Soobin dan Taehyun sudah berdiri di depan lift sebuah apartemen mewah. Taehyun menempelkan ibu jarinya pada pemindai sidik jari untuk membuka pintu lift. Mengingat sistem pengamanan yang cukup ketat yang mana hanya penghuni apartemen yang dapat membuka pintu lift untuk naik ke atas.
Lift membawa Soobin dan Taehyun ke lantai 7 dimana unit Taehyun berada. Tepatnya unit nomor 702. Setelah menekan 6 digit sandi pintu unitnya, Taehyun menarik lengan Soobin untuk masuk ke dalam. Melepaskan sepatu dengan terburu-buru dan menggantinya dengan sandal rumah.
Sesampai di ruang tengah, Taehyun langsung mendorong Soobin ke sofa dan duduk di pangkuannya. Tanpa membuang banyak waktu Taehyun langsung menyambar bibir Soobin yang langsung disambut Soobin dengan senang hati.
Mereka saling menyesap, melumat, menumpahkan segala hawa nafsu yang sudah mereka tahan sejak di perjalanan tadi. Tangan nakal Soobin juga sudah mulai menyingkap kemeja Taehyun dan meraba pinggangnya. Sementara Taehyun menarik tengkuk Soobin semakin memperdalam ciuman keduanya.
Dering telepon tiba-tiba terdengar dari ponsel Taehyun yang tergeletak di meja. Soobin melirik sekilas ke arah ponsel Taehyun dan melihat nama Kai yang terpampang di layar. Taehyun memilih mengabaikan panggilan tersebut dan melanjutkan ciumannya. Satu kali, dua kali, bahkan ini sudah dering yang ketiga tapi Taehyun masih mengabaikan panggilan tersebut.
“Angkat saja dulu, siapa tahu itu penting” ucap Soobin setelah menyudahi ciuman panasnya dengan Taehyun.
Taehyun menghela nafasnya malas lalu mengambil ponselnya dan bersiap untuk pergi menjauh. Namun Soobin menahan lengan Taehyun dan menarik Taehyun untuk kembali duduk di pangkuannya. Taehyun menoleh sejenak melihat Soobin yang sekarang justru memeluknya begitu erat dari belakang.
“Halo Kai, ada apa?”
“.....”
“Aku akan menemuinya nanti”
“....”
“Aku bisa-ah kesana-hh sendiri” Taehyun tak sengaja mendesah karena Soobin menciumi lehernya sambil kedua tangannya meremas dada Taehyun dan memilin putingnya.
“....”
“Aku tidak apa-apa, tidak perlu khawatir” Taehyun mendorong paksa tangan Soobin agar terlepas dari dadanya dan bangkit dari pangkuan Soobin. Ia merasa butuh privasi untuk berbicara dengan Kai. Ia memasuki kamarnya dan meninggalkan Soobin yang menatapnya sedikit kecewa. Kecewa bukan karena gagal bermesraan namun kecewa karena tidak bisa menguping pembicaraan Taehyun dan Kai.
Sudah hampir 10 menit Soobin duduk sendirian di ruang tengah. Ia terlihat jenuh setelah menghabiskan waktu hanya memandangi sekeliling ruangan bernuansa putih tersebut. Rumah ini terlihat terlalu rapi untuk ukuran seorang pria.
Soobin terlonjak kaget ketika merasakan ada sesuatu yang mendarat di pangkuannya. Lama Soobin memandang seekor kucing siam berwarna ash brown yang mendusel di perutnya. Soobin pun mengelus kepala kucing tersebut yang membuat kucing itu memejamkan matanya lucu.
Soobin merasa familiar dengan kucing tersebut begitupun sebaliknya. Kucing itu bermanja-manja pada Soobin bagai bersama orang yang sudah dikenalnya. Atau mungkin kucing ini memang tipe yang jinak yang suka dekat dengan siapa saja, bahkan dekat dengan orang asing seperti Soobin. Namun bukankah itu sedikit aneh.
“Ah maafkan aku, aku meninggalkanmu terlalu lama sepertinya” ujar Taehyun yang baru saja selesai melakukan panggilan telepon bersama Kai. Ia pun duduk di sofa sebelah Soobin.
“Tidak apa-apa, aku juga tidak sendirian kok” sahut Soobin sambil mengelus-elus punggung kucing di pangkuannya. Taehyun memandang kucing yang tidur di pangkuan Soobin dengan tatapan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP | Soobtyun (On Going)
Fanfiction"Dari semua kebohongan yang pernah aku dengar, 'aku mencintaimu' adalah favoritku" - Taehyun *BXB (BoyXBoy) *Homophobic? DNI