Sudah hampir 1 jam Soobin berdiam diri di parkiran basement apartemen Terry. Ia berdiri di samping tembok tidak jauh dari mobil Terry berada. Ia sedang berada di sambungan telepon dengan Yeonjun.
"Hahahaha bukankah kamu bilang kamu tidak mencintainya. Mengapa kamu sekarang seperti cacing kepanasan?" Yeonjun mengejek Soobin dari seberang sana.
"BANGSAT" pekik Soobin penuh amarah sambil menghantam tembok di depannya.
"Selamat menikmati rasanya terbakar api cemburu tuan muda Soobin yang terhormat, hahahaha..." Yeonjun tertawa terbahak-bahak lalu mematikan sambungan telepon.
Soobin benar-benar marah, harga dirinya terasa diinjak-injak. Memang siapa Taehyun itu berani-beraninya bermain api dengan dirinya.
Soobin menghantam tembok tak berdosa itu sekali lagi. Bahkan berkali-kali, meluapkan segala emosinya yang menguap di kepalanya.
"Apa yang kamu lakukan? Ayo kita berangkat" suara Terry tiba-tiba menginterupsi. Entah sejak kapan Terry berdiri di dekat mobilnya dan menunggu Soobin membuka pintunya.
Soobin berjalan mendekat dengan wajah datarnya, sementara Terry tersenyum semanis mungkin seolah tak berdosa. Tak jauh dari sana terlihat Taehyun yang memalingkan wajahnya dan masuk ke dalam mobilnya dengan cepat. Soobin hanya mampu menatap mobil biru itu melaju keluar dari area parkir.
Soobin mulai menginjak pedal gas, membawa Terry menuju ke lokasi syuting. Soobin dengan sekuat tenaga berusaha bersikap sebiasa mungkin. Terry hanya tersenyum tipis memperhatikan Soobin dari kursi belakang.
"Maafkan aku, aku sungguh menyesal karena kamu harus melihatku bercinta dengan kekasihku" ucap Terry dengan akting menyesalnya. Pantas saja Terry menjadi aktor terkenal, aktingnya sangat apik dan terlihat nyata.
"Aku yang minta maaf, seharusnya aku memencet bel saja bukannya langsung masuk seperti tadi." Soobin mencoba menanggapi Terry.
"Aku juga yang salah karena lupa jika dirimu akan datang, seharusnya kami melakukannya di kamar bukan di dapur seperti tadi" sahut Terry sedikit memanas-manasi.
"Aku tidak tahu jika kamu berkencan dengan Tuan Taehyun" Soobin mencoba mengulik informasi walau dalam hatinya begitu terbakar.
"Ah kamu mengenal kekasihku rupanya. Bagaimana bisa?"
"Tuan Taehyun sering datang ke perusahaan, dan siapa pula karyawan yang tidak mengenalnya"
"Oh iya, aku hampir melupakannya jika dia memang seterkenal itu di perusahaan. Tapi mereka semua justru mengira Taehyun berkencan dengan Kai. Kamu beruntung, karena hanya dirimu karyawan yang tahu faktanya jika Taehyun sebenarnya adalah kekasihku."
"Beruntung apanya, SIALAN" umpat Soobin dalam hati.
"Taehyun cantik kan?" tanya Terry lagi, membuat Soobin jengah. Soobin hanya mengangguk singkat, terlalu malas untuk menanggapi.
"Asal kamu tahu saja, aku tidak suka melihatmu menatap Taehyun seperti tadi. Jadi aku peringatkan jangan bersikap kurang ajar. Aku bisa saja mencongkel matamu itu, bahkan membunuhmu." Terry mengancam namun dengan nada yang ringan, seolah sedang bercanda.
"Membunuhku? Dalam mimpimu saja." ucap Soobin dalam hati sambil sedikit menarik sudut bibirnya. Tanpa Soobin sadari jika Terry melihatnya melalui kaca spion dan tersenyum remeh di belakangnya.
***
Taehyun memarkirkan mobilnya si depan sebuah toko roti di kawasan distrik 7. Dari dalam mobil ia memperhatikan seorang wanita paruh baya yang melayani beberapa pembeli dengan ramah.
Tak lama Taehyun pun turun dari mobilnya dan membawa seplastik apel segar yang ia beli di perjalanan tadi. Ia melangkah pelan memasuki toko dan duduk di salah satu kursi tunggu. Ia hanya mengamati wanita pemilik toko itu dalam diam sampai wanita itu lama kelamaan menyadari akan kehadiran Taehyun di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP | Soobtyun (On Going)
Fanfiction"Dari semua kebohongan yang pernah aku dengar, 'aku mencintaimu' adalah favoritku" - Taehyun *BXB (BoyXBoy) *Homophobic? DNI