Bagian 12

301 32 4
                                    

Beberapa hari yang lalu sempat bikin polling di X / Twitter

Oh ya, kemungkinan ke depannya aku cuma bisa up setiap weekend ya, soalnya di X juga lagi garap AU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh ya, kemungkinan ke depannya aku cuma bisa up setiap weekend ya, soalnya di X juga lagi garap AU

***

Soobin memandangi id card tempatnya bekerja sekarang. K&T Entertainment nama perusahaannya. Ia baru tahu jika K&T adalah singkatan dari Kai & Terry. Dan ia juga baru tahu jika Kai & Terry adalah kakak beradik satu ayah beda ibu. Wajar saja jika wajah mereka tidak mirip, apalagi ibu Kai adalah seorang warga asing.

K&T Entertainment adalah agensi khusus aktor dan model yang cukup berpengaruh di negaranya. Padahal setahu Soobin agensi tersebut baru-baru saja berdiri, kurang lebih 5 tahun. Terlihat dari usia Kai, pendiri sekaligus ceo-nya yang baru berusia 28 tahun. Namun sebagian besar film dan drama yang diperankan oleh aktor dari K&T Entertainment selalu sukses besar. Sungguh pencapaian yang luar biasa untuk sebuah perusahaan baru.

Soobin menghela nafasnya kasar. Ia rasanya tidak siap jika harus bekerja sebagai manager Terry. Terlebih Terry yang terlihat sangat arogan dan banyak maunya. Ia yang biasa memerintah sekarang harus bekerja sebagai orang yang diperintah. Ia rasanya ingin mengumpati ibunya Yeonjun yang memang agak ‘gila’ itu.

Ibu Yeonjun adalah seorang agen rahasia senior yang kini menjabat sebagai salah satu petinggi dari badan inteligen nasional. Ia terkenal sangat totalitas saat masih menjadi agen rahasia yang bertugas di lapangan. Ia melakukan penyamaran dengan apik dan dapat menjalankan misinya dengan baik. Mengapa ia dibilang gila? Bagaimana tidak gila, jika ibu Yeonjun bahkan pernah menikah dengan targetnya demi menjalankan misinya.

Sebenarnya sejak Soobin keluar dari kepolisian, ibu Yeonjun sudah merekrutnya beberapa kali sebagai agen resmi, namun selalu ditolaknya. Soobin hanya tidak ingin terlibat dengan permainan para petinggi dengan kedok demi keamanan negara.

Di badan kepolisian saja politik kotor itu sudah bukan hal yang tabu. Apalagi di badan inteligen nasional yang sesama agen pun punya kepentingannya masing-masing. Bukan rahasia lagi jika oknum di dalamnya saling mengkhianati bahkan menyerang demi keuntungan mereka sendiri.

Dering ponsel Soobin membuyarkan lamunannya. Wajahnya berubah masam ketika melihat nama siapa yang muncul di layar. Soobin tak ingin mengangkat telepon tersebut namun ia tidak bisa menghindarinya pula.

“Hallo, Tuan” sapa Soobin dengan suara dibuat seramah mungkin.

“Terry” koreksi penelpon di seberang sana.

“Ah iya hallo Terry”

“Kamu ada dimana?”

“Aku masih di apartemenku”

“Kamu tidak lupa untuk menjemputku kan? Mengapa kamu belum berangkat? Kamu tidak boleh terlambat walau semenit, aku tidak suka menunggu”

“Bukankah masih satu jam lagi? jarak apartemen anda juga tidak begitu jauh”

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang