*Double update ya, sebagai penebus dosaku yang updatenya molor terus*
***
Yeonjun mengelap bibirnya kasar setelah mendorong Soobin dan mendaratkan sebuah tamparan di wajahnya. Ia tidak habis pikir dengan sahabatnya yang melakukan hal menjijikan hanya untuk membalas perbuatan Taehyun.
"Kamu benar-benar gila Soobin. Sangat kekanak-kanakan." Yeonjun menjatuhkan badannya di sofa dengan paperbag di tangannya.
"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran." sahut Soobin sambil mengusap pipinya yang panas akibat tamparan penuh tenaga dari sahabatnya itu. Ia duduk di sofa di depan Yeonjun dan perhatiannya tertuju pada paperbag yang dibawa Yeonjun.
"Direktur Kai memberikan beberapa kotak roti padaku sebelum pulang kerja tadi. Katanya Taehyun yang membelikannya namun ia tidak akan mampu menghabiskannya sendirian." Yeonjun menjelaskan seolah tahu apa yang ingin ditanyakan Soobin padanya.
"Itu dari toko roti ibu Sunghoon" ucap Soobin yang membuat Yeonjun langsung memeriksa isi paperbagnya.
"Ah iya benar, bagaimana kamu tahu? Oh iya kamu kan memasang alat pelacak dan penyadap. Pasti kamu tahu Taehyun pergi kemana saja." ujar Yeonjun yang dengan santai membuka kotak kemasan roti yang ia bawa dan mencicipinya.
"Masalahnya Taehyun yang membeli roti -"
"Ya memangnya masalahnya apa? Toko roti ibu Sunghoon memang menjual roti untuk umum. Siapa saja bisa mampir dan membelinya, kan?"
"Taehyun mengenal Sunghoon -"
"Ya Sunghoon kan dulunya menyamar sebagai anggota Black Eagle, sudah pasti Taehyun mengenalnya." Yeonjun berceloteh tanpa menyadari jika Soobin sekarang terlihat kesal.
"Bisa tidak kamu tidak memotong kalimatku? Tunggu sampai aku selesai menceritakan semuanya"
"Oh maaf"
"Bukankah aneh, Sunghoon masuk ke Black Eagle dengan identitas palsu. Bagaimana bisa Taehyun, juga Kai, mengenal ibu Sunghoon. Aku tadi siang mendengarkan pembicaraan mereka berdua di apartemen Taehyun, Kai mengatakan pada Taehyun untuk berhenti memanggil ibu Sunghoon 'bibi' seolah ia adalah teman mendiang anaknya. Bukankah itu artinya mereka mengenal Sunghoon yang asli?"
Yeonjun hanya mengangguk-angguk seolah sebagai respon perkataan Soobin. Ia tidak ingin mengeluarkan suara yang akan membuat sahabatnya kesal.
"Dan satu lagi yang membuatku penasaran. Taehyun punya seekor kucing. Menurut Taehyun kucing itu akan mencakar siapapun yang datang ke apartemen Taehyun, tapi kucing itu malah tidur di pangkuanku. Dan kucing itu sangat mirip dengan kucingku yang diminta Sunghoon sebagai hadiah ulang tahun pacarnya yang entah siapa. Yang membuatku semakin berburuk sangka adalah ketika Kai mengatakan jika Taehyun sudah membunuh pemilik kucing tersebut. Apakah maksudnya itu Sunghoon? Apakah Taehyun yang membunuh Sunghoon?" ujar Soobin panjang lebar yang lalu dibalas helaan nafas oleh Yeonjun.
"Taehyun tidak mungkin membunuh Sunghoon. Sudahlah jangan berpikir aneh-aneh. Tidak perlu menyimpulkan hal yang tidak jelas." ujar Yeonjun sambil melahap sepotong roti.
"Tapi kucingnya itu mengenaliku. Dia pasti kucingku. Bagaimana bisa dia tidur nyaman di pangkuanku jika dia bukan kucingku." Soobin masih mencoba membuat Yeonjun menyetujui pendapatnya.
"Kamu lupa ya? Kucing liar yang baru pertama kali melihatmu saja langsung jinak jika kamu dekati. Kamu kan magnetnya kucing." Yeonjun terkekeh lalu melanjutkan mengigit rotinya.
"Berbicara denganmu hanya buang-buang waktu saja." Soobin bangkit dari duduknya dan masuk ke kamarnya. Meninggalkan Yeonjun yang seolah tidak peduli dengan hal yang sedang ia selidiki. Bahkan akhir-akhir ini Yeonjun selalu membela Taehyun dan Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP | Soobtyun (On Going)
Fanfiction"Dari semua kebohongan yang pernah aku dengar, 'aku mencintaimu' adalah favoritku" - Taehyun *BXB (BoyXBoy) *Homophobic? DNI