamu bawa kemana aku?” Terry akhirnya membuka suara, menghentikan langkah Soobin dengan paksa. Soobin hanya berbalik menatap Terry dan menyunggingkan senyum canggung.

“Apa yang kamu lakukan di dalam sana?” tanya Terry penasaran. Pasalnya Soobin ia pergoki sedang berdiri mematung di ruangan VVIP tempat dirinya, Taehyun dan Kai bertemu.

“Tadinya aku hanya ingin pergi minum, namun penjaga di depan mengenaliku dan mengatakan kau ada di dalam sana, jadi aku hanya pergi kesana sesuai petunjuknya” jawab Soobin yang nampaknya sudah menemukan alasan ia berada di klub tadi.

“Benarkah? Lalu apa yang sudah kamu dengar?” tanya Terry penuh selidik. Ia menatap dalam mata Soobin untuk mencari apakah ada kebohongan disana.

“Tidak ada, aku tidak mendengar apapun. Memangnya ada apa disana? Aku baru saja tiba tadi” jawab Soobin dengan lancar dan berusaha setenang mungkin agar Terry mempercayainya. 

“Oh” hanya sebuah kata singkat yang keluar dari bibir Terry dengan ekspresi yang sangat datar. Soobin mengerutkan keningnya, ini tidak seperti Terry yang biasanya sangat cerewet dan banyak tanya.

“Lalu kenapa kamu begitu panik dan menyeretku keluar jika tidak ada apa-apa? Bukankah itu aneh? Apalagi kamu seperti maling yang kepergok mengendap-endap di depan pintu rumah orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lalu kenapa kamu begitu panik dan menyeretku keluar jika tidak ada apa-apa? Bukankah itu aneh? Apalagi kamu seperti maling yang kepergok mengendap-endap di depan pintu rumah orang. Jika memang tidak ada apa-apa harusnya kamu tidak sepanik ini. Aku jadi curiga kamu sengaja mengikutiku kesini kan?” ujar Terry bertubi-tubi. Soobin baru saja salah mengira jika ada yang aneh pada diri Terry, namun ternyata Terry tetaplah Terry yang sangat suka berbicara.

“Ah sudahlah kalau kamu tidak percaya. Aku mau pulang saja” Soobin sengaja menghindar. Ia segera melambaikan tangannya pada taksi yang mulai mendekat ke arah mereka. Terry dengan cepat menahan tangan Soobin.

“Apa lagi?” Soobin bersikap seolah-olah sedang kesal.

“Mana mobilku? Hei kamu kemanakan mobilku? Apakah mobilku hilang? Bukankah aku menyuruhmu untuk menjaga mobilku dengan baik” Terry yang panik memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada Soobin. Soobin hanya menghela nafasnya.

“Mobilmu ada di agensi. Aku terlalu malas membawanya pulang. Lagipula, memangnya boleh aku membawanya untuk urusan pribadi?” balas Soobin.

“Harusnya kamu bawa saja. Ya sudah kamu pulang sana, aku agak muak melihat wajahmu” Terry mendorong Soobin agar cepat masuk ke dalam taksi yang sudah berhenti di depan mereka.

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang