Bagian 19

269 28 2
                                    

Baru saja Yeonjun sampai di meja kerjanya, ia dikejutkan dengan Taehyun yang menghampirinya. Ia menduga Taehyun pasti baru saja dari ruangan Kai dan menemukan pintu ruangan yang terkunci.

“Kai mana?” tanya Taehyun pada Yeonjun, bisa Yeonjun liat Taehyun sedang menjinjing paperbag berisi bunga segar.

“Direktur Kai tadi pergi keluar bersama Pak Heeseung dan Terry, sepertinya makan siang bersama klien” jawab Yeonjun.

“Tanpaku?” tanya Taehyun sekali lagi seakan tidak puas dengan jawaban Yeonjun. Matanya melebar serta mengeluarkan ekspresi kesal yang lucu.

“Maaf, Tuan. Sepertinya begitu” jawab Yeonjun yang sebenarnya tidak tahu harus menjawab apa.

“Mengapa Kai sering melupakanku akhir-akhir ini” Taehyun menggerutu. “Oh iya, kamu Yeonjun kan?”

Yeonjun mengangguk.

“Temen Soobin kan?”

Yeonjun mengangguk lagi.

“Apakah dia ada di sini sekarang?”

“Iya, Soobin ada di rooftop. Tadi kami baru saja habis mengobrol disana.”

Taehyun tersenyum sumringah. “Baiklah kalau begitu. Ini aku minta tolong nanti kamu ganti bunga di ruangan Kai ketika dia kembali. Aku ingin menemui Soobin” ujar Taehyun sembari meletakkan paperbagnya ke meja Yeonjun.

“Baiklah, bunganya akan saya letakkan di ruangan Direktur Kai nanti”

Taehyun kembali tersenyum dan menarik dua tangkai bunga mawar merah muda dari paperbag. Dua tangkai mawar itu ia sodorkan ke depan Yeonjun.

“Untukmu. Sebagai tanda ucapan terima kasihku”

“Ah terima kasih, Tuan” Yeonjun menerima dua tangkai mawar itu lalu asyik menghirup wanginya sambil memandang punggung Taehyun yang menjauh. Sementara Taehyun pergi ke rooftop untuk menemui Soobin.

Sesampainya Taehyun di rooftop, ia tersenyum girang ketika menemukan punggung Soobin yang sedang duduk di kursi taman. Taehyun berjalan mengendap-endap berniat untuk mengagetkan kekasihnya itu.

Setelah Taehyun berada tepat di belakang Soobin, ia mulai menggerakan tangannya untuk memeluk leher Soobin. Soobin yang sebenarnya sudah menyadari akan kehadiran seseorang di belakangnya itu pun dengan cepat meraih tangan yang akan menyentuhnya. Tangan yang berhasil ia raih itu ditarik dengan kuat lalu ia pelintir.

“A..Aa..Ah ini aku, Bin” ujar Taehyun seraya meringis kesakitan. Soobin yang menyadari bahwa itu ternyata adalah Taehyun pun segera melepaskan cengkeramannya pada tangan Taehyun.

“Ah Hyun maafkan aku” sesal Soobin karena sudah menyakiti Taehyun.

“Aku tahu jika aku membuatmu marah semalam, tapi aku tidak menyangka jika kamu akan marah seperti ini” ujar Taehyun dengan nada sedih yang dibuat-buat.

“Bukan begitu maksudku, aku tidak tahu jika tadi itu kamu” Soobin mencoba menjelaskan keadaannya pada Taehyun.

Taehyun tiba-tiba tertawa.”Iya aku tahu, aku hanya bercanda, Bin”

“Bagaimana kamu tahu aku ada disini?” tanya Soobin ketika Taehyun sudah duduk di sampingnya.

“Tadi Yeonjun yang memberitahuku, aku bertemu dengannya ketika akan mengantar bunga untuk Kai. Tapi ternyata Kai pergi dengan Terry”

“Boleh aku tahu, mengapa kamu rutin mengantar bunga untuk Kai?” tanya Soobin hati-hati.

“Agar ruangannya selalu wangi. Kai itu tidak suka dengan wangi dari pengharum ruangan. Jadi aku membawakannya bunga segar setiap bunga di ruangannya mulai layu” jelas Taehyun akan alasannya yang sering datang ke perusahaan sambil membawa bunga.

“Kamu perhatian sekali ya? Memangnya kamu itu siapanya. Seperti pacarnya saja. Aku yang pacarmu saja tidak kamu perhatikan seperti itu” ucap Soobin menyindir.

“Karena Kai itu…” Taehyun tidak melanjutkan kalimatnya, sepertinya ia teringat jika hampir membocorkan sebuah rahasia.

“Kai itu apa? Siapa?” Soobin yang gagal mendapatkan sebuah fakta itu mencoba memancing Taehyun untuk berbicara. Ia berlagak seolah-olah sedang cemburu dengan Kai.

Taehyun menatap Soobin sejenak. “Maaf, kita belum sedekat itu untuk ku beritahu semuannya”

“Lalu kita harus sedekat apa hah? Bagaimana kita bisa dekat jika kamu penuh dengan rahasia. Kamu selalu pergi meninggalkanku sesuka hatimu. Apa pernah kamu memikirkan perasaanku, Hyun?”

Taehyun terdiam, ia hanya menatap wajah Soobin yang terlihat merah padam karena marah. Baru kali ini Taehyun melihat Soobin yang berbicara begitu serius di hadapannya.

“Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat, Hyun. Karena kamu kekasihku, aku ingin mengetahui segala hal tentang dirimu” lanjut Soobin dengan suara yang melembut. Ia balas menatap mata Taehyun yang sejak tadi tertuju padanya.

“Apa kamu masih ada pekerjaan setelah ini, Bin?”

“Tidak ada, syuting Terry ditunda sampai besok siang. Kenapa?”

“Maukah kamu ikut ke apartemenku?”

“Serius kamu mengajakku ke apartemenmu?” tanya Soobin meyakinkan jika ia tidak salah dengar.

“Iya, kamu mau?”

“Tentu, tentu aku mau” Soobin begitu bersemangat mendengar ajakan Taehyun. Tidak sia-sia ternyata usahanya pura-pura mengambek seperti tadi. Setidaknya sekarang dia selangkah lebih maju dalam menjalankan misinya.

“Kalau begitu ayo kita pergi sekarang. Aku membawa mobilku, tinggalkan saja mobil Terry disini” ujar Taehyun lalu menarik tangan Soobin untuk segera bangkit dari duduknya.

Mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan dan memasuki lift khusus untuk turun sampai ke parkiran mobil di basement. Di sepanjang perjalanan lift turun, Soobin tidak hentinya mengecup tangan Taehyun di genggamannya.

Sesampainya di parkiran, Taehyun menarik Soobin menuju sebuah mobil Maserati berwarna biru. Mereka berdua sempat terdiam sejenak dan saling bertatapan. Seperti memiliki ikatan telepati mereka sepertinya paham akan apa yang masing-masing pikirkan.

“Biar aku saja yang menyetir” ujar Taehyun yang segera membuka kunci dan mempersilahkan Soobin masuk ke kursi penumpang.

“Sepertinya mobil ini masih baru” ucap Soobin setelah memperhatikan setiap sudut di dalam mobil yang ia tumpangi.

“Kai membelikannya sebagai ganti motorku yang dihancurkannya itu”

“Kai? Membelikanmu mobil semahal ini?” tanya Soobin dengan ekspresi yang seakan terkejut juga bingung. Taehyun yang khawatir telah membuat Soobin kesal itu pun dengan cepat bergerak mencium pipi Soobin.

“Aku akan menjelaskannya suatu hari nanti, jangan marah ya Sayang”

Soobin hanya tersenyum tipis. Isi kepalanya lumayan ribut mempertanyakan satu fakta lagi yang sulit dimengerti olehnya. Seperti sejauh apa hubungan Kai dengan Taehyun. Apakah jika hanya sekedar teman sampai melakukan hal sejauh ini.

Taehyun mengelus lembut pipi Soobin. Soobin mengangkat wajahnya menatap Taehyun. Ia raih tangan Taehyun yang berada di pipinya lalu ia tarik Taehyun mendekat. Ia menyatukan bibir mereka berdua dan menciumnya dalam. Taehyun membalas ciuman Soobin tidak mau kalah. Setidaknya mereka saling menyesap, melumat dan menjilat dalam beberapa menit sampai Taehyun menarik diri melepaskan ciumannya.

“Kalau berciuman terus, kapan kita akan sampai ke apartemenku”

Soobin mengiyakan. “Benar juga. Ayo kita pergi sekarang”

Taehyun sudah menyalakan mesin mobilnya dan bersiap untuk jalan.

“Kencangkan sabuk pengamanmu, Bin. Sejujurnya aku sudah lebih setahun tidak mengendarai mobil” ujar Taehyun dengan senyum tak berdosanya. Soobin melongo beberapa saat lalu ia menurut untuk mengencangkan sabuk pengamannya.

*To Be Continued*


maaf ya updatenya molor sehari, soalnya aku sakit lagi, lagi dan lagi 🥺

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang