Bagian 30

184 22 5
                                    

Soobin berlari menyusuri lobby perusahaan untuk mencari Taehyun. Tadi ia sudah pergi ke parkiran di basement namun ia hanya menemukan mobil Taehyun yang kosong di sana. Itu artinya Taehyun belum pergi.

Setelah bertanya kepada salah satu karyawan yang berpapasan dengannya, Soobin berlari keluar untuk menyusul Taehyun. Karyawan tadi berkata ia melihat Taehyun berdiri di depan gedung. Dan benar saja, Soobin menemukan Taehyun sedang berdiri menghadap layar besar di gedung sebuah stasiun televisi yang menampilkan siaran berita terkini.

"Taehyun, kamu sedang apa?" tanya Soobin saat ia sudah berdiri di samping Taehyun.

"Menonton berita seperti yang kamu lihat" sahut Taehyun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar besar tersebut.

Soobin ikut menonton berita yang disiarkan. Siaran yang menampilkan berita tentang beberapa menteri yang terjerat kasus korupsi besar serta bisnis ilegal. Dimana terungkap kasus besar penggelapan dana pembangunan, mafia pajak, penyelundupan senjata militer, bisnis narkoba, perdagangan manusia, serta skandal seks menjijikan.

Dari berita yang Soobin simak, terungkap jika kejahatan yang mereka lakukan itu sudah terorganisir selama lebih 25 tahun lamanya. Bahkan para pelakon kejahatan tersebut memulai 'dinasti' mereka sejak jabatan yang mereka miliki belum sebesar sekarang.

Terbersit sepintas di benak Soobin ketika nama-nama tersangka disebutkan. Nama-nama tersebut begitu familiar dengan kasus-kasus yang ia tangani saat ia menjadi polisi dulu. Kasus pembunuhan berantai dengan mayat-mayat korban yang dilarutkan di sungai yang masih belum terpecahkan sampai sekarang. Namun Soobin menunda rasa penasarannya, ada hal yang lebih dulu harus ia selesaikan.

"Ini masih belum berakhir" ucap Taehyun tiba-tiba. Garis bibirnya tertarik naik, menampilkan senyum sinis yang tidak disadari oleh Soobin.

"Apanya?" tanya Soobin polos.

"Hubungan kita. Hubungan kita masih belum berakhir kan?" ujar Taehyun bohong, mencoba mengalihkan perhatian Soobin.

"Bisakah kita berbicara di tempat yang lebih tenang?"

"Bisa, ayo kita minum kopi di sebrang sana sekalian bernostalgia" ajak Taehyun sembari menunjuk kafe yang pernah mereka datangi sebelum mereka berkencan.

***

Taehyun dan Soobin duduk berhadapan di meja kafe tanpa sepatah kata pun. Mereka hanya menikmati minuman mereka tanpa satupun mencoba memulai perbincangan. Bukan tidak ingin, namun sepertinya mereka sama-sama tidak tahu harus memulai dari mana.

"Kopiku sudah mau habis, jika memang tidak ada yang mau dibicarakan sebaiknya aku pergi" ucap Taehyun yang sudah mulai lelah terjebak di suasana canggung seperti ini.

"Apakah kamu tidak ingin meminta maaf padaku?" tanya Soobin yang sesungguhnya menuntut Taehyun untuk meminta maaf terlebih dahulu.

"Untuk apa? Bukankah seharusnya kamu yang meminta maaf? Kau sudah berbuat kasar padaku, bahkan rahangku terasa nyeri berhari-hari. Apakah kamu memang suka berbuat sekasar itu? Ah iya aku lupa, kamu kan seorang rentenir yang sering mengintimidasi pedagang toko di distrik 7 dengan ototmu itu." ujar Taehyun remeh, nada bicaranya tidak menyiratkan untuk berbaikan sama sekali dengan Soobin.

"Ah baiklah, lupakan soal permintaan maaf. Bisakah kamu menjelaskan sesuatu padaku?" tanya Soobin mencoba setenang mungkin. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan dengan terlalu bertele-tele.

"Menjelaskan apa?" ucap Taehyun tanpa minat.

"Siapa dirimu? Aku seperti orang bodoh berkencan dengan orang yang bahkan identitasnya tidak jelas. Terlalu banyak hal yang kamu sembunyikan dariku, Hyun. Ah bisa saja Taehyun juga bukan nama aslimu."

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang