Bagian 35

265 35 1
                                    

"HEI!! KAU JANGAN KABUR!!" teriak seorang wanita pada seorang anak laki-laki yang berlari setelah mencuri sebuah roti dari etalase toko miliknya. Ingin sekali wanita itu mengejarnya, namun tenaganya yang terbuang tidak akan sepadan dengan harga rotinya.

Anak laki-laki tersebut berlari sejauh yang ia bisa dan menemukan sebuah tempat untuk bersembunyi. Ia memasuki sebuah lingkungan kumuh yang penuh dengan tumpukan barang-barang bekas. Lalu ia menyamankan duduknya di sebuah lorong sempit nan gelap dengan beralaskan kardus.

Anak laki-laki yang masih berusia 6 tahun itu menatap roti di pelukannya dengan wajah berseri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak laki-laki yang masih berusia 6 tahun itu menatap roti di pelukannya dengan wajah berseri. Keringat di wajahnya ia seka dengan lengan kaos lusuhnya, menampakkan wajah polos yang nampak menggemaskan. Senyumnya merekah, sudah membayangkan manisnya roti tersebut menyentuh lidahnya dan menghilangkan rasa laparnya.

Dengan cepat anak itu membuka plastik kemasan roti tersebut. Ia hirup wanginya roti segar yang baru keluar dari oven hari ini. Sungguh menu yang sangat mewah untuknya, dimana biasanya ia hanya menyantap roti kadaluarsa dari tempat sampah atau makanan sisa pemberian karyawan restoran di ujung jalan.

Satu gigitan roti ia kunyah perlahan, merasakan tiap bagian roti yang begitu nikmat di lidahnya. Ia makan sambil tersenyum, begitu bahagia sampai air mata juga turut keluar dari pelupuk matanya.

"Hei" ada sebuah jari telunjuk yang menyentuh pundaknya disertai suara pelan terdengar dari belakang anak kecil tersebut. Ia membeku sesaat lalu menoleh perlahan ke arah suara tersebut. Betapa terkejutnya ketika ia menemukan ada seorang anak kecil bermata bulat yang duduk di belakangnya.

 Betapa terkejutnya ketika ia menemukan ada seorang anak kecil bermata bulat yang duduk di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh aku minta rotinya sedikit." Ucap anak kecil bermata bulat itu dengan nada hati-hati. Anak tersebut memakai seragam sekolah lengkap dengan jas dan sepatunya. Namun wajah dan pakaiannya terlihat kotor dan berantakan.

Anak kecil pemilik roti tersebut memeluk rotinya erat, tidak berniat untuk membagi makan malam mewahnya. Anak kecil bermata bulat itu mengerti. Ia menunduk kecewa, perutnya juga terasa lapar belum diisi apapun seharian.

"Aku lapar sekali, aku hanya ingin minta sedikit saja. Satu gigitan saja, boleh?" Anak kecil bermata bulat mencoba untuk membujuk anak kecil pemilik roti. Wajahnya dibuat se-memelas mungkin agar ia bisa mendapatkan setidaknya satu gigitan dari roti yang menggugah seleranya tersebut.

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang