Bagian 16

269 29 4
                                    

Double up ya, sebagai penebus dosa karena telat update~
Sebelum baca klik tanda bintang dulu ya, terimah kasih~

***

Soobin dan Taehyun berjalan menaiki tangga gedung apartemen tempat Soobin tinggal. Mereka menuju ke lantai tiga sambil terus berpegangan tangan. Tanpa Soobin sadari Taehyun memperhatikan wajah Soobin yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Ada apa denganmu? Mengapa kamu seperti sedang bingung?” tanya Taehyun ketika mereka sudah sampai di lantai tiga.

Soobin tak menjawab dan terus membawa Taehyun sampai ke depan unit miliknya. Ia tekan 4 digit sandi pintunya lalu pintu pun terbuka. Soobin berbalik menghadap Taehyun.

“Kamu tunggu disini dulu ya, Hyun”

Taehyun mengangguk pelan dengan tatapan yang masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Soobin. Soobin pun segera melesat ke dalam unitnya segera setalah mendapat persetujuan Taehyun. Taehyun hanya memiringkan kepalanya, masih tidak paham dengan keanehan Soobin.

Sekitar 15 menit Taehyun berdiri di depan apartemen Soobin. Jujur saja kakinya mulai pegal dan lelah. Rasanya Taehyun ingin sekali marah dan pergi dari sana, namun ia juga penasaran akan Soobin.

Pintu pun akhirnya terbuka. Kepala Soobin muncul dari sela pintu dan menampilkan ekspresi lucu. Taehyun hanya menatap tajam Soobin dengan niat ingin berpura-pura marah karena sudah membuatnya menunggu.

Soobin yang menyadari akan reaksi Taehyun pun langsung membuka pintunya lebar. Senyumnya ia lebarkan dan meraih tangan Taehyun untuk digandengnya.

“Mari Yang Mulia, silahkan masuk ke gubuk hamba” Soobin berlakon seolah-olah ia adalah rakyat jelata yang menyambut kunjungan rajanya. Taehyun hanya menyunggingkan senyum tipisnya dan mengikuti Soobin masuk ke dalam unitnya.

Taehyun memandang ke penjuru ruangan unit sederhana milik kekasihnya itu. Keadaannya jauh berbeda dengan apartemen mewah yang Taehyun tempati. Soobin tidak memiliki banyak furniture sehingga apartemen kecil ini terasa luas. Dan juga terlihat cukup rapi. Taehyun tidak tahu saja jika Soobin mati-matian membereskan apartemennya dengan cepat selagi Taehyun dibiarkan menunggu di luar.

Soobin menuntun Taehyun untuk duduk di sofanya. Taehyun melepaskan jaketnya dan meletakkannya pada sandaran sofa sebelum duduk.

“Kamu mau minum apa? Biar aku buatkan” tawar Soobin.

“Apa kamu punya susu? Aku biasa minum susu hangat di malam hari”

“Seperti bayi ya. Oh iya lupa, pacarku kan memang bayi” ujar Soobin sambil mencubit gemas pipi Taehyun. Taehyun mengaduh dan mengerucutkan bibirnya. Soobin malah bertambah gemas dan mengecup singkat bibir Taehyun.

“Sebentar ya Sayang, biar aku buatkan susunya”

Soobin bangkit dan berjalan menuju dapur. Taehyun pun ikut bangkit dan mengikuti Soobin dari belakang. Taehyun duduk di kursi meja makan sementara Soobin mengambil susu cair di kulkas lalu menghangatkannya.

“Sepertinya ada orang lain yang tinggal disini ya” ucap Taehyun saat Soobin menyodorkan segelas susu hangat yang sudah ia buat.

“Tidak, aku tinggal sendirian. Bagaimana kamu bisa berpendapat seperti itu?” tanya Soobin yang tidak mengerti akan pernyataan Taehyun.

“Ada setidaknya 3 set mug dan alat makan couple di dapurmu. Bukankah aneh jika kau membelinya untuk dirimu sendiri. Ataukah itu milik kekasihmu sebelum aku?”

“Ah itu milik Yeonjun”

“Yeonjun?”

“Dia adalah temanku sejak kecil. Kami dulu bertetangga di desa. Dia yang membeli semua itu untuk ia pakai jika menginap di sini. Kamu seharusnya pernah bertemu dengannya di arena” ujar Soobin menjelaskan. Taehyun mengingat-ingat apakah ada yang bernama Yeonjun di arena.

“Ah dia pria yang akan melawanku malam itu ya. Yang tiba-tiba saja kamu gantikan?”

“Iya benar, Yeonjun malam itu tidak ingin bertanding jika bukan melawan Terry. Makanya aku yang menggantikannya. Awalnya aku tidak ingin, namun saat tahu lawannya adalah dirimu aku pikir aku harus maju” Soobin tertawa kecil di tengah penjelasannya.

“Aku pikir kita memang berjodoh bertemu di arena, ternyata semua sudah kamu atur ya” Taehyun balas tertawa.

“Apa kamu masih aktif bertanding di arena?”

“Sudah tidak lagi. Motorku sudah dihancurkan oleh Kai. Dia marah karena aku pergi denganmu malam itu”

“Mengapa dia marah? Sebenarnya apa hubungan kalian? Jujur aku begitu penasaran” tanya Soobin serius. Taehyun meminum beberapa teguk susunya sebelum kembali berbicara.

“Bagaimana ya, hubungan kami sulit untuk dijelaskan. Yang pastinya kami sangat dekat. Sepertinya hanya itu yang dapat aku beritahukan padamu”

“Aku tidak akan memaksamu untuk menceritakan yang tidak ingin kau ceritakan. Hanya saja aku mendengar kabar-kabar kurang mengenakkan tentangmu” Soobin hanya sedikit gundah karena mendengar omongan-omongan buruk tentang Taehyun di perusahaan.

“Jika aku adalah seorang sugar baby?” tanya Taehyun santai. Soobin menduga ini pasti bukan pertama kalinya Taehyun diberi pertanyaan akan hubungannya dengan Kai.

Soobin mengangguk pelan. Taehyun terkekeh dan memajukan tubuhnya mendekat ke arah Soobin yang duduk di seberangnya.

“Menurutmu? Apakah aku terlihat seperti sugar baby?” tanya Taehyun dengan ekspresi sedikit menggoda. Alih-alih menjawab, Soobin justru memajukan tubuhnya dan memagut bibir Taehyun. Hanya sebuah ciuman singkat.

“Yang jelas kamu adalah kekasihku. Taehyun hanya milik Soobin” ujar Soobin setelahnya.

Taehyun tertawa dan kembali ke posisi duduknya. Ia meminum habis susunya dan menatap Soobin yang sedari tadi hanya memandang dirinya.

“Kamu menggemaskan juga ya. Taehyun hanya milik Soobin? Iya Sayang, Soobin juga hanya milik Taehyun” ujar Taehyun. Lalu Soobin dan Taehyun tertawa bersama, mengingat kalimat menggelikan yang baru saja mereka lontarkan.

“Sepertinya aku tidak akan mengizinkanmu untuk pulang malam ini”

Soobin berjalan mendekati Taehyun dan langsung membawa Taehyun ke dalam gendongannya. Ia menggendong Taehyun di depan dengan Taehyun yang melingkarkan kakinya dengan apik di pinggang Soobin. Kedua tangannya ia lingkarkan di leher Soobin dan menatap kekasihnya itu dengan matanya yang berbinar.

Mereka pun berciuman di sepanjang perjalanan menuju kamar Soobin yang hanya beberapa langkah saja dari dapur. Soobin lalu duduk pada pinggir tempat tidur tanpa melepaskan ciumannya. Ia tarik pinggang Taehyun di pangkuannya, melebur jarak antara tubuhnya dengan Taehyun.

Mereka berciuman dalam posisi ini cukup lama. Soobin memeluk punggung kekasih erat. Benar-benar kesempatan ini ia gunakan sebaik mungkin untuk melepas rindunya. Menyesap rasa manis susu yang masih menempel pada bibir Taehyun. Soobin mencium Taehyun dengan begitu lembut namun dalam, yang mana mampu menghilangkan kewarasan Taehyun saat ini.

Ciuman mereka terlepas. Taehyun sedikit menjilat bibirnya dan mendesis. Soobin hanya memperhatikan bibir Taehyun yang mengkilat basah dan terlihat sedikit membengkak.

“Bibirmu terasa pedas, Bin. Aku tidak terlalu menyukainya”

Soobin baru saja melupakan jika ia memakan tteokbokki super pedas di kedai tadi. Ia pun segera mendudukkan Taehyun ke ranjangnya.

“Aku sikat gigi dulu sebentar ya” ujar Soobin yang dengan segera berlari cepat menuju kamar mandinya. Taehyun hanya tertawa melihat tingkah Soobin yang menurutnya sangat lucu untuk ukuran seorang yang paling ditakuti di distrik 7.

Sekembalinya Soobin dari kamar mandinya ia malah mendapati Taehyun yang kini sudah terlelap. Taehyun tidur hanya dengan menggunakan kemejanya yang sebatas paha, celana jeans ketatnya sudah tergeletak begitu saja di lantai.

Padahal rasanya Soobin tidak begitu lama di kamar mandi. Hanya sikat gigi dan mencuci mukanya. Namun mampu membuat Taehyun sampai tertidur saat menunggu dirinya.

Soobin mengambil celana Taehyun dan menggantungnya di pintu kamar. Ia bergerak membenarkan posisi tidur Taehyun dan berbaring di sebelahnya. Ia menyelimuti tubuhnya dan Taehyun lalu memandangi wajahnya. Rasa kecewanya karena gagal bercinta dengan kekasihnya malam ini pun rasanya hilang ketika ia melihat wajah polos kekasihnya itu ketika tidur. Begitu menggemaskan seperti bayi.

*To Be Continued*

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang